Ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender banyak sekali dikehidupan ini terutama pada perempuan. Dari anak kecil sampai orang dewasa. Salah satunya yaitu ketika perempuan menstruasi, banyak orang salah penafsiran dan mendeskriminasi. Pada dasarnya perempuan mengalami menstruasi, hamil, melahirkan dan menopause fakta biologis tersebut menandakan bahwa perempuan dan laki-laki berbeda.Â
Dinegara Indonesia, bahkan di Negara-Negara lain sering memandang aneh perempuan yang sedang menstruasi, sehingga membuat tidak nyaman dan sangat menutup diri dan juga banyak sekali mitos-mitos ketika menstruasiÂ
Maka dari itu kesetaraan gender perlu ditegaskan lagi supaya perempuan tidak dipandang lebih rendah. Dan laki- laki paham bagaimana siklus menstruasi terjadi sehingga tidak salah penafsiran lagi dan juga tidak mendeskriminasi perempuan yang menstruasi.
"Bagaimanakah ketidaksetaraan gender pada perempuan ketika menstruasi? Dan bagaimana cara menanggapi mitos-mitos ketika perempuan menstruasi?"
Penelitian ini adalah kualitatif dimana penelitian ini dilakukan dan berjalan sesuai dengan data.
SUMBER DATA
Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari
informan yang berguna untuk memperoleh data yang valid.
b. Data Sekunder
Sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami hal yang akan diteliti.
PENGUMPULAN DATA
Observasi
Dalam penelitian ini,peneliti mengobservasi bagaimana cara masyarakat memperlakukan perempuan yang sedang mengalami menstruasi.
Wawancara
Pada hal ini wawancara dilakukan kepada informan.
Dokumentasi
dalam melaksanakan dokumentasi peneliti  menyelidiki  benda-benda  tertulis  seperti  buku-buku,  majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.
Triangulasi
Pengumpulan data dengan cara pendekatan dengan banyak metode.
PEMBAHASAN
Dari penglihatan masyarakat terhadap proses biologis yang terjadi pada perempuan, terutama tentang menstruasi, mengharuskan perempuan diam dalam ruang sosial yang diciptakan dari masyarakat itu sendiri dan juga dijadikan sebagai budaya. Budaya patriarki yang berkembang hampir memenuhi semua lapisan kehidupan masyarakat Indonesia.Â
Patriarki merupakan sebuah sistem otoritas laki-laki yang menindas perempuan melalui institusi sosial, politik dan ekonomi. Contohnya di kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku Suku Naulu Dusun Rohua, Perempuan dipenjarakan dengan tugas domestik dan menjalani tradisi Pinamou saat diasingkan dalam Posune selama menstruasi berlangsung,  Dalam masyarakat Beng di Pantai Gading menegaskan bahwa menstruasi dikaitkan dengan polusi danfertilitas, Di Bali kaum perempuan tidak boleh memasuki hutan karena hutan dianggap suci, sementara perempuan telah ternodai oleh adanya darah haid.dengan mematuhi dan menjalankan adat, menjadikan masyarakat  mengabaikan nilai kemanusiaan dan keadilan.Â
Dari  budaya ini yang membuat diskriminasi makna menstruasi yang terjadi pada tubuh perempuan. Makna "pemberi kehidupan" adalah mitos yang secara sadar disematkan pada diri perempuan dan tidak diterjemahkan seutuhnya dengan baik. Perempuan sendiri harus menjalani kehidupannya dengan peraturan-peratiran dan pengawasan laki-laki, masyarakat dan kepercayaan yang ada.Â
Hal tersebut menyebabkan seorang yang mengalami menstruasi sebagai orang yang terganggu secara fisik dan psikis yang dapat berpotensi mengganggu keteraturan sosial sehingga berbagai proses eksklusi sosial dapat dikenakan terhadap perempuan yang sedang mengalami menstruasi. Pembebasan perempuan dari tugas-tugas berat dan isolasi perempuan dari lingkungan suci dan sakral merupakan bentuk yang paling umum.Â
Ada juga yang beranggapan ketika perempuan sudah menstruasi berarti sudah besar atau sudah dewasa ada juga yang menanggapi  kamu sudah bisa punya anak, sebagai pengakuan atas status baru seorang perempuan, Padahal menstruasi sendiri datang pada saat umur 10 (sepuluh) tahun keatas. Ada juga Mitos-mitos yang terkait dengan menstruasi diantaranya yaitu menstruasi kotor, membahayakan hubungan seks, kutukan Tuhan, mengganggu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H