Seorang prajurit pasti mem per lengkapi dirinya dengan senjata dan tameng sebelum berperang. Latihan fisik dan mental pun sudah menjadi "makanan" sehari- hari. Karena itu ketika ia berada di Medan peperangan, ia sudah siap.
Seorang raja mengajak panglimanya berperang bersama untuk menghadapi pemberontak. Namun, setelah berkeliling tujuh hari perjalanan ia menghadapi kesulitan, karena tidak mendapatkan air untuk para tentara dan hewan tunggangan mereka. Jika keadaan seperti ini bisa bisa bisa prajurit dan hewan tunggangan mereka bisa mati kekurangan air. Dan pemberontak pun dapat dengan mudah menyerang mereka. Beruntung di sekitar rute yang mereka lewati si panglima berjumpa dengan tetua perang yang sudah pensiun. Maka tetua perang yang kebetulan paham area sekitara ia menunjukkan sumber mata air terdekat kepada sang raja dan panglima. maka mereka pun singgah sejenak untuk mengisi kendi kendi air mereka.
Selesai beristirahat merekapun melanjutkan perjalanan untuk menyerbu markas pemberontak, setelah dekat dengan markas pemberontak merekapun mengatur strategi perang dan juga berdoa kepada Tuhan mereka supaya di beri kemenangan.mereka pun menyerbu markas pemberontak tersebut dan akhirnya menang.
" Latihan fisik dan mental tidak cukup untuk kita menghadapi badai kehidupan ini tetapi ingatlah slalu mendekatkan diri kepada yang maha kuasa karena ialah yang mampu mengatur dan mengubah skenario kehidupan ini "
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H