Keren Gak tuh.
Lalu kita menemukan suku makhluk seperti ini di aceh yang sampai ada Video nya terlepas benar atau tidak karena kebanyakan orang yang bicara hanya berpedoman pada masalah tekhnis seperti kamera lah, editan seperti itu bukan pada ke ilmuan yang sebenar nya seperti penelitian h antropology, sejarawan dan sebagainya.
Orang aceh menyebut mereka sebagai orang mante dan kesaksian nya bukan hanya satu dua orang saja tetapi lebih banyak walaupun tidak berinteraksi dengan baik. Orang mante juga di gambarkan kurang lebih sama dengan homo Florensiensis dan ohang pandak di tambah kesaksian marcopolo yang menemukan makhluk ini juga kebetulan di sekitaran aceh pada tahun 1200 an. Dan masih banyak lagi makhluk seperti ini di ceritakan di wiayah indonesia lain nya seperti di sulawei ada cerita sebagia suku oni.
Jika kita mendengar cerita rakyat dan hanya ada di daerah itu saja misal pocong yang hanya ada di indonesia maka kita bisa ambil kesimpulan,
"ini mah cerita rakyat doang fix udah tapi mayan kita masukin yutup biar dapet adsense"
Biasa nya tujuan di buat cerita rakyat itu lebih dekat kepada moralitas.
Tetapi jika ada cerita rakyat, mistis, magis dan di ketahui banyak negara di seluruh dunia bahkan dengan cerita yang kurang lebih sama maka kita bisa menduga,
"jangan -- jangan emang ada makhluk kayak gini kita teliti bro masukin yutup"
Banjir besar di masa lalu itu bukan hanya di ceritakan oleh orang islam, yahudi dan kristen saja, cerita ini juga bisa di dapat dari agama lain bahkan dalam konteks di luar agama. Dari orang papua, orang pasifik, orang amerika pedalaman bahkan orang mesir kuno juga menceritakan hal yang sama.
Termasuk dalam hal ini raksasa (makhluk besar) dan Hobbit (makhluk kecil) itu di ceritakan di seluruh dunia dalam berbagai versi yang secara substansi itu sama.
Kita di indonesia sudah bukan lagi sekedar cerita, fosil nya sudah di temukan, saksinya banyak. Homo florensiensi, ebu gogo, ohang pandak, orang mante, suku oni atau apapun itu namanya sampai sekarang bukti nya banyak di temukan bahkan di yakini masis eksis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H