Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, sesuai dengan prinsip Tri Dharma perguruan tinggi. Program ini terdiri dari dua jenis, yaitu KKN Tematik Reguler dan KKN Rekognisi. KKN Rekognisi khusus diperuntukkan bagi mahasiswa yang mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah program yang diinisiasi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan tujuan untuk mendorong mahasiswa agar memiliki pemahaman yang luas dalam berbagai bidang ilmu sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja. MBKM sendiri terdiri dari beberapa program, salah satunya adalah Kampus Mengajar yang berfokus pada pengembangan literasi, numerasi, adaptasi teknologi, dan administrasi. Kampus Mengajar memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui kegiatan di luar ruang kuliah.
Program Kampus Mengajar mengajak mahasiswa untuk bekerja sama, bertindak, berkontribusi, dan berdampak bagi negeri di sekolah-sekolah SD dan SMP yang ditugaskan. Dengan mengikuti kegiatan Kampus Mengajar Angkatan 5 Tahun 2023, mahasiswa akan memiliki peluang untuk mengembangkan kepemimpinan, soft skill, dan karakter, serta mendapatkan pengalaman mengajar yang dapat diakui dan dihitung sebagai satuan kredit semester (sks) atau konversi mata kuliah.
Periode kegiatan dimulai sejak bulan Februari hingga Juni tahun 2023. Saya mendapat kesempatan bertugas untuk mengikuti program Kampus Mengajar Angkatan 5 di SDN 4 Batulawang. Meskipun SDN 4 Batulawang memiliki akreditasi B, namun sekolah ini masuk dalam kategori daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Terletak di Dusun Karangsari, Batulawang, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Provinsi Jawa Barat, SDN 4 Batulawang terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang guru dan kepala sekolah, 2 toilet siswa dan guru, 1 gudang, dan 1 area parkir. Selain itu, perpustakaan yang cukup besar juga dapat ditemukan di SDN 4 Batulawang. Meskipun fasilitas perpustakaan cukup lengkap dengan 5 rak buku dan banyak meja, namun kebanyakan koleksi buku tidak teratur dan belum diklasifikasikan dengan baik.
Tugas utama program Kampus Mengajar adalah membantu sekolah agar bisa beradaptasi dengan teknologi dalam proses pembelajaran, menjadi mitra bagi guru dalam membuat modul ajar dan RPP, serta membantu guru dalam pembelajaran khususnya literasi dan numerasi. Tugas-tugas tersebut dilakukan dengan menjadi guru mitra dalam mata pelajaran umum seperti Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial, Bahasa Inggris, dan mata pelajaran lainnya. Selain itu, juga membantu sekolah agar bisa beradaptasi dengan teknologi dan mendukung kegiatan AKM siswa dengan menggunakan laptop. Mahasiswa juga membantu mensosialisasikan Kurikulum Merdeka yang harusnya sudah diterapkan di semua sekolah, karena saat itu SDN 4 Batulawang masih menggunakan Kurikulum 2013, sehingga perlu pengetahuan dan pemahaman yang disampaikan kepada guru-guru di sekolah tersebut.
Selain tugas utama, mahasiswa juga harus membuat program yang dapat memberikan dampak positif bagi sekolah. Salah satu program yang dibuat adalah memanfaatkan kembali perpustakaan yang tidak digunakan. Program ini penting karena literasi di sekolah harus ditingkatkan, sehingga perpustakaan yang tidak berfungsi harus diperbaiki agar dapat bermanfaat bagi siswa. Program ini mencakup pengaturan ulang koleksi perpustakaan, pengorganisasian bahan pustaka, dan pengklasifikasian bahan pustaka. Dengan adanya program ini, diharapkan perpustakaan dapat mendukung pembelajaran bagi guru dan siswa, serta dapat dimanfaatkan dengan baik dengan koleksi pustaka dan ruang yang lengkap. Kegiatan dalam program ini meliputi merapikan dan mengelompokkan setiap buku sesuai dengan kelasnya, memberi label pada setiap buku berdasarkan kelasnya, dan mengembalikan buku ke rak sesuai dengan kelas yang ditentukan.
Siswa-siswa di SDN 4 Batulawang juga turut membantu dalam mengelola perpustakaan dan mendapatkan dukungan dari setiap guru di sekolah tersebut. Meskipun waktu yang tersedia terbatas dan pengelolaan perpustakaan belum optimal, namun setiap buku dalam koleksi sudah disesuaikan dengan kelas dan mata pelajaran yang seharusnya. Hal ini memungkinkan guru dan murid untuk memanfaatkan setiap buku yang ada.
Program lain yang dibuat oleh mahasiswa yaitu Mading Literasi. Mading ini diperuntukkan sebagai wadah informasi bagi warga sekolah. Media ini membantu meningkatkan minat baca siswa terhadap bacaan yang tersedia. Selain informasi, karya siswa secara keseluruhan dapat ditempel di mading, ini akan menambah motivasi setiap siswa untuk berkarya baik tulisan ataupun gambar. Rotasi isi mading dilakukan secara mingguan dengan pengelolaan guru untuk mengatur tema.