Tersebutlah seorang lelaki kikuk yang mengembara mencari pekerjaan. Sudah banyak kota didatanginya tapi masih belum ada pekerjaan didapat. Suatu hari datang rombongan sirkus ke  kotanya, karena sudah frustrasi si kikuk pun mencoba melamar. Dia datangi sirkus itu dan menjumpai sang pemilik yang juga pemimpin sirkus.
Sangking kikuknya lelaki itu di saat awal melamar kerja saja sudah blunder. Ada saja yang tersambar tangannya, tertendang kakinya setiap kali dia bergerak.
Pemilik sirkus melihat posisi yang cocok untuk si kikuk dan  menerimanya. Pemilik sirkus  menempatkan si kikuk sebagai badut  di awal karirnya. Hari demi hari berlalu, si kikuk terus bekerja di sirkus sebagai badut. Karena sudah bawaan dari sananya kikuk, menjadikan dia tampil alami. Singkat kata penampilannya sangat mempesona penonton.
Semakin banyak orang yang datang ke sirkus, semakin senang hati pemilik sirkus. Suatu hari pawang singa pensiun mendadak karena sakit keras, tidak ada penggantinya. Akhirnya pemilik sirkus nekat menyuruh si kikuk untuk menggantikan. Si kikuk kaget dan takut bukan kepalang tapi karena dia butuh pekerjaan, diterimanya juga tugas barunya itu.
Hari pertama show sebagai pawang singa, hampir saja dia mati diterkam singa kalau saja dia tidak cukup kikuk ketika melakukan suatu manuver yang membuat sang singa jadi kepleset, membentur tiang dan langsung semaput. Penonton menatap takjub, super hero mereka bilang, sementara super horor bagi si kikuk. Â Yang seru itu adalah setiap kali si kikuk beraksi di arena sirkus, pembawa acara alias MC terus mengomentari, termasuk ketika adegan nyaris diterkam singa berlangsung. Pembawa acara membumbui action ngeles serampangan si kikuk sebagai trik jenius. Semua tepuk tangan, puas tidak terkira.
Hari berikutnya, pawang singa yang baru datang si kikuk beralih peran. Sang pemilik memerlukan action hebat yang mendebarkan agar makin banyak lagi penonton yang datang.
Tidak tanggung-tanggung, kali ini si kikuk jadi jagoan trapeze. Dia harus akrobat di atas tali di ketinggian 15 m. Dia harus bergantung dan berayun di atas tali untuk bertukar tempat dengan temannya di udara. Kikuk tidak punya pengalaman dan apalagi skill trapeze, tidak ada sama sekali. Track recordnya sebelumnya cuma pengangguran, badut dan pawang singa.
Singkat cerita, si kikuk jadi juga menjalani aksi gila itu untuk kali pertama. Pembawa acara seperti biasa berceloteh menggambarkan kehebatan kikuk yang tengah berada di atas sana. Penonton pun takjub, mereka terpesona dengan celotehan pembawa acara, kikuk memang hebat dan pasti hebat. Sementara di atas sana, kikuk gemetaran ketika memegang tongkat bertali tempatnya bergantung, syuuuut...si kikuk mulai berayun dan melayang.Â
Seharusnya dia bertukar posisi dengan pemain trapeze yang satu lagi, tapi karena nggak ngerti caranya si kikuk menyambar angin dan meluncur jatuh menghujam bumi. Pembawa acara yang tidak henti-hentinya berceloteh tentang kehebatan si kikuk sejak awal acara, terus memberi komentar seakan penonton bukan hadirin tapi pendengar radio yang mendengarkan laporan pandangan mata.
Menyaksikan si kikuk terjerembab, penonton bertepuk tangan histeris di bawah arahan pembawa acara. Hebat, jenius, maestro, manuver yang luar biasa. Puja puji sepenuh lapangan.
10 detik, 30 detik, 5 menit, lapangan jadi hening. Si kikuk tidak kunjung bangun. Akhirnya seorang personil sirkus datang menghampiri. Setelah memeriksa, lantas berteriak keras...si kikuk telah tiada! Penonton terkejut..., hening sejenak tapi pembawa acara segera mengambil alih kendali. Dia pun berteriak keras mengumumkan bahwa si kikuk baru saja resign karena ada promosi jabatan yang lebih hebat di nirwana.
Penonton pun bersorak dan bertepuk tangan panjang, jagoan mereka memang paling hebat.
RIP Kikuk.
-nd
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H