Sumber foto: data.tribunnews.com
Hai bagi oknum yang tidak suka Bantuan Negara Amerika, Eropa atau Negara lain selain Negara yang anda sukai, kenapa tidak turun ke jalan menolak bantuan atau Menggunakan Kapal USS Sampson milik Amerika Serikat?
Kapal USS Sampson milik Amerika Serikat telah mengevaukasi total 12 jenazah korban AirAsia QZ8501. Informasi ini bahkan cukup mengagetkan Basarnas yang ada di Lanud Iskandar. Informasi yang beredar sebelumnya, jenazah yang ditemukan oleh USS Sampson berjumlah sebanyak enam orang. Kenapa anda (oknum) yang tidak suka Amerika dan Eropa tidak turun demo menolak Amerika mengevakuasi 12 jenazah korban AirAsia QZ8501? Kapal USS Sampson milik angkatan laut Amerika Serikat (US Navy) berhasil mengevakuasi 12 jenazah di hari pertama tiba
Sebagai informasi tentang kapal SS Sampson DD-102 adalah salah satu jenis kapal perang penghancur yang dimiliki Angkatan Laut Amerika. Ada 3 kapal perang lain yang bernama serupa. 2 Kapal pertama yang bernama USS Sampson DD-63 dan DD-394 digunakan di Perang Dunia I dan II. Nama Sampson digunakan militer Amerika untuk menghormati Laksamana William T Sampson. Kapal ini memiliki panjang sekitar 155,3 meter dan lebar 20 meter, serta jarak vertikal antara garis air sampai dengan lunas kapal, 9,4 meter. Apa saja keunggulan USS Sampson sehingga mampu menemukan lebih banyak korban dan mengevakusi ke Pangkalanbun?
Sistem sonar canggih
USS Sampson dilengkapi sistem radar dan sonar canggih yang sangat dibutuhkan untuk pencarian AirAsia QZ8501. Sistem radar USS Sampsons bahkan berteknologi 3D. Sonar yang memperkuat kapal ini sangat beragam. Mulai dari sonar aktif, hingga sinar sonar yang ditarik di belakang kapal. Kapal jenis ini juga dilengkapi dengan pendeteksi ranjau anti-kapal. Jarak deteksi ranjau pun bisa mencapai 1.400 yard. Komando Laut Pasifik AS telah mengotorisasikan Armada ke-7 untuk memerintahkan USS Sampson melakukan pencarian pesawat AirAsia QZ8501 (Sumber)
Jet Amfibi BE-200 RUSIA
Sumber: assets.kompas.com/data
Jet Amfibi BE-200 pesawat Jet Amfibi Beriev Be-200 dari Rusia rencananya dengan Tim Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Mereka akan terlibat dalam tim pencarian dan evakuasi korban pesawat AirAsia QZ8501. Konselor Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia Veronika Novoseltseva mengatakan Be-200 adalah pesawat amfibi yang bisa mendarat di laut. "Itu peralatan paling modern dan canggih, kedalaman sampai 1000 meter," kata Veronika kepada wartawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Jumat (2/1/2015) kemarin. (Sumber)
Pesawat Beriev Be-200 memiliki panjang 32 meter, tinggi 8,9 meter dan lebar sayap 32,8 meter. Kecepatan maksimal pesawat ini di udara mencapai 700 km/jam, sementara kecepatan pesawat di atas permukaan laut bisa sampai 560 km/jam.
Pesawat ini bisa lepas landas dari atas permukaan air karena bagian bawah badan pesawat dibuat seperti lambung kapal laut, sementara mesin penggerak terletak di bagian atas sayap sehingga tidak tersentuh oleh air.
Awalnya Be-200 diproduksi untuk memenuhi kebutuhan militer dan didesain sebagai pesawat penerjun dan penyelamatan. Dalam perkembangannya pesawat ini juga dimodifikasi sehingga bisa difungsikan sebagai pesawat penghancur kapal laut
Penulis tidak tau apakah ada hal tertentu yang mereka inginkan sehingga mereka mau membantu evakuasi korban Airasia. Penulis meyakini bahwa kerja sama antar Negara kerja sama multirateral sangat penting dijalin dengan baik untuk kepentingan Nasional.
Merujuk Sasaran Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia bahwa Kerjasama Multilateral Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri, Nomor 00148/PL/II/2010/46/06 tentang Penetapan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Multilateral Tahun 2010-2014, maka sasaran yang hendak dicapai dalam pemantapan politik luar negeri dan peningkatan kerja sama internasional dalam bidang multilateral adalah meningkatnya peran aktif Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dan keamanan internasional, pemajuan dan perlindungan HAM, kerjasama kemanusiaan serta meningkatnya pembangunan ekonomi, sosial budaya, keuangan, lingkungan hidup, perdagangan, perindustrian, investasi, komoditi, dan perlindungan hak kekayaan intelektual melalui penguatan kerjasama multilateral.(sumber: http://www.kemlu.go.id)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H