Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) adalah salah satu satwa endemik yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Monyet ini merupakan spesies primata yang tersebar luas di wilayah tropis Asia Tenggara mulai dari Myanmar hingga Filipina, Indonesia, Indochina, dan Malaysia. Habitat dari Monyet Ekor Panjang sendiri umumnya dapat ditemukan mulai dari hutan, tepi sungai, sampai ke pantai. Monyet ini merupakan makhluk sosial yang sering membentuk kelompok atau berkoloni dengan 20-30 ekor lainnya. Ciri-ciri dari Monyet Ekor Panjang dapat terlihat dari warna rambutnya abu-abu coklat atau coklat kemerahan. Sedangkan ukuran tubuh dari primata ini bervariasi sehingga tidak bisa dicirikan dengan jelas.
Populasi Monyet Ekor Panjang di Indonesia termasuk banyak dan tersebar sampai ke pemukiman warga. Namun, Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) memprediksi penurunan populasi primata ini hingga 40% dalam 40 tahun. Akibat dari prediksi tersebut, Monyet Ekor Panjang mendapat status (Endangered) atau bisa disebut spesies yang terancam punah yang status sebelumnya adalah (vulnerable) atau terdapat risiko kepunahan dalam jangka waktu yang dekat.
Berbeda dengan IUCN, Pemerintah Indonesia masih tidak menetapkan bahwa Monyet Ekor Panjang adalah spesies yang terancam punah Alasan Pemerintah Indonesia tidak menetapkan bahwa spesies ini tidak dilindungi adalah karena populasinya yang terhitung masih banyak di Indonesia. Pada tahun 2021, Pemerintah Indonesia pun masih mengizinkan penangkapan dan ekspor Monyet Ekor Panjang.
Akibat dari banyaknya populasi Monyet Ekor Panjang di Indonesia dan tidak adanya undang-undang yang melindungi primata ini banyak terjadinya penangkapan Monyet Ekor Panjang secara ilegal. Ratusan Monyet Ekor Panjang ditangkap secara brutal hingga diekspor ke Amerika Serikat dan China. Pada tahun 2022, Sebanyak 990 ekor diekspor dari Indonwsia ke Amerika Serikat untuk dijadikan bahan uji coba.
Lembaga kesejahteraan primata Action for Primates mengecam penangkapan Monyet Ekor Panjang secara kasar dengan mengunggah video yang berisikan eksploitasi pada primata tersebut. Dalam video terlihat sejumlah kera yang ditarik paksa dengan tangan sampai ekornya pun juga terlihat ditarik secara brutal. Tidak hanya itu, bahkan penangkap tega untuk mencekik leher monyet serta memukul monyet tersebut. Terlihat juga terdapat satu ekor primata tersebut yang dibunuh, primata itu sebelumnya dipukuli dan diseret ekornya sebelum lehernya digorok dengan parang oleh penangkap yang tidak mempunyai hati itu. Action for Primates menggambarkan proses dalam penangkapan tersebut adalah cara yang kasar dan tidak berperikehewanan dimana penangkap tertawa dan bercanda sambil memegang Monyet Ekor Panjang.
Monyet Ekor Panjang biasanya diekspor karena merupakan spesies primata non-manusia utama yang dapat dijadikan dalam uji toksisitas regulasi. Pengujian tersebut adalah untuk menilai reaksi dari suatu obat atau bahan kimia yang biasanya dapat menyebabkan keracunan, penderitaan sampai kematian. Pada maraknya Covid-19, penangkapan dan perdagangan Monyet Ekor Panjang juga meningkat karena spesies tersebut dapat digunakan untuk menguji biomedis vaksin untuk virus covid-19.
Saat pihak berwenang ditanyakan mengenai penangkapan Monyet Ekor Panjang yang tidak sesuai dengan kuota, biasanya mereka menjawab karena banyak dari spesies tersebut yang masuk ke pemukiman warga dan membuat konflik kepada warga setempat. Dilaporkan Monyet tersebut menyerang dan banyak mengganggu warga yang didatanginya.
Action for Primates mendesak Pemerintah Indonesia untuk tidak membiarkan penangkapan Monyet Ekor Panjang yang brutal dan ilegal ini. Lembaga ini mendesak pihak berwenang untuk mengatasi konflik ini dengan penggundulan hutan dan juga membuang sisa makanan yang tersisa yang menyebabkan banyak dari Monyet Ekor Panjang pergi ke pemukiman warga. Selain mendesak kepada Pemerintah Indonesia, Action for Primates juga mendesak Pemerintah Amerika Serikat untuk mengambil sikap dan bantu untuk mengatasi konflik ini dengan melarang mengimpor Monyet Ekor Panjang dari Indonesia.
Lalu, Action for Primates juga mengajak publik untuk mengirim surel ke alamat email Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Pusdatin Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tak hanya itu, Lembaga ini pun menggalang tanda tangan untuk menanda tangani petisi yang berisi desakan kepada Pemerintah Indonesia untuk menyudahi penangkapan dan ekspor Monyet Ekor Panjang yang kejam ini untuk dijadikan bahan uji coba laboratorium.
Daftar Pustaka
[1]
https://www.kompas.com/sains/read/2022/08/18/160200323/mengenal-monyet-ekor-panjang- yang-populasinya-saat-ini-terancam-punah