Mohon tunggu...
Nela Dusan
Nela Dusan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi KFLS dan Founder/Owner Katering Keto

mantan lawyer, pengarang, penerjemah tersumpah; penyuka fotografi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Welcoming Herd Immunity

10 Mei 2020   08:21 Diperbarui: 10 Mei 2020   22:51 1290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap keluarga di kota Padang misalnya, wajib mengetahui protokol tsunami. Kelalaian mereka untuk memahami protokol menjadi risiko yang akan mereka tanggung sendiri. 

Begitu pula halnya dengan tsunami wabah Covid19 ini, selayaknya Kemenkes membuat protokol metabolic improvement atau metabolic conditioning yang jadi panduan masyarakat. Mereka yang abai dengan panduan tersebut yang berpotensi terpapar virus.

Ketimbang menyibukkan diri memantau virus Corona yang kini mungkin sudah mutan ke jenis sekiannya, lebih baik kita mulai perbaiki metabolisme kita. Berikut beberapa tips yang dapat dipertimbangkan untuk menuju metabolisme yang lebih baik. Tips ini telah menjadi acuan mereka yang menjalani ketofastosis selama lebih dari 10 tahun:

1. Fasting (bisa dry fasting (puasa wajib ramadhan, puasa sunah Daud, senin kamis, ayyamul bidh, dll, intermittent fasting yaitu puasa min 16 jam dari pukul 20.00 s.d 12.00 keesokan harinya). Puasa bermanfaat untuk proses autophagy (silakan lihat artikel saya tentang autophagy Corona Virus, Vaksin dan Autophagy;

2. Selektif dalam memilih makanan. Hindari makanan yang dapat menaikkan insulin. Tinggi insulin menjadi indikator tingginya gkukosa dalam darah. Virus membutuhkan glukosa dalam replikasi RNA dan duplikasi sel dengan RNA mereka, sebaliknya glukosa berlebih akan menyebabkan inflamasi pada sel tubuh kita dan itu berdampak buruk bagi kesehatan sel imun kita. Lebih seksama menilai makro nutrisi, utamakan makro nutrisi esensial (lemak dan protein), banyak minum air putih 3 liter sehari;

3. Jaga waktu tidur dan kualitas tidur. Usahakan tidak begadang karena akan memicu hormon kortisol. Pada akhirnya hormon kortisol akam memicu glukoneogenesis;

4. Menjaga rutinitas olah raga atau banyak gerak. Ini tantangan tersendiri di saat PSBB ini;

5. Manajemen stres. Stress memicu hormon kortisol dengan segala implikasi negatifnya tersebut diatas. Manajemen stres menjadi tantangan terbesar kita di saat pandemi Covid19. Ketidakpastian kapan berakhirnya pandemi berdampak pada ketidakpastian bisnis. Bayangan resesi telah memicu stres. Belum lagj situasi rumah yang belum tentu kondusif. 

Di Amerika Serikat saat ini terjadi peningkatan jumlah kasus KDRT terhadap anak, perkosaan dan bunuh diri. Karena itu manajemen stres penting dilakukan, antara lain melalui pendekatan ibadah spiritual, berzikir, meditasi, dll, juga pendekatan psikologis, bisa berhubungan dengan konsultan psikologi untuk membantu menghadapi stres.

Apapun ikhtiar pilihan kita guna meningkatkan respon imun kita, silakan dilakukan. Semua dalam rangka antisipasi kondisi yang mungkin akan kita hadapi paska PSBB.  Tidak mungkin juga kita selamanya bersembunyi di rumah, kita kan tidak sedang hidup di Bikini Bottom ala Sponge Bob.
-nd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun