Straight to the point saja, Saya membaca postingan berita itu, di salah satu timeline teman medsos saya yang kebetulan seiman dan merasa terganggu dengan isinya, sama seperti yang saya rasakan.
Sebenarnya saya merasa Pak menteri tidak perlu mengeluarkan statement "Kami memohon umat Kristiani berjiwa besar atas realita ini........"
Statement di atas, sama sekali tidak berdampak menenangkan, tapi justru sebaliknya, memperkeruh suasana.
Mengapa?
Jika ditarik interpretasi statement beliau itu, seolah-olah membenarkan bahwa polemik pengucapan Natal (yang sebenarnya adalah polemik internal saudara muslim), tidak berujung dikarenakan memang umat kristiani merasa keberatan dengan larangan tersebut.
Padahal tidak Pak Menteri, sama sekali kami tidak keberatan. Silahkan selesaikan polemik internal kalian tanpa menarik campur umat kristiani.
Begitu pun, kalau kedepannya ada Fatwa pelarangan pengucapan Selamat Nyepi, Galungan, Waisak dsb, silahkan, tapi hindari statement seperti itu.
Sama sekali tidak ada kecil hati kami terhadap Pelarangan Pengucapan itu Pak. Kami tidak merasa tidak dihargai dengan adanya larangan itu. Posisi yang minoritas, sudah sangat membuat kami paham untuk mengambil sikap.
Semoga tahun depan, bapak tidak mengulangi statement itu lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H