Dari ekskursi ini, saya pulang dengan kesadaran bahwa membangun toleransi bukan hanya tugas pemerintah atau guru agama di sekolah, melainkan tanggung jawab kita sebagai individu. Sebagai generasi muda, kita memiliki tugas untuk melestarikan dan menghargai perbedaan yang ada di Indonesia. Toleransi adalah bagian dari karakter yang harus dibangun dalam diri kita, bukan hanya untuk hidup bersama dalam damai tetapi juga untuk menjadi bangsa yang maju dan beradab.
Pengalaman ekskursi di Pondok Pesantren Bismillah memberikan pelajaran berharga yang akan selalu saya bawa. Saya belajar bahwa toleransi bukan sekadar kata yang diucapkan, melainkan sikap yang harus dihidupi. Tanpa toleransi, kita kehilangan identitas sebagai bangsa yang beragam namun satu. Sungguh, ekskursi ini bukan hanya perjalanan singkat, tetapi sebuah pembelajaran hidup yang berkesan.
Ekskursi ini adalah pengingat bahwa kita, sebagai Kanisian dan sebagai warga Indonesia, perlu terus membangun diri untuk menjadi pribadi yang toleran dan berkarakter. Inilah formasi diri yang sesungguhnya---menjadi pelajar yang tidak hanya pintar, tetapi juga bijaksana dalam menghargai perbedaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H