Satu panggilan tidak terjawab..
Nina kembali menatap layar handphone dan menghempaskan tubuhnya diatas tempat tidur, kembali ia tidak berani menjawab telepon dari ibunya. Nina bukannya ingin menjadi anak durhaka, namun, ada suatu hal yang ia bingung untuk menjelaskannya bagaimana.Â
Nina saat ini sedang melaksanakan tugas dari kantornya untuk riset beberapa bulan dan ramadan kali ini mungkin saja menjadi tahun yang ia tidak bisa jalani bersama keluarganya. Sudah pasti ibu atau bapak menelpon ingin bertanya apakah nina bisa pulang atau tidak, sedangkan pekerjaan disini belum selesai hingga memasuki minggu ketiga bulan Ramadan.Â
Selain bekerja, nina juga masih berstatus mahasiswi salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang menuntutnya harus pintar dalam membagi waktu, namun seiring berjalannya waktu bekerja menjadi lebih menyenangkan daripada kuliah.Â
Tidak mungkin nina memberitahukan hal ini pada orangtuanya, perasaan takut dan merasa bersalah selalu menghantui. Hal inilah yang menjadi alasan nina belum memutuskan untuk pulang Lebaran atau tetap tidak.Â
Bila dilihat dari tahun-tahun sebelumnya, tidak pernah nina melewatkan Ramadan dan Lebaran bersama keluarga. Entah kenapa tahun ini menjadi tahun yang berat untuk pulang, bukan karena tugas kantor namun masalah perkuliahan yang belum kunjung selesai. Terkadang susah menjadi manusia yang tahan banting dari perkataan orang lain, seharusnya tahun ini sudah bisa lulus namun harus menunda lagi dan lagi. Nina tidak tega untuk menjelaskan kepada orangtuanya dan keluarga yang lain tentunya. Entahlah...Â
Tiba-tiba saja, ibu menelpon lagi melalui media whatsapp. Nina tidak tahan lagi, ia pun mengangkat telpon ibu.Â
" Iya bu, ini nina"Â
" Dari kemarin ditelpon kok tidak menjawab? telponnya lagi rusak ya?" tanya ibu.Â
Nina pun mendekap dadanya kuat-kuat, sesak rasanya karena tidak ingin mengangkat telpon namun ibu tetap berpikiran baik terhadap nina.Â