Judul Buku    : Ilmu, Filsafat, dan Agama
Penulis       : H. Endang Saifuddin Anshari
Penerbit      : PT Dunia Pustaka Jaya
Tahun Terbit   : 2018
Setiap mahasiswa, kandidat sarjana dan cendekiawan niscaya tidak dapat terlepas dan melepaskan diri dari kebenaran. Dalam buku ini dibahas terdapat 3 institut kebenaran, yaitu ilmu, filsafat, dan agama. Mendudukkan masalah ilmu, filsafat, dan agama secara tepat sangatlah penting bagi manusia untuk ketentraman jiwa dan untuk kemantapan manusia kedepannya dalam menghadapi berbagai masalah hidup dan pergolakan dunia.
Pembahasan pertama pada buku ini mengenai perbedaan asasi manusia dan hewan. Penulis mengutip dari berbagai keterangan para pemikir dari berbagai zaman, yakni manusia adalah sejenis hewan. Namun  manusia memiliki keistimewaan yang tentunya berbeda dengan hewan. Manusia merupakan makhluk yang berakal, sadar diri, melakukan berbagai hal dengan akal pikirannya.
Pembahasan kedua mengenai definisi manusia sebagai makhluk pencari kebenaran. Manusia adalah hewn tukang bertanya dan berpikir. Berpikir adalah bertanya. Bertanya adalah mencari jawaban. Mencari jawaban adalah mencari kebenaran.
Setelah mengetahui bahwa manusia adalah makhluk pencari kebenaran, pembahasan pada bab ini mengenai apa itu kebenaran. Tiga teori telah tampil digelanggang diskusi ini. Pertama Teori Kerespondensi. Menurut teori ini kebenaran ialah kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu dengan kenyataan itu sendiri. Â Kedua yaitu Teori Konsistensi. Kebenaran menurut teori ini ialah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu kita ketahui, terima, dan akui sebagai benar. Teori ini agaknya dapat juga dinamakan Teori Penyaksian (justifikasi) tentang kebenaran, karena menurut teori ini suatu keputusan dianggap benar apabila mendapat penyaksian oelh putusan-putusan lainnya yang telah kita ketahui, terima, dan akui sebagai benar. Ketiga Teori Pragmatis. Ide-ide yang benar adalah ide-ide yang dapat kita serasikan, kita umumkan berlakunya, kita kuatkan, dan kita periksa. Begitulah kebenaran menurut teori ini.
Pembahasan selanjutnya mengenai masalah manusia. Yang dimaksud masalah manusia disini ialah segala yang dipermasalahkan manusia, temasuk ddalamnya manusia sebagai masalah. Alam dan manusia itu sendiri adalah masalah manusia. Bagaimana alam ini adalah manusia yang memecahkan masalahnya. Sokrates mengundang pehatian pada "segala yang dipermasalahkan manusia itu dengan dimulai dari manusia sendiri sebagai masalah. Masalah hidup manusia terbagi atas dua kategori, yaitu masalah segera dan masalah asasi. Masalah segera adalah masalah praktis sehari-hari. Sedangkan disebut masalah asasi bilamana suatu pertanyaan menimbulkan pertanyaan lainnya. Pentingnya pertanyaan asasi dalam kehidupan praktis bisa untuk mencari dan menemukan kebenaran.
Bab selanjutnya mendiskusikan mengenai ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan itu ialah usaha pemhaman manusia yang disusun dalam satu sistem mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian, dan hukum-hukum yang diselidiki sejauh yang dapat dijangkau oleh indra manusia. Obyek ilmu pengetahuan ada dua macam yaitu obyek material dan obyek formal. Pada garis besar obyek ilmu pengetahuan ialah alam dan manusia.
Secara umum ilmu pengetahuan terbagi atas tiga kelompok besar. Ilmu-ilmu pengetahuan alam, ilmu-ilmu kemasyarakatan, dan humaniora. Kemudian sikap-sikap yang harus dimiliki oleh setiap ilmuwan dalam melakukan tugasnya untuk mempelajari, meneruskan, menolak, atau menerima serta mengubah atau menambah suatu ilmu yaitu sikap serba skeptis, serba penasaran, serba obyektif, sikap berkejujuran intelektual, sikap lain seperti rendah hati, sabar, tabah, toleran, dan lain sebagainya. Fungsi ilmu pengetahuan adalah agar supaya mengetahui bagaimana membedakan antara benar dan palsu hingga sejelas-jelasnya. Dalam buku ini juga dibahas mengenai metode pengetahuan ilmiah seperti pada umumnya, pengumpulan data, pengamatan, pemilihan data dan fakta, penggolongan, penafsiran, penarikan kesimpulan umum, perumusan hipotesis, pengujian, penilaian, perumusan teori, perumusan dalil atau hukum ilmu pengetahuan. Istilah-istilah yang erat dengan ilmu pengetahuan terutama dengan metode ilmiah yakni postulat, asumsi, hipotesis, dan teori.
Dalam uraian yang sebelumnya kita telah sampai pada kesimpulan, yaitu filsafat. Berasal dari bahasa Yunani Phylo yang artinya Cinta dan Sophy artinya kebijaksanaan. Kebijaksanaan dalam artian ini adalah mengerti dengan menalam. Jadi Phylosophy diartikan ingin mengerti secara mendalam. Ilmu memberi kita pengetahuan dan filsafat memberi kepuasan kepada manusia akan pengetahuan. Pertanyaannya apakah semua persoalan yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan lantas dengan sendirinya dijawab oleh filsafat? Problema tentang Tuhan, alam, dan manusia sudah banyak terpecahkan ileh ilmu pengetahuan. Namun dismaping itu tidak sedikit juga teka-teki yang menjadi rahasia. Hal ini menjadi bahasan filsafat.
Sesuai dengan judul buku ini pembahasan bagian akhir mengenai agama. Menurut kesimpulan penulis baik religion (religi), maupun din, ataupun agama mempunyai arti etimologi sendiri-sendiri. Namun, secara terminologis dan teknis semua istilah memiliki makna yang sama: Religion (Bahasa Inggris) = Religie (Bahasa Belanda) = Din (Bahasa Arab) = Agama (Bahasa Arab). Manusia mengakui agama adanya Yang suci.
Selanjutnya membahas mengenai kepercayaan. Dalam bidang ilmu pengetahuan yang konon diawali dengan keraguan dan kesangsian itu, terbukti unsur faktor kepercayaan tidak dapat sama sekali dilepaskan, malahan mendahului keraguan dan kesangsian itu sendiri. Dalam filsafat sekalipun yang katanya mencari kebenaran secara radikal, intregal, dan universal itu terbukti menjadikan kepercayaan sebagai pangkal tolaknya. Sedangkan dalam agama kepercayaan itu melahirkan nilai-nilai guna menopang hidup budayanya. Kebenaran yang dipercayai kaum beragama mengenai kepercayaan kepada Tuhan.
Berbicara mengenai filsafat dan kepercayaan penulis sendiri berkeyakinan bahwa:
Sesuatu dasar hidup dan filsafat hidup akan tahan lama hanya apabila dimuati dengan unsur-unsur yang benar dan abadi, yang universal dan eternal, yaitu ajaran wahyu Illahi, yakni ajaran yang serasi betul dengan fitrah manusia. Ajaran wahyu Ilahi yang benar dan abadi itu terdapat hanya dalam agama, agama wahyu, Agama Islam. Agama sebagai kebenaran, agama sebagai pustaka kebenaran, kebenaran mutlak dan kebenaran relatif. Orang-orang yang hidup dalam berbagai pandangan hidup, pandangan dunia, sistem filsafat, ideologi dan lain sebaganya, banyak sekali yang berprasangka dan salah pengertian tentang nisbah antara iman dan akal budi. Mereka menyangka bahwa terdapat suatu jurang yang tak kunjung dapat diseberangi antara iman dan pengenalan, antara iman dan pengetahuan, antara iman dan ilmu pengetahuan, antara iman dan filsafat, dan seterusnya.
Sampailah pada akhir pembicaraan dalam buku ini, mengenai nisbah antara ilmu, filsafat, dan agama. Kebenaran ilmu pengetahuan adalah positif (berlaku sampai dengan saat ini), kebenaran filsafat adalah spekulatif (dugaan yang tak dapat dibuktikan secara empiris, riset, dan eksperimental). Baik kebenaran Ilmu maupun kebenaran filsafat, keduanya nisbi (relati). Sedangkan kebenaran Agama bersifat mutlak (absolut), karena Agama adalah wahyu yang diturunkan oleh Dzat Yang Maha Benar. Baik ilmu maupun filsafat, keduanya dimulai dengan sikap sangsi atau tidak percaya. Sedangkan Agama dimulai dengan sikap percaya dan iman.
Diatas adalah hasil review buku "Ilmu, Filsafat, dan Agama" guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu. semoga bermanfaat bagi pembaca. Bilamana terdapat kesalahan dalam tulisan maupun pemahaman mengenai materi ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H