Mohon tunggu...
Nelwiza
Nelwiza Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas 7

Guru Kelas 7

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ibu Pahlawanku

6 November 2022   22:20 Diperbarui: 7 November 2022   08:06 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Di kampung menjadi PNS itu menjadi kebanggaan. Tiap bulan terima gaji. Sakit ditanggung obatnya. Menjadi pegawai adalah cita-cita. Walaupun pegawai gajinya sebulan 4 juta. Di kampung juga berladang. Ada sawah untuk menghidupi keluarga. Sayuran tidak dibeli tinggal petik di belakang rumah. Mau masak lauk tinggal pancing di kolam. Untuk makan sehari-hari tidak membeli. Gaji bisa ditabung untuk naik haji. Itu cerita ibu waktu itu. 

Ibu saat anaknya dalam bersekolah sudah menghayalkan untuk ke depannya. Ibuku tidak mau  anaknya susah seperti beliau.  Biar ibu susah sekarang demi anak ibu ungkap beliau kepada kami. Rajin pangkal pandai malas pangkal bodoh. Apa yang ditanam sekarang itu yang akan dituai kemudian hari. 

Berakit-rakit ke hulu berenang-renang  ke tepian bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Pepatah ini selalu diucapkan ibu di depan kami semua. 

Semoga ibu diberi umur panjang, sehat selalu. Ibu adalah pahlawanku. Yang tidak mengenal lelah anak-anak yang disayang. Peluk cium dari kami sekeluarga untuk ibu.  

Penulis Nelwiza 

06 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun