Mohon tunggu...
Nela Dusan
Nela Dusan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi KFLS dan Founder/Owner Katering Keto

mantan lawyer, pengarang, penerjemah tersumpah; penyuka fotografi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

"If You're Not The One" (01)

21 Januari 2019   06:48 Diperbarui: 21 Januari 2019   06:53 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah hampir dua tahun di posisi paralegal, akhirnya aku diangkat sebagai junior associate di lawfirm tersebut. Setelah lima tahun bekerja sebagai junior associate aku dipromosi menjadi Associate yang aku jalani sekitar dua tahun sebelum akhirnya menjadi Senior Associate. 

Aku mencintai pekerjaanku sebagai lawyer. Walaupun aku bukan pengacara litigasi, aku berhasil menjadi corporate lawyer yang handal. Di kantor firma hukum itu pulalah aku berjumpa seseorang yang kemudian menjungkirbalikan hidupku.

"Randy..." suara yang lembut terdengar diujung teleponnya, seperti biasa, Ratih sekretarisku, memperdengarkan suara mendesah yang dikiranya mampu menaklukanku. Pernah terlintas dalam benakku untuk iseng-iseng meladeninya, tapi setelah dipikir-pikir, buat apa, hubungan macam apa yang bisa kuharapkan dari seorang Ratih. Aku bisa kelabakan terus menerus membayangkan dia juga melakukan hal yang sama kepada lelaki lain.

"Ya...kenapa," tanyaku datar.

"Ehm..itu..tadi ada telepon dari seseorang yang namanya Myranti. Katanya teman kuliahmu." Akhirnya Ratih menjelaskan, suaranya terdengar merayu.

"O ya, ada pesan dari dia?"

"Dia minta kamu hubungi dia di nomor teleponnya, nanti deh aku kasih catatannya ya."

Wah gawat, Ratih mulai melakukan manuver berbahaya. Dia akan datang ke ruanganku. Kalau cuma telepon saja, aku bisa masa bodoh, tapi kalau dia muncul dengan pakaiannya yang serba terbuka. Aku khawatir pertahananku bisa kebobolan, bagaimana pun juga, aku kan juga laki-laki biasa. 

Sebelum aku sempat menjawab, terdengar telepon diletakkan dan tak lama kemudian Ratih muncul dengan rok yang tinggi diatas lutut, berwarna coklat, blus krem dengan belahan dada yang cukup membuatku jadi salah tingkah. Dia betul-betul menguji keimananku dengan godaan yang sedemikian hebat, sungguh tidak adil, apalagi dia tahu aku belum menikah.

Aku sering merasa bingung dengan kaum hawa, mereka berpakaian seenaknya. Lalu lalang di hadapan kaum adam dengan penampilan yang aduhai, sementara kami para lelaki dilarang mempunyai pikiran yang tidak senonoh sewaktu berhadapan dengan mereka. 

Seandainya mereka tahu betapa beratnya mengatasi godaan yang ada dalam diri ini. Mestinya mereka menyadari, dengan hormon yang ada pada setiap laki-laki, mereka tidak perlu sampai mempertontonkan bagian-bagian terpenting dari tubuh mereka, kami para lelaki punya kemampuan untuk membayangkan apa yang ada dibalik balutan busana tersebut, lengkap dan sangat detil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun