Mohon tunggu...
NELA AUDINA
NELA AUDINA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mari Baca! Biar Tambah Ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apakah Stres Berpengaruh Terhadap Kesehatan?

28 Oktober 2023   11:03 Diperbarui: 28 Oktober 2023   11:33 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stres merupakan suatu bagian yang alami terjadi dari kehidupan kita sebagai manusia. Kita sering kali menghadapi berbagai tekanan dan tuntutan yang dapat menimbulkan stres pada kehidupan sehari-hari. Namun, tahukah Anda jika stres tidak hanya berdampak terhadap kesehatan mental kita saja, akan tetapi juga berdampak negatif terhadap kesehatan fisik.

Pada artikel kali ini kita akan membahas dampak stres terhadap kesehatan fisik.

Gangguan Sistem Kardiovaskular

Stres yang berkepanjangan dapat meningkatkan risiko penyaki jantung. Stres diduga meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Hal ini berkaitan dengan perubahan tubuh dan kondisi yang terjadi ketika seseorang mengalami stres. Perubahan-perubahan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan, dan salah satunya dapat menyebabkan penyakit jantung koroner. Saat tubuh merasa stres, tentu saja tekanan darah akan meningkat, hal ini diakibatkan oleh pelepasan hormon kortisol, dan setiap kali jumlah kortisol dalam tubuh meningkat dua kali lipat, risiko penyakit kardiovaskular meningkat hingga 90%. Tekanan darah tinggi juga disebabkan oleh hormon yang dilepaskan saat stres dan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Ketika tekanan darah tinggi, aliran darah menjadi tidak stabil sehingga menyebabkan masalah pada fungsi jantung. Tekanan darah tinggi diyakini menjadi salah satu faktor penyebab serangan jantung, gagal jantung, dan stroke.

Untuk menghindari hal ini, mengendalikan tingkat stres adalah cara terbaik untuk mencegah hal ini terjadi. Anda juga bisa belajar cara mengelola stres dengan baik, terutama dengan mengetahui batasan tubuh Anda. Saat stres muncul, Anda bisa menguranginya dengan melakukan hobi atau aktivitas positif lainnya, seperti bercerita. Mengontrol stres juga bisa dilakukan dengan mengubah gaya hidup. Hanya dengan beberapa perubahan saja, Anda bisa terhindar dari risiko gangguan kesehatan, termasuk penyakit jantung. Mulailah membiasakan diri berolahraga, mengonsumsi makanan sehat, dan istirahat yang cukup. Dengan cara ini, tubuh menjadi lebih nyaman dan terhindar dari stres berkepanjangan. Anda juga dapat mengatasi stres dengan berbagi cerita dengan orang-orang terkasih.

Gangguan Pencernaan

Stres bisa memberikan pengaruh terhadap sistem pencernaan kita. Orang yang mengalami stres seringkali mengalami masalah pada sistem pencernaannya. Misalnya perut terasa bengkak, mual, dan nyeri. Hal ini disebabkan oleh kelebihan asam lambung (hiperasiditas). Secara medis, ini adalah gastritis atau maag. Selain gangguan lambung, juga dapat terjadi gangguan usus sehingga menyebabkan penderita mengalami sakit perut, sulit buang air besar, atau sebaliknya sering diare. Gejala yang ditimbulkan yaitu berupa sakit perut, diare, sembelit, dan gangguan makan. Kondisi ini juga dapat memperburuk kondisi sindrom iritasi usus besar (IBS) dan penyakit radang usus.

Gangguan Kekebalan Tubuh

Stres yang berkepanjangan dapat mengakibatkan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Pada saat stres terjadi, kadar hormon kortisol meningkat dan sistem kekebalan tubuh terganggu. Oleh karena itu, bakteri atau virus leluasa menyerang gusi (gusi) atau mulut orang yang terinfeksi. Stres dapat menyebabkan seseorang membentuk kebiasaan yang berbahaya bagi rongga mulut, bahkan  mengabaikan kesehatan mulut. Tingkat stres yang tinggi ditambah dengan  kesehatan  mulut yang buruk dapat menyebabkan penyakit periodontal yang lebih parah. Hal ini ditandai dengan hilangnya perlekatan progresif, kehilangan tulang alveolar yang parah, dan peningkatan perdarahan gingiva. Stres psikologis juga dapat mempengaruhi keberhasilan dan kemajuan pengobatan penyakit periodontal.

Morey et al., (2015) mengatakan dalam penelitiannya bahwa stres yang terjadi pada masa awal (misalnya, masa kanak-kanak dan remaja) dan akhir (yaitu, penuaan) dalam kehidupan telah menunjukkan bahwa individu yang terpapar stres kronis (seperti pelecehan atau tugas merawat) dapat mengalami gangguan sistem kekebalan yang mungkin bersifat menetap dan serius.

Gangguan Tidur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun