Mohon tunggu...
Nella Nurfaiza
Nella Nurfaiza Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya Nella Nurfaiza mempunyai hobi olahragaa salah satunyaa joging dan main bulu tangkiss,saya jugaa hobi memnggambar dan membacaa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

8 Tahap Perkembangan Psikososial Menurkososial Menurut Teori Erik Erikson

28 Oktober 2024   15:51 Diperbarui: 28 Oktober 2024   15:54 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

8 Tahap Perkembangan Psikososial Menurut Teori Erik Erikson

Mulai dari bayi hingga lansia

Berbagai perkembangan dalam diri manusia dapat dilihat dari berbagai aspek, termasuk perkembangan psikososial.
Mengetahui setiap tahap perkembangan dapat memberikan wawasan yang bermanfaat tentang kepribadian diri sendiri, dan juga orang lain.
Salah satu Psikolog dan Profesor terkemuka di Universitas Harvard dan Universitas California, bernama Erik Erikson, berteori bahwa kepribadian dapat dikembangkan melalui 8 tahap kehidupan yang berbeda, yang kemudian disebut Teori Perkembangan Psikososial Erik Erikson.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Perkembangan Psikososial
Perkembangan psikososial adalah proses yang kompleks yang melibatkan interaksi antara faktor-faktor psikologis dan sosial yang memengaruhi perkembangan individu sepanjang hidupnya.
Berikut ini beberapa faktor yang dapat memengaruhi perkembangan psikososial:

*Keluarga

Keluarga adalah faktor utama yang memengaruhi perkembangan psikososial individu.Hubungan antara anggota keluarga, pola pengasuhan, dukungan emosional, dan komunikasi keluarga dapat memengaruhi perkembangan psikologis dan sosial seseorang.

*Teman dan Hubungan Sosial

Interaksi dengan teman sebaya dan hubungan sosial lainnya juga memainkan peran penting dalam perkembangan psikososial.
Hubungan dengan teman-teman dapat memengaruhi perkembangan identitas, kemampuan sosial, dan perkembangan keterampilan interpersonal.

*Kultur dan Nilai-Nilai

Budaya dan nilai-nilai masyarakat tempat individu tinggal dapat berperan besar dalam membentuk pandangan dunia dan nilai-nilai pribadi.
Nilai-nilai budaya dan norma sosial dapat memengaruhi perkembangan moral dan sosial seseorang.

*Faktor Genetik

Faktor genetik juga memiliki pengaruh terhadap perkembangan psikososial.
Beberapa sifat pribadi, seperti temperamen, bisa memiliki dasar genetik yang kuat.

*Pendidikan dan Pengalaman Belajar

Pendidikan formal, pengalaman belajar, dan lingkungan sekolah juga berperan dalam perkembangan psikososial.
Pendidikan dapat memengaruhi perkembangan kognitif, sosial, dan emosional individu.

*Ekonomi dan Status Sosial

Kondisi ekonomi dan status sosial keluarga dapat memengaruhi akses individu terhadap peluang dan sumber daya yang mendukung perkembangan psikososial, seperti akses terhadap pendidikan yang berkualitas.

*Peristiwa Hidup dan Stres

Peristiwa hidup yang signifikan, seperti perceraian, kematian anggota keluarga, atau perubahan besar dalam hidup, dapat memiliki dampak psikososial yang signifikan pada individu.

*Faktor Biologis

Faktor biologis seperti perkembangan otak, perubahan hormon, dan kesehatan fisik juga dapat memengaruhi perkembangan psikososial.

*Teknologi dan Media

Pengaruh media sosial dan teknologi komunikasi modern juga dapat memengaruhi perkembangan psikososial, terutama dalam hal interaksi sosial, citra diri, dan persepsi dunia.

Teori Perkembangan Psikososial Erik Erikson

Menurut Erik Erikson, kepribadian dan keterampilan sosial setiap individu dapat berkembang dalam delapan tahap, yang mencakup seluruh rentang kehidupan.
Pada setiap tahap, seseorang dihadapkan pada krisis psikososial yang perlu diselesaikan.
Kepribadian seseorang dibentuk oleh cara mereka menanggapi setiap krisis ini.
Menurut teori tersebut, jika seseorang berhasil melewati setiap tahap, maka dapat menghasilkan kepribadian yang sehat dan memperoleh kebajikan dasar.
Dilansir dari Simply Psychology, kebajikan dasar adalah karakteristik yang dapat digunakan ego untuk menyelesaikan krisis psikososial berikutnya.
Adapun 8 tahapan tersebut, meliputi:

1. Tahap Trust vs. Mistrust (Lahir--18 Bulan)


Tahap pertama dari teori perkembangan psikososial Erikson adalah Trust vs. Mistrust, atau kepercayaan vs ketidakpercayaan, yang dimulai saat lahir dan berlangsung hingga sekitar usia 18 bulan.
Ini merupakan tahap paling mendasar dalam kehidupan.
Di masa ini, bayi sangat bergantung, dan mengembangkan kepercayaan didasarkan pada ketergantungan dan kualitas dari pengasuhnya, yaitu orang tua.
Pada titik perkembangan ini, anak sangat bergantung pada orang yang mengasuhnya dalam memenuhi semua yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup termasuk makanan, kasih sayang, kehangatan, dan keamanan.
Jika pengasuh gagal memberi setiap kebutuhan di masa ini, anak akan merasa bahwa mereka tidak dapat memercayai atau bergantung pada orang dewasa dalam hidup mereka.

2. Tahap Otonomi vs Rasa Malu (Usia 18 Bulan--3 Tahun)


Di tahap ini, keterampilan fisik anak-anak tumbuh saat mereka menjelajahi lingkungan mereka dan belajar untuk lebih mandiri.
Mereka mulai melakukan tindakan dasar sendiri dan membuat keputusan sederhana mengenai hal-hal yang mereka sukai.
Dengan membiarkan anak-anak membuat pilihan dan mendapatkan kendali atas dirinya sendiri, orang tua dan pengasuh dapat membantu anak-anak mengembangkan rasa otonomi
Jika tahap ini gagal karena anak hidup dalam lingkungan yang terkontrol, maka dapat menghasilkan rasa malu dan selalu meragukan kemampuan mereka untuk mengurus diri sendiri.
Adapun contoh keterampilan yang bisa dilakukan anak apda tahap ini, meliputi:

a. Toilet training

b. Berpakaian

c. Menyikat gigi

Selain itu, tahap ini juga mencakup keterampilan fisik, seperti berlari dan melompat.


3. Tahap Inisiatif vs rasa bersalah (Usia 4 Tahun)

Tahap ketiga perkembangan psikososial terjadi selama tahun-tahun prasekolah.
Selama tahap ini, seorang anak belajar untuk memulai interaksi sosial dan aktivitas bermain dengan anak-anak lain.
Anak-anak juga banyak bertanya pada tahap ini.
Anak yang berhasil pada tahap ini akan merasa mampu memimpin orang lain.
Lalu, untuk anak yang gagal melewatinya, yang disebabkan karena terlalu dikendalikan atau dibuat merasa bahwa pertanyaan mereka mengganggu, akan memiliki sikap yang sering meragukan diri dan kurangnya inisiatif.

4. Tahap Ketekunan vs Rasa Rendah Diri (Usia 5--12 Tahun)


Melalui interaksi sosial, anak-anak mulai mengembangkan rasa bangga atas prestasi dan kemampuan mereka.
Di masa ini anak-anak perlu mengatasi tuntutan sosial dan akademik yang baru.

Keberhasilan melewati tahap ini mengarah pada rasa kompetensi, sedangkan kegagalan menghasilkan perasaan rendah diri.

5. Tahap Identitas vs Kebingungan (Usia 12-18 Tahun)


Tahap ini memainkan peran penting dalam mengembangkan rasa identitas diri yang akan terus memengaruhi perilaku dan perkembangan selama sisa hidup seseorang.
Mereka yang menerima dorongan dan kekuatan yang tepat melalui eksplorasi pribadi akan memiliki identitas diri yang kuat, perasaan kemandirian, dan kontrol.
Kegagalan dalam tahap ini menyebabkan rasa tidak aman, bingung tentang diri mereka sendiri dan masa depan.

6. Keintiman vs Isolasi (Usia 18--40 Tahun)


Tahap ini meliputi masa dewasa awal ketika seseorang mengeksplorasi hubungan pribadi dengan orang lain.
Di rentang usia ini, seseorang perlu membentuk hubungan yang intim dan penuh kasih dengan orang lain.

Sukses melewatinya akan mengarah pada hubungan yang kuat, sementara kegagalan akan menghasilkan rasa kesepian dan isolasi.

7. Generativitas vs Stagnasi (Usia 40 hingga 65 Tahun)

Di masa ini, seseorang menentukan kembali prioritas dalam hidupnya.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan membesarkan anak-anak, produktif di tempat kerja, dan terlibat dalam kegiatan dan organisasi masyarakat.
Kesuksesan pada tahap ini akan mengarah pada perasaan berguna dan memiliki rasa pencapaian, sementara kegagalan akan membuat seseorang merasa tidak produktif dan tidak terlibat di dunia.

8. Tahap Integritas vs Keputusasaan (Usia >66 Tahun)

Tahap terakhir dalam teori perkembangan psikososial Erikson adalah integritas vs keputusasaan.
Tahap ini dimulai sekitar usia 66 tahun dan berlanjut selama sisa hidup seseorang.
Selama tahap ini, seseorang akan merefleksikan kehidupan dan pencapaian mereka, serta menerima kenyataan bahwa kematian tidak dapat dihindari.
Menurut Erikson, jika seseorang merasa hidupnya tidak produktif, atau jika seseorang memiliki rasa bersalah atas hal-hal yang terjadi di masa lalu, hal tersebut dapat menimbulkan perasaan putus asa.
Kemudian, ketika sukses pada tahap ini akan mengarah pada perasaan puas dan merasa bijaksana.
Itu dia ulasan mengenai tahap perkembangan psikososial berdasarkan teori dari Erik Erikson.
Adanya teori ini diharapkan dapat menjadi tips yang membantu untuk memikirkan beberapa konflik dan tantangan berbeda yang mungkin dihadapi seseorang saat menjalani kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun