Mohon tunggu...
Sid noise
Sid noise Mohon Tunggu... Buruh - Jangan Mau di Bungkam

Akun subsidi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Beragama Tanpa Agama

12 Juli 2020   14:18 Diperbarui: 12 Juli 2020   14:33 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara yang menyikapi agama paling serius dan ini berbahaya. Disisi lain agama menjadi sangat menakutkan, untuk membicarakan nya saja karena di anggap tabu dan sensitif jika berbicara mengenai agama akan ada yang marah.

Kita tahu bahwa negara - negara eropa masyarakat nya banyak yang atheist, tapi dahulu mereka awalnya dari kalangan beragama kemudian dimasa sekarang banyak yang atheist itu berawal dari peristiwa yang sama seperti apa yang terjadi di indonesia sekarang ini. 

Ketika agama menjadi begitu menakutkan, tabu dan terus menjadi isu sensitif maka sedikit demi sedikit masyarakat akan berubah fikirannya menjadi tidak peduli terhadap agama akhirnya takut pada agama kemudian agama akan mereka hindari dan jadi lah indonesia sama seperti negara - negara yang ada di eropa. Dan unik nya justru eropa menjadi negara - negara maju ketika mereka menjadi atheist. Jadi apa yang sebenar nya terjadi apakah agama nya yang salah, atau kita yang salah dalam beragama atau kita punya pilihan lain.

Kita awali dengan cerita ibnul mubarak (736-797) beliau adalah ulama terkemuka dari sana'a bahkan menurut saya reputasinya sejajar dengan ulama madzhab kalau saja dia memiliki murid yang memadai mungkin madzhab nya akan tersebar juga ke seluruh dunia. Dia ter obsesi untuk beribadah haji sesering mungkin tapi sekali waktu dia mendapat mimpi yang menyakitkan, dia bermimpi di tengah ratusan ribu jema'ah haji ada dua malaikat yang sedang berbincang,

Malaikat 1 : "Berapa jumlah jema'ah haji sekarang?"
Malaikat 2 : "600 ribu orang"
Malaikat 1 : "Berapa yang di terima?"
Malaikat 2 :"tidak ada"

Ibnul mubarak yang sangat memimpikan untuk berhaji sesering mungkin kaget, tersentak dan menjadi pesimis, bagaimana mungkin di antara banyak nya jama'ah yang datang dari penjuru dunia tidak ada satupun yang di terima. Tetapi salah satu malaikat meralat perkataan nya dan berkata,

Malaikat 2 : "tunggu ternyata ada satu yang di terima amalan haji nya, dia adalah ali si tukang sol sepatu"
sembari menjelaskan bahwa ali ini berasal dari damascus dan penjelasan lain mengenai ali si tukang sol ini.

Ibnul mubarak terbangun dan kaget mendengar malaikat menceritakan sesuatu langsung menunjuk secara jelas siapa orang ini dari mulai nama, profesi sampai tempat tinggal. Dari rasa kebingungan dan penasaran ini singkat cerita mubarak pergi ke tempat yang di ceritakan malaikat dalam mimpinya itu. Ali menghabiskan waktu berbulan bulan untuk sampai ke tempat ali dan akhirnya bertemu dengan ali si tukang sol ini,

Mubarak : "wahai ali aku mendapat cerita dari malaikat bahwa engkau satu - satunya orang yang di terima ibadah haji"
mubarok berbincang sambil meminta semacam tips dan trick agar ibadahnya di terima juga.

Ali malah kaget

Ali : "mas salah alamat kali, saya belum pernah berangkat haji sama sekali"

Selanjutnya mubarak yang kaget dalam hati dia berkata

Mubarak : " masa malaikat nya bohong atau mimpi saya yang salah ya"

Dalam perbincangan ini tiba - tiba ali menangis dan berkata bahwa sebenarnya dia sangat ingin berhaji tapi terhalang oleh biaya. Sempat beberapa tahun sebelum nya ali mau berangkat berhaji dengan tabungan yang sudah terkumpul sekitar 350 dirham. Tapi ketika ali mau berangkat istrinya yang sedang ngidam mencium bau masakan yang sangat enak. Istrinya meminta pada ali untuk mencarikan masakan tersebut. Ali segera mencari sumber bau masakan itu ternyata masakan ini berasal dari sebuah rumah yang sudah mau runtuh jelek sekali. Didalam rumah jelek itu ada seorang janda dan 6 anak nya yang masih kecil sebagian nya bukan anak kandung si janda tersebut.

Ali berkata ke janda di rumah tersebut,

Ali : "istri saya lagi ngidam, boleh ga minta kuah masakan nya"

Janda : "maaf tapi ini makanan haram dari seekor bangkai keledai, kami terpaksa karena anak - anak belum makan"
Cerita janda ini sambil berlinang air mata.

Ali langsung tersentak kemudian dia bergegas pulang dan mengambil uangnya tabungan hajinya untuk di berikan kepada si janda setelah kejadian ini di ceritakan kepada istrinya. Sejak saat itu ali dan istri tidak ada lagi kesempatan untuk berhaji karena penghasilan sebagai tukang sol butuh puluhan tahun untuk mencapai dana yang di butuhkan.

" Biarlah haji saya adalah pintu rumah orang kelaparan" ali al  muwafaq si tukang sol patu.

Mendengar cerita ali, ibnul mubarok menangis sesengrukan karena yang di terima haji nya justru yang gagal berangkat berhaji.

Saya tidak bermaksud menyinggung para jama'ah di masa sekarang yang naik haji dengan pesawat mewah dan fasilitas hotel bintang 5 karena itu sah saja, yang ditekan kan dalam cerita ini adalah ketika ibadah seseorang diterima oleh tuhan itu bukan dengan cara yang aneh - aneh, melainkan ketika kita bisa mewujudkan ibadah ini dalam kehidupan sosial dan memperbaiki diri kita secara impersonal.

"Bukti ke imanan manusia dilihat dari kedermawanannya" HR muslim.

Agama semestinya menjadi landasan moral, menjadi dasar tata kelakuan kita untuk berbuat baik.

Jadi orang beragama itu berfikir dan memberikan solusi bagaimana para penjaja seks tidak lagi beralasan ekonomi yang membuat mereka harus melacur karena PSK adalah pihak yang harus di selamatkan bukan nya di gerebeg. Orang beragama itu akan berfikir bagaimana solusinya agar para gelandangan ini tidak lagi punya alasan untuk meminta - minta karena mereka hanya butuh penghidupan bukan di amankan dan di buang.

Tetapi yang kita lihat sebalik nya, banyak orang - orang beragama menjadi sekuler dengan berkata,

"Kita fokus aja sama akherat jangan fokus sama dunia"
"Yang paling penting mah tuhan bukan dunia"

Bagaimana kita bisa memperbaiki / mencapai akhirat jika tidak dilakukan di dunia ini, satu - satu nya cara ya perbaiki kehidupan di dunia karena tidak mungkin memperbaiki kehidupan akhirat di akhirat. Umar bin abdul aziz sampai mengharamkan memperbaiki masjid jika masih ada orang miskin yang belum di tolong. Yang harus nya terjadi agama menjadi inspirasi bagi kita untuk berbuat baik, bukan menjadi tulang punggung bagi perpecahan.

Sekarang kita banyak melihat orang beragama itu dengan cara yang menakutkan semisal ada yang bertanya soal tuhan malah di hujat yang akhirnya banyak orang awam dengan alih alih beragama malah menjadi unek - unek.

Padahal dalam sejarah nya agama menjadi inspirasi dalam peradaban. Banyak sekali sejarawan yang menyatakan pertama kali manusia berkumpul dan memerintah itu dalam tempat - tempat peribadatan. Piramid juga di bangun atas landasan spiriTual dan semangat ini memunculkan peradaban.

Salah satu landasan matematika muncul itu di mesopotamia dan india tetapi angka - angka yang muncul disana juga selalu di hubungkan dengan kesucian, ketuhanan. Spiritualisme selalu di hubungkan dengan politik dengan ilmu pengetahuan yang menjadikan agama sebagai landasan lahir nya peradaban agung di masa lalu.

Sekarang agama di benturkan dengan rasionalisme dengan alasan manusia terbatas, dibenturkan juga dengan kemanusiaan banyak yang ketika mau nyumbang minta fatwa dulu,

" Boleh ga nyumbang ke orang dengan agama berbeda"

Ada juga yang nyumbang karena ada mau nya (ada misi) setelah masuk agama tertentu kemudian di tarik lagi subsidinya dan fakta seperti ini banyak. Agama berevolusi dari yang asal nya ketuhanan menjadi kelompok - kelompok.

Beberapa teman non muslim menyarankan saya untuk tidak terlibat dalam isu - isu sensitif mengenai agama baik dalam bentuk tulisan atau dalam kegiatan lain. Kemudian ada yang bertanya juga pada saya sampai meminta - minta maaf terlehih dahulu sebelum bertanya 

"Kenapa orang islam sering mengkafir - kafirkan orang lain"

Hanya untuk bertanya masalah se simple itu dia ketakutan.

Bagai mana orang bisa tercerah kan dan menguyup indahnyanya agama kalau ketakutan nya sudah sampai sana. Inilah yang terjadi jika manusia mencampurkan kepentingan dan ego dengam agama, Saya ilustrasikan kembali dari sisi islam. 

Islam itu di turunkan oleh allah untuk memberikan pencerahan pada manusia, tetapi si manusia - manusia ini tidak terima dengan agama tuhan ini kemudian mereka buat sekte - sekte di dalam nya sunni, syiah, mu'tazilla dan lain lain yang menjadi parasit dalam agama kemudian saling mengkafirkan satu sama lain. Di timur tengah sunni syiah dijadikan alasan untuk perang yang di timbulkan oleh parasit yang di timbulkan manusia bukan dari agama.

Akhirnya kita kenal bahwa agama bagi orang awam adalah sebuah kebenaran tapi bagi para politisi agama dijadikan alat untuk mendulang suara, bagi ekonom/pebisnis agama dijadikan alat untuk mendapat keuntungan sebanyak banyaknya pada akhirnya kemurnian agama untuk pencerahan dam inspirasi peradaban di balik oleh ego manusia.

Dan kita yang menganggap diri kita benar diam ketika agama di perlakukan seperti itu.

"Agama memang menjauhkan kita dari dosa, namun berapa banyak perbutan dosa yang kita lakukan atas nama agama?" Kartini.

Ada catatan unik dari dante ali heri dia menyebut bahwa neraka paling bawah di siapkan untuk orang - orang baik yang diam melihat kejahatan terjadi.

Tulisan ini sedang tidak mengganggu gugat kesakralan agama tapi kita harus kritis dengan apa yang kita lakukan terhadap agama kita masing - masing, karena agama sudah banyak menjadi latar belakang adanya kekerasan, perpecahan banyak diantaranya ego dijadikan sebagai agama.

Di media pernah di beritakan ustadz akhir zaman yang mengatakan Pada tahun 2018 dalam ceramahnya akan terjadi kekacauan pembantaian oleh komunis, syiah, liberal dan sebagainya pada orang islam. Ketika dia ditangkap oleh polisi atas ujaran kebencian dia membela diri dia bilang 

"ini sudah di tuliskan dalam al quran dan sunnah, kalau saya (si ustadz) dianggap salah maka quran dan sunnah pun salah dan harus di hapus".

Ini contoh bagaimana agama di jadikan tameng oleh ego untuk berbuat kejahatan  karena memang tidak ada satupun ayat yang menjelaskan pada tahun 2018 akan ada orang komunis, liberal dan sebagainya yang akan menyembelih muslim iti tidak ada dalil nya. Kenapa si ustadz berani menyampaikan seperti itu karena dia menganggap dirinya benar padahal dia salah dan tidak tahu apa - apa. Ini juga menjadi gambaran di belahan dunia lainnya.

Dulu saya heran terhadap mahatma ghandi yang jelas kehinduan nya identitas spiritual hindunya sudah pasti dia menjawab pertanyaan dari wartawan inggris,

Wartawan : " apa agama anda?"
Ghandi : " agama saya? Agama saya adalah islam jika islam mengajarkan kemanusiaan, agama saya kristen jika kristen mengajarkan kemanusiaan, agama saya hindu jika hindu mengajarkan kemanusiaan, agama saya adalah kemanusiaan."

Saya baru sadar dewasa ini lewat perkataan mahatma ghandi bahwa sekarang agama dan kemanusiaan benar - benar terpisah.

Ada masa di india orang - orang hindu shiwa dan hindu brahman berperang kemudian hindu dan islam berperang, india itu salah satu negara tertua di dunia dan bisa di pecah karena agama. Agama ternyata bisa memecah belah dan bisa merusak peradaban.

Sekali lagi bukan agama nya yang salah menurut saya paling tidak, tetapi ego di boncengkan dalam agama tersebut.

Ada kisah seorang samurai muda yang tidak terkalahkan dan juga religius bertahun - tahun dia mempelajari ajaran budha, sutra - sutra budha dia pelajari dengan sangat serius. Pada suatu hari si samurai hendak mengetes diri mengenai apa yang dia pelajari soal agama kepada seorang biksu namanya zen ( biksu zen). Mereka bertemu dan bercerita tentang apa yang dia pelajari kepada si biksu. Dia berkata,

" saya telah mengenal sutra, hidup ini adalah kekosongan pada hakikat nya semua yang ada di dunia ini adalah hampa, nyata adalah tiada, tiada adalah nyata dan sebagainya".
dia menceritakan penafsirannya tentang sutra budha.

Si biksu zen sambil merokok dan tersenyum tapi dia mendengarkan dengan baik. Di tengah cerita si samurai menjelaskan sutra, biksu zen tiba - tiba memukulkan pipa rokok ke kepala si samurai, dan sontak si samurai secara reflek berdiri dan mencabut pedang, si biksu zen pun tertawa dan berkata,

"Dimana kekosongan tiba - tiba menimbulkan kemarahan"

Si samurai tertegun kaget dan langsung duduk kembali.

Intinya yang kita semua ambil dari agama tidak lebih seperti menelan kertas resep saja, hanga ada di mulut dan di bibir saja agamanya tidak meresap. Meghafal banyak dalil dan menafsirkan dalil jadi sebuah kebanggaan tapi dalam realitas tidak ada wujudnya sama sekali.

Inilah dalam islam yang di sebut sebagai pendusta agama, mereka yang sholat, beribadah tapi dia membiarkan fakir miskin di sekitarnya tanpa memberikan solusi.

Agamawan sejati bisa kita lihat ketika dia turun menolong mereka yang kesusahan bukan yang banyak berdebat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun