Sehabis sahur menunggu Imsyak 4.48 WIB.  Saya  duduk sambil melihat  hp kesayangan. Karena hp ini membuat diriku bisa berleluasa mendapatkan informasi yang menarik untuk dijadikan bahan topik atau gagasan untuk menulis.
Berselang waktu melihat hp azan mulai memanggil untuk melaksanakan perintah dari Sang Pencipta. Yang harus dilakukan sesegera mungkin. Karena itulah tempat sandaran hidup dan mati. Sakit  senang tempat berkeluh kesah.Â
Saya menuju tempat berwudhuk. Mukena dipasang untuk mendekatkan diri seraya berdoa. Tempat mencurahkan hati yang yang gundah gulana menghadapi kehidupan berbagai cobaan.Â
Dengan bersandar kepada Yang Maha Khalik hati akan "tentram". Semua isi jagat raya hanya "kepunyaan"Tuhan semata. Ingin minta apa saja bisa tapi dengan syarat usahakan. Maka berusahalah dengan jujur senantiasa Tuhan akan mengabulkan.
Begitu juga tubuh yang diciptakan  berupa paras yang elok. Paras yang ganteng bagi kaum lelaki, "cantik molek" bagi kaum hawa. Semua itu dijaga dengan baik agar tetap sehat.Â
Lebih di bulan puasa ini kita sahur dengan makan yang mengenyangkan. Sebaiknya tidak dibawa tidur. Alangkah baiknya dibawa membaca. Boleh membaca buku atau membaca "Al Qur'an". Di bawa ke yang bermanfaat agar terjaga kegantengan dan kecantikan yang alami. Ganteng dan cantik yang alami adalah dari hati yang baik.
Tidur sehabis sahur tidak bagus untuk kesehatan. Akan mendatangkan penyakit karena perut masih kenyang. Akan terjadi tumpukan lemak atau bagi yang sudah berumur 40 tahun ke atas akan.memicu "penyakit gula".Â
Semoga dapat menahan kantuknya sehabis sahur agar sehat selama bulan Ramadhan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H