Tahap 4: Orientasi Hukum dan Ketertiban
Pada tahap ini, individu mulai mematuhi aturan, hukum, dan kewajiban sosial. Moralitas dilihat sebagai sarana untuk menjaga keteraturan masyarakat.
Contoh: Orang dewasa membayar pajak tepat waktu karena merasa itu adalah kewajiban sebagai warga negara.
3. Tingkatan Pasca-Konvensional
Pada tingkatan ini, individu mulai mengembangkan prinsip moral universal yang melampaui norma-norma sosial atau hukum. Moralitas menjadi lebih independen dan otonom.
Tahap 5: Orientasi Kontrak Sosial
Individu memahami bahwa hukum dan aturan bersifat fleksibel serta dapat diubah untuk kepentingan kebaikan bersama. Moralitas mencerminkan kesepakatan kolektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Contoh: Seorang aktivis lingkungan melawan kebijakan yang merusak lingkungan meskipun kebijakan tersebut legal.Tahap 6: Orientasi Prinsip Etis Universal
Tahap ini merupakan tingkat tertinggi perkembangan moral, di mana individu bertindak berdasarkan prinsip etis universal seperti keadilan, kesetaraan, dan martabat manusia. Mereka bersedia melawan hukum yang dianggap tidak adil.
Contoh: Seorang tokoh seperti Mahatma Gandhi melawan ketidakadilan melalui aksi damai, meskipun menghadapi risiko hukuman.
Implikasi Teori Kohlberg
Teori Kohlberg memiliki banyak implikasi dalam pendidikan, psikologi, dan pembangunan karakter. Misalnya, dalam pendidikan, guru dapat merancang metode pembelajaran yang mendorong siswa berpikir kritis dan mempertimbangkan konsekuensi moral dari tindakan mereka. Selain itu, teori ini membantu psikolog memahami alasan di balik keputusan moral seseorang di berbagai tahapan kehidupan.
Namun, teori ini juga menghadapi kritik. Beberapa kritikus, seperti Carol Gilligan, berpendapat bahwa teori Kohlberg terlalu fokus pada sudut pandang laki-laki dan kurang memperhatikan nilai-nilai hubungan dan empati yang sering lebih ditekankan oleh perempuan.
Kesimpulan
Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana manusia memahami dan membentuk nilai moral. Dengan membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkatan dan enam tahap, teori ini membantu kita memahami kompleksitas keputusan moral dalam konteks yang lebih luas. Meskipun memiliki keterbatasan, teori Kohlberg tetap relevan dan memberikan landasan penting bagi studi psikologi moral hingga saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H