Ada hal yang selalu membuat saya tertarik dengan kota Pariaman, adalah pesta Tabuiknya. Tabuik adalah perayaan memperingati hari Asy Syura (10 Muharram). Terakhir kali saya melihat pesta tabuik adalah 19 Desember 2010, sudah cukup lama memang, 4 tahun silam. Dan sekarang saya begitu tertarik menyaksikannya kembali. Namun, karena sekarang saya menuntut ilmu di luar kota, terpaksa hasrat tersebut saya pendam.
Dulu, (mungkin) saya tidak tahu pasti arti Tabuik, dan saya tidak tahu makna yang terkandung di dalamnya, yang saya tahu hanyalah kemeriahannya, yang membuat saya tidak pernah absen menyaksikan pesta Tabuik. Ya, sebelum 19 Desember 2010, saya rutin menyaksikan pesta yang dihelat sekali dalam setahun ini. Ayah selalu mengajak saya untuk melihat acara ini di hari puncaknya, tapi Ayah tidak pernah menceritakan secara gamblang tentang sejarah Tabuik, dan saya pun juga tidak terlalu antusias mendengarkan jika ada yang bercerita. Namun, saya sempat mendengar sedikit cerita tentang Tabuik dari mulut Ibu-ibu di sekitar tempat tinggal saya di Padang, dari selentingan berita di TV, atau dari secarik kabar di Koran. Satu yang paling saya ingat, Tabuik merupakan upacara memperingati wafatnya cucu Nabi Muhammmad SAW, saidina Hassan dan Husein.
Kisah saidina Hassan dan Husein ini sangat menarik buat saya, hingga saya juga tertarik untuk mencari informasi tentang pesta Tabuik, hingga kini saya sudah mengetahui makna dan sejarahnya.
Arti Kata Tabuik
Menurut sumber yang saya baca, kata Tabuik berasal dari bahasa Arab dan mempunyai beberapa pengertian, diantaranya, Tabuik diartikan sebagai ‘keranda’ atau ‘peti mati’. Di sisi lain, Tabuik juga diartikan sebagaipeti pusaka peninggalan Nabi Musa yang digunakan untuk menyimpan naskah perjanjian Bani Israel dengan Allah SWT.
Sejarah Tabuik
Sejarah Tabuik tidak terlepas dari kisah saidina Hassan dan Husein. Hassan bin Ali dan Husein bin Ali adalah dua orang cucu kesayangan Nabi Muhammad SAW. yang wafat di Padang Karbala, Iraq, pada tanggal 10 Muharam 61 Hijrah (681 Masehi). Saya pikir, inilah alasan kenapa Tabuik (puncak acaranya) diperingati setiap tanggal 10 Muharam.
Saya sempat mendengar cerita dari Ibu-ibu di sekitar kota Pariaman tentang kisah saidina Hassan dan Husein, bahwa kondisi tubuh saidina Husein ketika wafat cukup menyedihkan, kepalanya terpisah dengan badannya. Kepala saidina Husein dipenggal oleh tentara Muawiyah. Saya rasa hal ini juga yang membuat umat Muslim di seluruh dunia mengenang wafatnya Hassan dan Husein. Konon katanya, jenazah saidina Husein diangkat ke langit menggunakan Bouraq. Menyebut kata Bouraq saya jadi teringat peristiwa Isra dan Mikraj, karena Nabi Muhammad SAW juga menggunakan Bouraq dalam melakukan perjalanan Isra dan Mikraj. Saya membayangkan seperti apa rupa Bouraq tersebut. Ya, bisa disimbolkan seperti bangunan Tabuik ini! kata Ayah kala itu.
[caption id="attachment_335245" align="aligncenter" width="191" caption="Bouraq (metafisis.net)"][/caption]
[caption id="attachment_335247" align="aligncenter" width="275" caption="Tabuik (metafisis.net)"]
Kini Tabuik bukan sekedar tradisi atau upacara semata, melainkan sudah menjadi ajang wisata atau festival tahunan di Kota Pariaman. Setiap tahun pesta Tabuik selalu dibanjiri ribuan pengunjung. Pengunjung datang dari berbagai pelosok, mulai dari pelosok Sumatera Barat, luar provinsi, bahkan dari mancanegara. Ya, turis atau wisatawan asing juga turut menyaksikan pesta ini. Waktu saya menyaksikan pesta Tabuik tahun 2010, saya sempat tidak kebagian tempat duduk di kereta api karena saking banyaknya penumpang kereta yang ke Pariaman ingin menyaksikan pesta Tabuik.
[caption id="attachment_335248" align="aligncenter" width="320" caption="Banyaknya Penumpang yang Menunggu Kereta (dok.pri)"]
[caption id="attachment_335261" align="aligncenter" width="301" caption="Tabuik Juga disaksikan Wisatawan Mancanegara (muslimminang.wordpress.com)"]
Bentuk Tabuik
Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, bentuk Tabuik diilhami dari Bouraq. Jika dilihat sekilas ada yang mengatakan Tabuik berbentuk menari tinggi, dan ada yang mengatakan berbentuk gapura petak. Namun dari penglihatan saya Tabuik lebih berbentuk kuda berkepala manusia, seperti rupa Bouraq, sebagaimana yang dikatakan Ayah saya. Saya memperhatikan dengan seksama kala itu, karena memang saat itu Tabuik sedang dipajang di tanah lapang sebelum dibuang ke laut, dan setiap orang boleh mendekati Tabuik bahkan memegangnya, tentu saja jangan sampai merusaknya. Tampaknya Tabuik ini begitu berat karena pondasinya terbuat dari bambu yang sangat besar.
[caption id="attachment_335262" align="aligncenter" width="510" caption="Tabuik yang Dipajang di Tananh Lapang Sebelum Dibuang ke Laut (rangpisang.wordpress.com)"]
Saya sangat senang melihat rupa Tabuik ini, bentuknya indah, karena memang dihiasi dengan kertas warna-warni dan kain beludru di sana-sini. Tapi yang paling menarik buat saya adalah tiruan kepala manusianya. Sebenarnya ini lebih tepat disebut tiruan kepala wanita, sebab wajahnya sangat cantik, dihiasi dengan rambut panjang tergerai, dan kadang ada yang dipakaikan kerudung. Pengunjung yang lainnya juga tak kalah senang dengan saya, banyak dari mereka yang menyempatkan berfoto dengan Tabuik, dan saya juga tak mau ketinggalan. Tapi saya tidak bisa memamerkan foto saya dengan Tabuik di sini, karena di foto itu saya belum mengenakan kerudung.
Pembuatan Tabuik
Saya selisik lebih lanjut lagi, Tabuik katanya dibuat oleh dua kubu. Kubu di sini maksudnya dua kelompok masyarakat Pariaman. Saya sempat membaca di Koran lokal Sumatera Barat, dua kubu ini selalu berkelahi selama pesta Tabuik berlangsung. Dan memang benar adanya, waktu saya menonton pesta Tabuik 4 tahun silam, saya sempat menyaksikan hal ini, dimana ada sebagian anak-anak dan remaja yang saling melempar batu di sekitar Tabuik yang dipajang. Namun waktu itu tidak ada yang terluka.
Pembuatan tabuik dapat memakan biaya hingga puluhan juta rupiah, sebab Tabuik dibuat dengan cara tidak sembarangan. Pembuatannya melibatkan orang-orang penting seperti, ahli budaya dan sejarah, serta tokoh masyarakat. Dan tentunya dibantu oleh masyarakat setempat, mereka saling bahu-membahu membuat Tabuik secara bersama-sama.
Upacara Tabuik
Upacara Tabuik dimulai dari pembuatan Tabuik hingga puncaknya pembuangan Tabuik ke laut, yaitu ke pantai Gandoriah. Prosesi pembuatan Tabuik ini dimulai dengan:
- Mengambil tanah (tanggal 1 Muharram)
- Menebang batang pisang (tanggal 5 Muharram)
- Peristiwa maatam (tanggal 7 Muharram)
- Maarak jari-jari (tanggal 7 Muharram)
- Maarak saroban/sorban (petang tanggal 8 Muharram)
- Tabuik naik pangkat (dini hari tanggal 10 Muharram)
- Pesta hoyak Tabuik (tanggal 10 Muharram)Pembuangan
- Tabuik dibuang ke laut (petang tanggal 10 Muharram)
Pembuangan Tabuik ke laut diusung oleh ratusan orang lelaki sambil menyorakkan, “Hoyak Tabuik!” dan diiringi oleh alat musik gendang tasa. Pembuangan Tabuik ke laut ini disaksikan oleh ribuan manusia, namun sayang saya tidak pernah menyaksikan puncak acara Tabuik yang selalu diselenggarakan sore hari ini, karena saya tidak ingin ketinggalan kereta ke Padang. Namun, bagi Anda yang menginap di lokasi setempat, masih ada kesempatan besar untuk menyaksikannya.
[caption id="attachment_335284" align="aligncenter" width="278" caption="Arak-arakan Tabuik dengan Gendang Tasa (hariansinggalang.co.id)"]
[caption id="attachment_335263" align="aligncenter" width="309" caption="Tabuik dibuang ke Laut (inioke.com)"]
Setelah mengetahui sejarah Tabuik saya semakin antusias untuk menyaksikannya. Namun sayang, saya masih belum bisa menyaksikan pesta tersebut tahun ini. Pesta Tabuik untuk tahun ini baru saja usai dihelat tanggal 9 November kemaren. Berikut adalah jadwal Acara Pesta Budaya Tabuik kemaren.
JADWAL ACARA PESTA BUDAYA TABUIK PIAMAN 2014
Hari / Tanggal Jam Kegiatan / Acara Lokasi Acara
1. Sabtu / 25 Okt 2104
16.00 – Ritual Maambiak Tanah Pauh-Galombang
2. Minggu / 26 Okt 2014
08.00 - 23.00 – MembuatKerangka Dasar Tabuik Rumah Pasa Tabuik dan Subarang
3. Senin / 27 Okt 2014
08.00 - 23.00 – Lanjutan Pembuatan Tabuik Rumah Tabuik Pasa dan Subarang
4. Selasa / 28 Okt 2014
08.00 - 23.00 – Membuat Kerangka Dasar Tabuik Rumah Tabuik Pasa dan Subarang
17.00 – Ritual Manabang Batang Pisang Galombang – Kampuang Kaliang
5. Rabu / 29 Okt 2014
08.00 - 23.00 – Lanjutan Pembuatan Tabuik Rumah Pasa Tabuik dan Subarang
14.00 – Maradai Pasa dan Subarang
6. Kamis / 30 Okt 2014
08.00 - 23.00 – Lanjutan Pembuatan Tabuik Rumah Tabuik Pasa dan Subarang
13.00 – Ritual Maatam Daraga Tabuik Pasa dan Subarang
7. Jumat / 31 Okt 2014
08.00 - 23.00 – Lanjutan Pembuatan Tabuik Rumah Tabuik Pasa dan Subarang
19.00 – Maarak Jari-Jari Pasa dan Subarang
8. Sabtu / 1 Nov 2014
08.00 - 23.00 – Merias Tabuik, Rumah TabuikPasa dan Subarang
19.00 – Maarak Saroban Pasa dan Subarang
9. Minggu / 2 Nov 2014
08.00 - 23.00 – Lanjutan Merias Tabuik Pasa dan Subarang
20.00 - 22.00 – Paket Seni Sanggar Darak Badarak (Kota Pariaman) Lapangan Merdeka
22.00 - 23.00 – Paket Seni Sanggar Binuang Sati (Tandikek, Kab.Pdg.Pariaman) Lapangan Merdeka
10. Senin / 3 Nov 2014
08.00 - 23.00 – Lanjutan Merias Tabuik, Rumah Tabuik Pasa dan Subarang
20.00 - 22.00 – Paket Seni Sanggar Carano (Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman) Lapangan Merdeka
22.00 - 23.00 – Paket Seni Dendang Taman Budaya (Padang) Lapangan Merdeka
11. Selasa / 4 Nov 2014
08.00 - 23.00 – Lanjutan Merias Tabuik, Rumah Tabuik Pasa dan Subarang
20.00 - 22.00 – Paket Seni Mustika Minang 2 (SMKN 4 Kota Pariaman) Lapangan Merdeka
22.00 - 23.00 – Paket Seni Talempong Goyang Lapangan Merdeka
12. Rabu / 5 Nov 2014
08.00 - 23.00 – Lanjutan Merias Tabuik, Rumah Tabuik Pasa dan Subarang
20.00 - 22.00 – Paket Seni Must Muda (Provinsi Jambi) Lapangan Merdeka
22.00 - 23.00 Paket Seni Band Talempong Goyang, Lapangan Merdeka
13. Kamis / 6 Nov 2014
08.00 - 23.00 – Lanjutan Merias Tabuik, Rumah Tabuik Pasa dan Subarang
20.00 - 22.00 – Paket Seni Karak Anyia, Lapangan Merdeka
22.00 - 23.00 – Paket Seni Kabupaten Dharmasraya, Lapangan Merdeka
14. Jumat / 7 Nov 2014
08.00 - 23.00 – Lanjutan Merias Tabuik, Rumah Tabuik Pasa dan Subarang
20.00 - 22.00 – Paket Seni Bengkulu, Lapangan Merdeka
22.00 - 23.00 – Paket Seni Pekanbaru (Riau), Lapangan Merdeka
15. Sabtu / 8 Nov 2014
08.00 - 23.00 – Lanjutan Merias Tabuik, Rumah Tabuik Pasa dan Subarang
20.00 - 23.00 – Paket Seni Medan (Sumut), Lapangan Merdeka
16. Minggu / 9 Nov 2014
05.00 - 09.00 – Tabuik Naiak Pangkek, Lapangan Merdeka
09.00 - 12.00 – Band Talempong Goyang, Lapangan Merdeka
12.00 - 14.00 – Istirahat untuk shalat dan makan (Ishama)
14.00 - 14.10 – Tari Ulu Ambek, Lapangan Merdeka
14.10 - 14.20 – Pembacaan Ayat Suci Al-Quran, Lapangan Merdeka
14.20 - 14.50 – Band Talempong Goyang, Lapangan Merdeka
14.50 - 15.00 – Hoyak Tabuik Pasa dan Subarang, Lapangan Merdeka
15.00 - 15.10 – Laporan Ketua Panitia, Lapangan Merdeka
15.10 - 15.20 – Sambutan Walikota Pariaman, Lapangan Merdeka
15.20 - 15.30 – Sambutan Duta Besar Iran, Lapangan Merdeka
15.30 - 15.40 – Sambutan Gubernur Sumatera Barat, Lapangan Merdeka
15.40 - 16.00 – Pengarahan sekaligus Peresmian Hoyak Tabuik oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Lapangan Merdeka
16.00 - 16.10 – Doa bersama, Lapangan Merdeka
16.10 - 16.20 – Tari Kolosal, Lapangan Merdeka
16.20 - 16.40 – Parade Gandang Tasa, Lapangan Merdeka
16.40 - 17.20 – Hoyak Tabuik Pasa dan Subarang, Lapangan Merdeka
17.20 - 18.00 – Tabuik dibuang ke laut, Pantai Gandoriah
[caption id="attachment_335271" align="aligncenter" width="300" caption="Jadwal Acara Tabuik 2014 (pariamankota.go.id)"]
Bagi Anda yang berasal dari luar kota dan berminat untuk menyaksikan pertunjukan Tabuik tahun depan tidak usah khawatir, karena di sekitar lokasi ada beberapa hotel. Untuk akses transportasi ke Pariaman cukup mudah, bisa ditempuh dengan dua jalur transportasi dari Padang, yaitu dengan menggunakan kereta api, dan menggunakan bus. Jika Anda menggunakan kereta api bisa naik dari stasiun kereta api Simpang Haru, atau stasiun kereta api Tabing. Karcisnya cukup murah, waktu itu saya membayar Rp 10.000,-/orang dari stasiun Tabing. Tarif karcis mengalami kenaikan di hari libur, namun di hari-hari biasa karcis Padang-Pariaman hanya Rp 2.500,-/orang. Tarif ini bisa naik sewaktu-waktu. Kereta api nanti akan berhenti di stasiun Pariaman, di depan pantai Gandoriah. Di stasiun Pariaman inilah penghujung rel kereta api, lewat dari stasiun tersebut tidak ada lagi rel kereta, artinya kereta api dari Padang hanya sampai di situ, Pariaman. Setelah turun dari stasiun Anda tidak perlu menyambung kendaraan lagi, karena pasar dapat dijangkau dengan berjalan kaki. Dan jika Anda menggunakan bus, bisa naik dari Tabing dengan ongkos sekitar Rp 15.000,- hingga Rp 20.000,-. Cukup satu kali naik bis.
Saya sendiri lebih senang menggunakan kereta api, karena pemandangan sepanjang perjalanan sangat bagus. Ketika sampai di Pariaman yang saya lakukan adalah bermain-main di tepi pantai Gandoriah sepuasnya, banyak penganan yang dijual di sini, yang paling terkenal adalah ‘Sala Lauak’ yaitu, adonan tepung dengan ikan, yang bewarna kuning, lalu dibulatkan, dan digoreng. Bentuknya kecil-kecil tidak lebih besar dari bola pimpong. Ada juga sala yang dari udang, kepiting, banyak jenisnya. Selain itu ada juga ‘nasi sek’ yang disingkat dari nasi seratus kenyang. Jika Anda penasaran dengan nasi sek, bisa dicoba jika berkunjung ke Pariaman. Nasi ini sangat mudah ditemukan di sepanjang pantai Gandoriah.
[caption id="attachment_335276" align="aligncenter" width="290" caption="Sala Lauak (candukuliner.blogspot.com)"]