Mitos, sudah ada dari jaman dulu dan masih juga dikenal di era tekhnologi sekarang ini, meski kemungkina orang-orang yang mempercayainya sudah lebih sedikit, ketimbang jaman dahulu. Setiap daerah di Indonesia, punya ceritra mitos-mitos sendiri yang berkembang di daerah tersebut.Seperti sudah membudaya di Indonesia.
Teringat kejadian tadi pagi lah, awal curhat mitos ini di sini. Jadi, saya yang memang lagi sendirian di rumah, mendapati cermin yang lumayan besar jatuh tanpa ada aku sentuh sedikit pun. Cantolannya lepas kali? Mungkin ada yang berpikir demikian, tapi tidak. Cermin itu saya letakan di bagian atas rak buku saya, yang juga depannya ada rak-rak kecil tempat perlengkapan wanita yang lumayan tinggi. jadi cermin itu disanggah dengan rak-rak itu.
Tidak ada sentuhan sama sekali, karena pada saat cermin itu jatuh, saya sedang berjalan menuju ke cermin, dan di jarak sekitar 100 cm lagi, cermin itu jatuh, dengan posisi tepat di samping saya berdiri. Pecahannya bertebar di ssekitar kaki saya, namun tidak ada yang menyentuh kaki.
Terkejut dan heran. Kok bisa jatoh ya? Seketika, ingatan seolah flasback kepada memory yang tertangkap dari kejadian-kejadian di sinetron-sinetron, yang kalau ada kejadian sesuatu benda pacah belah jatuh tanpa sebab, adalah pertanda sesuatu yang buruk terjadi pada orang yang kita sayang.
Namun saaat itu, saya tidak langsung panik dan menghubungi orang-orang terkasih saya (ingat, orang dengan kepribadian pleghmatik, akan merespon keadaan genting dengan lebih santai dibanding tipe yang lain). Yang saya lakukan pertama sekali, mengumpulkan pecahan kaca, sambil bergumam juga, memohon agar orang-orang yang saya kasihi tidak kenapa-kenapa. Sesampainya di kantor, barulah saya menanyakan satu/satu mereka yang saya kasihi, dan Puji Tuhan, semua baik-baik saja.
Lega sekali rasanya. Ternyata apa yang selalu ditunjukan di sinetron-sinetron itu hanya perkara di sinetron saja. Bisa dikatakan mitos, yang tidak dijamin kebenarannya. Lalu jika itu bukan mitos, apa donk yah?
HAntu kah? ihhhhhhhhhhhhh.....
Syukurrrrrr sekali, tadi pas kejadian tidak kepikiran itu perbuatan iseng si hantu. Haduh...haduhh....
Bicara soal mitos, yang saya yakini mengapa orang dulu itu suka sekali mengatakan hal-hal yang sedikit aneh (yang kemudian dikenal dengan mitos) adalah untuk niat baik agar seseorang terhindar dari bahaya. Orang Indonesia lebih mau mengerjakan apa yang dikatakan orang yang lebih tua dengan kata-kata "jangan begini, nanti begitu". Padahal kenyataannya yang terjadi belum tentu seperti kata jangan yang terbungkus dalam Mitos itu. Makanya tidak heran Mitos masih berkembang sampai sekarang
Contoh analisa mitos yang pernah saya dengar.
- Jangan beli minyak mentah (untuk kompor) malam-malam.
Tanpa tahu alasan realnya apa, saya memahaminya begini: Kenapa dilarang, adalah untuk menghindari kemungkinan terjadinya kebakaran. Diandaikan minyak yang dibeli itu tumpah di tempat gelap tanpa tahu ada material sampah apa yang ada di sekitarnya, lalu ada orang lain lewat dan membuang puntungan rokok di sekitar tumpahan itu, bisa memicu terjadinya kebakaran. Atau alasan real lain lah (terserah anda).
- Jangan Makan Sambil Jalan
Mitos ini, bisa diuraikan dengan alasan logis yang simpel saja. Tentu sangat disarankan tidak makan saat berjalan, apalagi di jalanan. Karena adanya debu yang berterbangan bisa menempel di makanan, dan menjadi penyakit kalau masuk ke mulu. belum lagi kebiasaan banyak orang yang mengenal istilah "Belum 5 menit", jadi makanan yang jatuh di tanah itu tadi dengan segala bakteri yang sudah menempael, dibersihkan ala kadarnya lalu dimasukan lagi ke dalam mulut (hahhaaaa,,ini pengalaman waktu kecil nih)
- Anak Gadis jangan duduk di depan pintu, Jauh Jodoh!
Ini mitos yang masih saya dengar sampai sekarang. Termasuk mitos yang pernah ditujukan ke saya juga. Orang tua saya kerap melarang kalau anak gadisnya duduk di depan pintu. Dengan alasan jauh jodoh, biar kita segera pindah dari pintu itu. Padahalkan biar tidak menghalangi siapapun yang mau keluas-masuk saja. Lagian memang kurang sedap dipandang dari luar, kalau anak gadis duduk di depan pintu. Kesannya lagi nunggu jodoh yang tak kunjung datang alias tak laku-laku. Belum lagi anak gadisnya demen pakai rok, wah sungguh tak elok memang dengan rok duduk di depan pintu. Silap gaya duduk, pemandangan tak biasa terlihat, orang yang lewat.
-Jangan Beli Jarum Malam Hari
Mitos ini juga pernah saya dengar, tapi saya tidak tahu untuk apa. yang saya tangkap, sama halnya dengan larangan beli minyak malam-malam tadi, kalau beli jarum malam-malam, dan jarum itu terjatuh, kan susah mencarinya, alhasil bisa jadi sumber kecelakaan untuk orang lain yang lewat di sekitar tempat si jarum jatuh (masuk akal donk yah).
Dan masih banyak, "Jangan-Jangan"Â dalam Mitos yang lainnya. Di setiap daerah, pasti ada mitosnya masing-masing.
Lalu kalau kejadian Kaca yang pecah tadi pagi itu pertanda apa ya? Pertanda beli yang baru pastinya. hehehheee..
Regards
Neiy Foenale
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H