Dengan meningkatnya tabungan domestik dan investasi, stabilitas fiskal Indonesia semakin terjaga. Kementerian Keuangan (2022) melaporkan bahwa defisit fiskal turun dari 6,1% terhadap PDB pada tahun 2020 menjadi 3,9% pada tahun 2022, menunjukkan bahwa peningkatan tabungan domestik membantu mengurangi tekanan fiskal yang dihadapi oleh pemerintah.
Di lain sisi, pengeluaran pemerintah tidak selalu memberikan dampak poritif bagi perekonomian, malainkan terdapat beberapa dampak negatifnya. Salah satu tantangan signifikan dalam perekonomian Indonesia adalah keterbatasan akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal, terutama di daerah terpencil. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa tingkat inklusi keuangan Indonesia pada tahun 2022 telah mencapai 76%. Meski angka ini menunjukkan peningkatan, masih ada sekitar 24% masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan keuangan, menunjukkan bahwa akses ke lembaga keuangan formal belum merata di seluruh wilayah.
Selain itu, pemerintah juga menghadapi tantangan dalam meningkatkan efisiensi investasi, terutama pada proyek-proyek infrastruktur besar. Menurut laporan World Bank (2021), sejumlah proyek infrastruktur masih mengalami keterlambatan pelaksanaan dan pembengkakan biaya.
Kendala-kendala ini berpotensi mengurangi kontribusi infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, karena manfaat dari proyek-proyek tersebut tidak dapat dioptimalkan tepat waktu. Hal ini menyoroti pentingnya perencanaan dan pengelolaan yang lebih efisien agar investasi di sektor infrastruktur dapat memberikan dampak maksimal bagi pembangunan ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H