"otak nya lebih nikmat di makan selagi hangat dan si eksekutor berhak menyimpan tempurung kepala nya"
Anda bisa baca lebih lanjut mengenai suku ini dalam buku Cannibal Valley.
Tetapi hari suroto peneliti balai arkeologi papua membantah pernyataan buku ini.
"tidak benar mereka (orang papua) itu kanibal, memang mereka suka berperang, saling bunuh bahkan suka memenggal kepala musuh nya untuk di koleksi iitu memang benar tetapi tidak sampai memakan nya"
Hari suroto
Hari juga menambahkan bahwa isu kanibalisme di papua hanya strategi pemasaran buku saja agar laris di pasaran.
Kenapa suku -- suku tertentu di indonesia menjadi kanibal pada waktu itu terlepas dari benar atau tidak nya?
Ada beberapa alasan salah satunya adalah kekurangan makanan dna bagian dari kepercayaan. Salah satu kepercayaan yang terkenal dengan praktek ini adalah jika musuh tertangkap dan dia makan maka kesaktian nya akan berpindah kepadanya yang juga sempat di yakini sumanto pada waktu itu.
Padahal jika melihat data
kulit manusia hanya punya 10.000 kalori
kepala 5000 kalori
lengan atas 7000 kalori
jantung 650 kalori
hati 2000 kalori
paru -- pari 1600 kalori
dan seterusnya
jika di banding dengan binatang memakan manusia itu tidak adakan memenuhi gizi jadi jika masih ada orang yang beralasan memakan daging manusia untuk menambah gizi atau untuk jimat silahkan pikir -- pikir lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H