Salah satu strategi untuk menghilangkan perilaku sedentari ini dapat dilakukan dengan aplikasi Classical dan Operant Conditioning. Dalam Ilmu Psikologi, classical conditioning atau dikenal dengan pembelajaran stimulus-respon yang pertama kali dipelajari oleh Ivan Pavlov adalah proses pembelajaran yang melibatkan asosiasi antara stimulus netral dengan stimulus yang memiliki respon tertentu.Â
Melalui eksperimennya dengan anjing, Pavlov menyimpulkan bahwa individu dapat belajar untuk mengasosiasikan stimulus netral seperti bunyi lonceng dengan stimulus makanan, sehingga mereka mulai mengeluarkan respon seperti mengeluarkan air liur ketika mendengar bunyi lonceng. Sementara operant conditioning atau merupakan metode yang diperkenalkan pertama kali oleh B.F. Skinner mengenai metode pembelajaran yang menggunakan penguatan hadiah dan hukuman sebagai konsekuensi dari sebuah perilaku.
Classical dan Operant conditioning dapat diterapkan dalam manajemen lifestyles bagi wanita PCOS untuk membentuk kebiasaan yang lebih sehat dan produktif. Salah satu bentuk stimulus netral yang dapat digunakan untuk menghilangkan sedentary behavior dan membentuk kebiasaan yang lebih sehat adalah dengan adanya social support dan fungsi reward. Bagaimanakah cara kerjanya? Berikut penjelasan berdasarkan studi yang dilakukan Brennan dkk (2017) yang dapat dilakukan:
1. Kontrol terhadap Stimulus
Hal pertama yang dapat dilakukan adalah mengkondisikan lingkungan yang sebelumnya tidak sehat menjadi lingkungan yang memberikan isyarat tingkah laku sehat lebih banyak daripada tingkah laku yang tidak sehat.Â
Lingkungan yang sehat sebagai stimulus netral akan mengontrol pengambilan keputusan untuk tetap mengontrol kebiasaan yang lebih sehat seperti banyaknya aktivitas fisik yang dilakukan hingga dapat memengaruhi preferensi makanan dan keputusan diet.Â
Ketika seseorang yang telah membuat keputusan untuk mengurangi konsumsi makanan cepat saji (pengambilan keputusan) menghadapi stimulus eksternal, seperti iklan makanan cepat saji, mereka mungkin merasakan dorongan untuk membeli makanan tersebut karena stimulus itu memicu respons yang telah terkondisi (stimulus control).
Kontrol diri diperlukan untuk menghadapi godaan dan memutuskan untuk tetap pada keputusan mereka untuk melakukan aktivitas fisik dan tidak mengonsumsi makanan cepat saji. Melalui latihan dan pengalaman, seseorang dapat memperkuat kontrol diri mereka dan menjadi lebih baik dalam menghadapi stimulus eksternal yang memicu keinginan yang bertentangan dengan keputusan mereka.Â
Dalam contoh ini, interaksi antara stimulus control seperti tidak tersedianya makanan cepat saji, misalnya, pengambilan keputusan untuk menjaga kesehatan dan kontrol diri untuk menahan diri dari godaan dapat menciptakan dinamika yang memengaruhi perilaku seseorang terkait dengan konsumsi makanan yang lebih sehat.
2. Ketersediaan Dukungan Sosial