[caption id="attachment_335280" align="aligncenter" width="259" caption="Pedagang Sala Lauak di Sepanjang Pantai Gandoriah (piamantacinto.blogspot.com)"]
Setelah saya puas menikmati pantai dengan segala jenis penganannya, saya baru beralih ke pasar yang tidak jauh dari stasiun. Di jalan raya di depan pasar ini, biasanya Tabuik dipamerkan. Dan biasanya terdapat satu panggung besar yang dapat berfungsi sebagai panggung hiburan, terletak tidak jauh dari Tabuik. Bagi muda-mudi yang menunggu Tabuik dibuang ke laut, biasanya menghabiskan waktu di sekitar Tabuik ini, atau duduk-duduk di pantai menikmati Sunset.
Tabuik dengan segala keindahannya selalu menarik, dan membekas di hati pengunjung. Salah satu teman kampus saya, Puput, yang berasal dari Kota Pariaman, mengatakan, “Saya tidak akan pernah melupakan tradisi Tabuik, sebab Tabuik adalah tradisi turun-temurun, dan saya dibesarkan dengan tradisi itu. Rumah saya tidak jauh dari pantai Gandoriah.” Ungkapnya sambil tertawa.
Ya, beginilah kami anak rantau. Selalu ada hal yang menarik kami untuk pulang dan mengujungi kampung halaman. Dan disatu sisi, ada hal yang menarik kami untuk mengunjungi kota-kota di luar kota kelahiran kami. Semuanya karena kewonderfullan Indonesia, karena keberagaman Indonesia, dan karena kekayaan alam dan budaya Indonesia. I’m proud to be an Indonesian!
Tulisan ini diiukutsertakan dalam lomba menulis Kemenparekraf “Membingkai Indonesia Melalui Cerita dan Foto Perjalanan”, http://www.indonesia.travel/wonderfulindonesia
Referensi:
http://dofra-newsholic.blogspot.com/2012/11/prosesi-ritual-budaya-hoyak-tabuik.html
http://www.indonesia.travel/id/destination/624/pariaman/article/59/tabuik-di-pariaman
http://www.sumbaronline.com/berita-20302-ini-dia-jadwal-lengkap-tabuik-pariaman-2014.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H