Mohon tunggu...
Sid noise
Sid noise Mohon Tunggu... Buruh - Jangan Mau di Bungkam

Akun subsidi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bagaimana Rasanya Dijajah Singapura?

21 Juli 2020   23:28 Diperbarui: 21 Juli 2020   23:22 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepanjang sejarah selat malaka adalah salah satu selat paling sibuk di dunia, sekarang sudah di kalahkan sama pelabuhan china, dan kemudian pelabuhan singapura yang menjadi pelabuhan tersibuk ke 2 di dunia dan itu ada di selat malaka dengan total 200 kapal mondar mandir perharinya. Kapal besar kapal dagang bukan kapal tongkang.

Kita ilustrasikan kembali, satu kapal yang singgah di singapura itu isi bahan bakar 1000 ton yang harus di bayarkan sekitar 7 milyar hanya dari satu kapal di kali 200 kapal, netto sekita 1,4 triliun / hari, di kali 1 tahun sekitar 504 triliun dari dagang BBM yang berasal dari indonesia.

Jika di bandingkan dengan penduduk di singapura yang hanga 5,6 juta pendapatan perkapita masyarakat nya hanya dari hasil dagang BBM indonesia saja sekitar 94 juta / orang / tahun. Yang dua kali lipat dari pendapatan orang indonesia perkapita pertahun.

Ini hitungan dari BBM saja belum di tambah dari kaos sampai PSK indonesia yang di impor kesana. Lebih mengerikan dari itu indonesia sangat ketergantungan dengan BBM dari singapur.

Saya tidak tahu apa yang Presiden pikirkan.

Testimoni

"Dulu belanda hanya sebesar "kecamatan" setelah menjajah indonesia dan mengambil sumber daya nya, belanda mendadak jadi imperium, luar biasa. Terima kasih Indonesia"

"Meskipun di zaman modern kini kami hanya negara kecil, tetapi setelah memerah ribuan triliun dari indonesai, kami jadi negara paling makmur di dunia, pelayanan nusantara sangat memuaskan, Terima kasih indonesia"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun