Mohon tunggu...
Nelly Vikiladyla Della
Nelly Vikiladyla Della Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa / Universitas Diponegoro

Mahasiswa PPG sekaligus S2 Biologi yang hobi nonton drakor dan ikut kegiatan volunteer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Asian Value sebagai Perempuan

19 Juli 2024   12:30 Diperbarui: 19 Juli 2024   12:39 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang Asian Value, tentu ini merujuk pada nilai-nilai yang banyak dianut oleh orang-orang asia. Meskipun secara area, Asia sangatlah luas, namun banyak nilai-nilai yang dipercayai secara umum oleh hampir seluruh orang di Asia sehingga nilai-nilai ini menjadi karakteritik Asia. Kali ini yang akan dibahas adalah bagamana asian value untuk perempuan asia.  Ada beberapa asian value yang berkembang di perempuan asia, misalnya : 

  • Kesopana dan kesantunan. Perempuan diajarkan untuk bertindak sopan dan sntun kepada orang lain, terutama kepada yang lebih tua dan anggota keluarga laki-laki. Nilai ini adalah nilai yang baik, namun memberikan kesan bahwa laki-laki jauh lebih dihormati dibandingkan dengan perempuan. Namun, perlu kita ketahui, terlepas dari gender laki-laki atau perempuan sudah selayaknya kita sebagai manusia yang beradab harus saling menghormati dan menghargai dengan cara bersikap sopan dan santun satu sama lain. Pada nilai kesopanan dan kesantunan ini seharusnya tidak ada pihak yang merasa superior dan merasa berkedudukan paling tinggi. 
  • Peran keluarga dan ibu rumah tangga. Di banyak budaya asi, perempuan sering kali dianggap sebagai penjaga rumah dan pengasuh utama anak-anak. Tanggung jawab ini sering kali dilihat sebagai panggilan utama mereka. Konsep asian value ini sering mendapatkan kritikan dari pegiat feminisme yang menjunjung dan memperjuangkan kesetaraan gender. Konsep ini sering disebut sebagai salah satu alasan mengapa wanita tidak bisa berkembang untuk mengejar cita-citanya atau berkarir. Padahal tugas mengurus rumah dan menjaga anak seharusnya menjadi tanggung jawab bersama antara perempuan dan laki-laki. Pembagian tugas harus berdasarkan diskusi dan kesepakatan bersama tanpa memberatkan atau merugikan salah satu pihak. 
  • Penghormatan terhadap orang tua dan keluarga. Nilai-nilai Konfusianisme yang kuat di banyak negara Asia menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua. Perempuan diharapkan menunjukkan rasa hormat dan merawat orang tua mereka. 
  • Kebajikan dan kesederhanaan. Perempuan sering kali didorong untuk menunjukkan kebajikan moral, termasuk kesederhanaan dalam berpakaian dan perilaku.
  • Pendidikan dan Pengembangan diri. Meskipun tradisional, nilai ini semakin berkembang di banyak negara Asia. Pendidikan perempuan sekarang lebih diprioritaskan dan mereka didorong untuk mengejar pendidikan tinggi dan pengembangan diri. Realita di sekitar, kita masih sering menemui fakta yanng kontradiktif dengan pernyataan ini. Masih ditemuui pemikiran-pemikiran bahwa pendidikan bagi perempuan adalah hal yang tidak penting. 
  • Peran dan Komunitas. Perempuan juga sering kali memiliki peran penting dalam komunitas mereka, baik dalam kegiatan sosial maupun keagamaan. Mereka diharapkan untuk berkontribusi dalam menjaga harmoni dan kesejahteraan komunitas. 
  • Pengorbanan dan Kesetiaan. Perempuan sering kali diharapkan untuk menunjukkan kesetiaan kepada keluarga dan pasangan mereka, bahkan jika itu berarti harus mengorbankan keinginan pribadi mereka.

Masih banyak Asian values yang cenderung merugikan perempuan, misalnya terkait pernikahan, dimana seorang perempuan dituntut untuk segera menikah, dituntut untuk wajib mengandung dan jika ada permasalahan dibidang reproduksi selalu perempuan yang menjadi pihak salah. Saat ini tentu kita sebagai wanita harus bersyukur karena banyak pejuang kesetaraan gender dan perlaha-lahan perempuan mendapatkan panggung untuk berekspresi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun