Mohon tunggu...
Neil Pudjanegara
Neil Pudjanegara Mohon Tunggu... Lainnya - Murid

Murid

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kompor Gas, Diam-diam Membunuhmu

10 Februari 2023   21:06 Diperbarui: 10 Februari 2023   21:08 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya kompor gas. Bagaimana tidak, kompor gas telah menjadi pilihan utama masyarakat umum Indonesia untuk keperluan memasak selama puluhan tahun terakhir. Kompor gas telah menemani ratusan ribu, bahkan jutaan orang Indonesia memasak. Ketergantungannya yang minim pada perabot dapur yang lain menjadikannya pilihan yang praktis, mudah digunakan, dan relatif cepat untuk keperluan memasak. Selain itu, harganya yang lebih terjangkau membuatnya lebih cocok untuk digunakan oleh masyarakat yang lebih luas di bagian manapun Indonesia. Akan tetapi, penelitian-penelitian terbaru yang telah diadakan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa ternyata kompor gas tidak se-aman yang kita pikir. 

Menyalakan knob pada kompor gas akan memicu perpindahan gas dari tabung yang melewati pintu regulator, ke selang yang terhubung oleh kompor dengan cepat, sehingga berubah menjadi api. Pembakaran gas yang menghasilkan api dapat menyebabkan nitrogen dan oksigen dalam udara menyatu secara kimiawi. Gabungan nitrogen dan oksigen ini akan membentuk sebuah senyawa bernama nitrogen dioksida. Selain itu, reaksi pembakaran gas juga dapat menghasilkan karbon monoksida.

Besarnya jumlah gas nitrogen dioksida dan karbon monoksida dalam udara, terutama dalam ruangan seperti dapur, jika tidak disertai dengan sistem sirkulasi udara yang dibuat dengan baik, berpotensi untuk membahayakan kesehatan. Menurut studi yang dilakukan oleh ilmuwan Eric Lebel, emisi gas nitrogen dioksida yang dihasilkan oleh kompor gas bisa melebihi standar keamanan dalam jangka waktu dibawah satu jam. Berdasarkan studi lain yang dilakukan oleh PSE for Healthy Energy, pembakaran kompor gas bisa menghasilkan zat kimia benzena yang sejumlah dengan pembakaran 1 batang rokok. Zat kimia benzena ini bersifat karsinogen dan berpotensi menyebabkan kanker.

Kandungan nitrogen dioksida yang melebihi standar keamanan di udara dapat menyebabkan sejumlah gangguan kesehatan. Menurut penelitian IJERPH, 13% kasus asma pada anak-anak bisa dihubungkan dengan pembakaran gas, dan paparan nitrogen dioksida yang berkepanjangan juga dapat dihubungkan dengan beberapa gangguan pernafasan & penyakit jantung. Penelitian mereka juga menemukan bahwa tidak jarang bagi kompor gas untuk bocor & melepaskan gas metana dan benzena ke udara.

Untuk menghindari dampak negatif dari kandungan nitrogen dioksida dan karbon monoksida, ada beberapa solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satunya adalah dengan menggunakan kompor listrik. Kompor listrik mengubah energi listrik menjadi panas melalui induksi elektromagnetik, sehingga tidak terjadi pembakaran & emisi gas berbahaya. Akan tetapi, harganya yang masih bisa dibilang mahal dan pemasangannya yang lebih sulit dilakukan memang membuatnya kurang diminati.

Tetapi, masih ada beberapa alternatif lainnya, salah satunya dengan memastikan sirkulasi udara dapur anda berfungsi dengan baik. Caranya dapat dilakukan dengan rutin mengganti filter udara dapur serta menyalakan hood kompor atau kipas angin sebelum memasak.

Penggunaan kompor gas yang sudah umum di masyarakat ternyata memiliki bahayanya sendiri. Paparan gas hasil pembakaran kompor gas dalam jangka panjang berpotensi menyerang & menyebabkan penyakit pernafasan & jantung. Mengetahui hal ini, ada baiknya kita mulai mempertimbangkan penggunaan kompor listrik untuk keperluan memasak. Selain itu, memastikan sirkulasi udara dapur bekerja dengan baik juga dapat memperkecil bahaya kompor gas.

Kevin Kristianto Widjaja
Neil Pudjanegara

SMA Citra Kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun