Mohon tunggu...
Nelwiza
Nelwiza Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas 7

Guru Kelas 7

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Kalau Mudik Selalu Macet

5 Mei 2022   10:00 Diperbarui: 5 Mei 2022   16:05 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senyuman merobek kantong celanaku 

Tersenyumlah dari lubuk hati 

Pancaran sanubari menghias paras cantik 

Ikhlas tersenyum sedekah menghampiri ibadah sekaligus beramal 

Beramal tidak mengeluarkan plus dari kantong. 

Sesering mungkin beramal hidup sejahtera selalu bersama

Sedang sayang tiba-tiba meninggalkan keluarga yang ada di kampung halaman. Kebersamaan sedang terjalin kemudian berubah kesendirian merenungi jejak tawa riang gembira.  

Sehabis lebaran kembali ke perantauan harus mencari celah waktu sepi. Kalau mau pulang mencari pukul 02.00 malam. Jalanan lancar cepat sampai ke tempat tujuan. 

Antara mudik dan macet seperti kembar. Macet seperti dua sejoli yang tidak akan terpisahkan.

Dimana ada mudik disitu sudah menunggu si macet. Kesetiaan mereka berdua selalu ada.

Untuk memisahkan mereka berdua mempunyai trik tersendiri. Mencari celah jalanan jam sepi. Orang lagi enak tidur mulailah berangkat. 

Ada juga sih orang berjumpa dijalan tetapi agak sepi.  Pertambahan penduduk Indonesia semakin hari semakin meningkat itu salah satu penyebab macet. Mudik yang tertunda sudah 3 kali lebaran.

Sedang disayang anak beranak pada waktu ditentukan mereka harus berpisah Berpisah melanjutkan pekerjaan yang sudah menunggu. Bagi kerja kantoran segera bekerja lagi. 

Bagi seorang guru harus masuk hari Senin tanggal 09 Mei 2022.  Peserta didiknya sudah menunggu pada hari itu. 

Selamat sampai ditempat bekerja salam rangka menyukseskan anak bangsa yang dicintai. Semoga tidak ada hambatan di jalan. 

Selamat tinggal kampung halaman ranah Minang tercinta. 

img-20220312-065307-627340b6ef62f6423c6c3e02.jpg
img-20220312-065307-627340b6ef62f6423c6c3e02.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun