Tak beranjak maju, tapi aku berniat mundur agar selamat.
Selamat dari patah hati, dan juga selamat dari luka yang barangkali akan kau hadiahi.
Dan pada akhirnya aku kebingungan.
Menyuguhi mu pamit semacam apa, melalui kata yang bagaimana?
Kenapa aku masih memikirkan kamu akan terluka, sedangkan kamu
kamu mungkin saja tidak memikirkan itu sama sekali sebagai hal yang penting untuk dirasa.
Aku tahu, kehilangan dan pergi itu hal pasti yang akan terjadi.
Dan yang akan ku tunai sendiri.
Lebih pasti dari rencana-rencana kita yang hidup menua, selamanya.
Bukankah hilang tetap saja hilang kan?
Tak apa, aku pamit dengan banyak tujuan dan rencana baru kedepan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!