Sering kali kita berpikir bahwa keterbatasan pendidikan selalu berkorelasi dengan keterbatasan ekonomi. Namun, sebuah desa kecil di Sumatera Selatan membuktikan bahwa anggapan ini tidak selalu benar. Di desa ini, meskipun kondisi ekonominya lebih dari cukup, namun kesadaran akan pendidikan masih kurang, termasuk kurangnya kesadaran untuk merawat fasilitas sekolah secara bersama sehinggan membuat fasilitas pendidikan sangat tidak memadai. Mari kita telusuri lebih dalam mengapa hal ini bisa terjadi.
Fasilitas Pendidikan yang Memprihatinkan
ruang kelas. Tidak ada perpustakaan, toilet yang memadai, kantor, pagar, atau area parkir. Kondisi ini tentunya jauh dari ideal untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.Â
Salah satu SMP di desa tersebut adalah contoh nyata dari keterbatasan fasilitas pendidikan. Sekolah ini memiliki kurang dari 100 siswa dan 11 guru, namun hanya terdapat tigaNamun perlu disadari bahwa keadaan in tidak serta merta menjadi tanggung jawab pihak pemerintah dan guru. Pada dasarnya pihak pemerintah dan guru telah berusaha untuk memberikan fasilitas yang memadai, namun rusaknya fasilitas sering diakibatkan lingkungan yang kurang mendukung untuk bersama-sama merawat fasilitas tersebut.
Kurangnya Kesadaran dan Keterlibatan Orang Tua
Selain fasilitas yang minim, keterlibatan dan kesadaran orang tua terhadap pendidikan anak-anak mereka juga masih kurang. Banyak orang tua yang belum menyadari pentingnya pendidikan bagi masa depan anak-anak mereka. Mereka cenderung memandang bahwa pendidikan bukanlah prioritas utama. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya siswa yang jarang masuk sekolah, namun ketika dilakukan penelurusan pihak orang tua tidak mempermasalahkan ketika anak tersebut tidak berangkat.
Kondisi Ekonomi Desa yang Memadai
Ironisnya, kondisi ekonomi di desa ini sebenarnya lebih dari cukup. Mayoritas penduduk memiliki pekerjaan yang menghasilkan pendapatan memadai. Namun, kesadaran akan pentingnya pendidikan masih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan dana tidak selalu diikuti dengan peningkatan kualitas pendidikan. Bukti lain yang mendukung adalah mayoritas siswa di SD maupun SMP membawa kendaraan pribadi berupa sepeda listrik atau sepeda motor meskipun jarak dari rumah ke sokalah dekat.
Akses Jalan yang Rusak: Penghambat Informasi dan Perubahan Mindset
Salah satu faktor utama yang menyebabkan keterbatasan pendidikan di desa ini adalah akses jalan yang rusak. Jalan yang tidak memadai menghambat pertukaran informasi secara langsung dengan orang dari daerah lain. Akibatnya, mindset masyarakat cenderung statis atau fixed mindset. Mereka sulit menerima perubahan dan inovasi, termasuk dalam hal pendidikan.