Mohon tunggu...
Neila Farah
Neila Farah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Implementasi Karakter Pemuda Indonesia

8 Februari 2019   20:05 Diperbarui: 8 Februari 2019   20:26 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Implementasi Menurut Para Ahli - Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya.

Jadi, implementasi karakter pemuda Indonesia merupakan suatu penerapan karakter pemuda Indonesia, nah seperti apa sih karakter pemuda Indonesia yang harus diterapkan?  Mari kita bahas.

Pemuda adalah pemimpin masa depan, oleh karena itu pemuda Indonesia harus memiliki semangat, cerdas, kemauan keras, dan berjiwa pejuang akan kebenaran tentunya. Pemuda memang sangat erat kaitannya dengan perubahan. Karena memang seperti itulah kodratnya.

Dengan mobilitasnya yang sangat tinggi dan daya juang yang kuat, pemuda akan senantiasa bergerak menciptakan momentum untuk melakukan suatu perubahan. Tingkat produktivitas pemuda juga menjadi faktor pemicu untuk melakukan sesuatu hal yang bermanfaat.

Maka bukan suatu kebetulan jika Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno demikian percaya dengan kekuatan pemuda sebagai kekuatan perubahan. Mendiang Ir. Soekarno pernah mengatakan,"Berikan aku sepuluh orang tua, maka aku akan mencabut gunung Semeru dari akarnya. Berikan aku sepuluh pemuda, maka aku akan mengguncang dunia".

Dimanapun kita berada, maka kita akan melihat bahwa perubahan akan diciptakan oleh pemuda. Pemuda yang dimaksud adalah pemuda yang memiliki kualitas intelektual dan kualitas karakter yang baik sebagai modal kepemimpinan dan kesuksesan pemuda dalam menciptakan suatu perubahan.

KRISIS KARAKTER DI KALANGAN PEMUDA
Pemuda dengan berbagai karakteristiknya memiliki peranan dan fungsi yang sangat strategis dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Paling tidak ada tiga peran dan fungsi pemuda: pertama, agent of change; kedua, social of control, dan ketiga, moral force. Sebagai agent of change mahasiswa dituntut bukan hanya menjadi bagian dari perubahan saja, melainkan pencetus perubahan itu sendiri.

Sebagai agent of change, mahasiswa mempunyai tanggung jawab besar dalam membuat perubahan-perubahan mendasar dalam masyarakat, apalagi saat ini dinamika masyarakat begitu cepat berubah seiring perubahan global.

Dalam konteks seperti ini, pemuda dapat memfungsikan diri melalui sikap kritis, semangat berubah dan ide-ide cerdasnya mengatasi kemandekan berpikir dalam masyarakat. Cara pandang sempit diarahkan kepada paradigma yang holistik dan komprehensif. Peran pemuda sebagai social of control terjadi ketika ada yang tidak beres atau ganjil dalam masyarakat dan pemerintah.

Saat ini di Indonesia, masyarakat merasakan bahwa pemerintah hanya memikirkan dirinya sendiri dalam bertindak. Usut punya usut, pemerintah tidak menepati janji yang telah diumbar-umbar dalam kampanye mereka. Kasus hukum, korupsi, dan pendidikan merajalela dalam kehidupan berbangsa bernegara. Inilah potret mengapa pemuda yang notabene sebagai anak rakyat harus bertindak dengan ilmu dan kelebihan yang dimilikinya.

Namun, perbuatan pemuda dalam social of control tidak berarti turun ke jalan saja, tapi juga dengan hal yang substansial, contohnya melalui diskusi. Dengan didukungnya pokok-pokok pikiran yang didapatkan melalui diskusi, pemuda hemat penulis akan mejadi lebih bijak dalam mengubah hal yang tidak beres dalam masyarakat maupun pemerintah. Yang terakhir sebagai moral force. Dalam sejarahnya memang banyak sekali kiprah mahasiswa yang telah menorehkan tinta emas bagi perjuangan bangsa seperti telah penulis uraikan sekilas di muka. Secara moralitas pemuda harus mampu bersikap dan bertindak lebih baik dari yang lainnya karena mereka mempunyai latar belakang sebagai kaum intelektual, di mana mereka mengatakan yang benar itu adalah benar dengan penuh kejujuran, keberanian, dan rendah hati. Pemuda juga dituntut untuk peka terhadap lingkungan sekitarnya dan terbuka kepada siapa saja.

Sayangnya pemuda-pemuda yang dapat menjadi agent of change, social of control dan moral force, sulit kita jumpai pada hari ini. Mungkinkah karena globalisasi? Adanya globalisasi seringkali dituding membawa dampak buruk dalam karakter para pemuda-pemuda kita. Ibarat cerita Raja Midas yang menginginkan setiap yang disentuhnya menjadi emas, ternyata ketika keinginannya dikabulkan dia tidak semakin senang, tetapi semakin resah bahkan gila. Sebab, tidak saja rumah dan seisi rumah yan menjadi emas, tetapi istri dan anak yang disentuh pun menjadi emas sehingga sang raja pun akhirnya meratapi nasib yang kesepian tanpa ada makhluk hidup yang mendampinginya. Tak banyak pemuda-pemuda hari ini yang mempunyai idealisme, patriotisme dan nasionalisme yang bagus meskipun globalisasi menawarkan banyak kesenangan dan kemudahan.

Hal ini dikuatkan dengan kenyataan bahwa pemuda-pemuda hari ini banyak yang mengalami krisis karakter. Tawuran antar pelajar atau antar mahasiswa, meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkoba, maraknya pergaulan bebas, dan lain-lain. Hal ini merupakan beberapa contoh betapa pemuda-pemuda pada hari ini banyak yang "bermasalah". Belum lagi banyak sekali pemuda saat ini yang terjebak dalam lingkaran apatisme, hedonisme dan semacamnya yang semuanya mengarah pada satu hal yang disebut "anti sosial", dan mungkin saja ini karena ketidaksiapan karakter pemuda dalam menghadapi era globalisasi.

Para pemuda adalah calon generasi penerus, dan calon pemimpin negara dan bangsa masa depan. Tanpa karakter yang kuat yang dimiliki para pemuda, maka akan memiliki resiko yang besar di masa yang akan datang bagi bangsa ini. Kita dapat melihat bahwa pergaulan dunia yang semakin tanpa batas, seperti ekonomi global dimana konsumen dan produsen (coorporations) tanpa mengenal batas-batas negara, setiap konsumen hanya mau membeli barang dan jasa dengan kualitas terbaik dan harga termurah dari manapun asalnya atau siapa pembuatnya. Lihatlah Negara Cina yang telah merambah dan mengusai pasar global. Oleh karena itu perlu dibangun karakter atau watak yang kuat di kalangan pemuda sebagai jaminan masa depan negara kita: Indonesia.

Pendidikan sebagai pengembangan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karnanya kemampuan yang dimiliki setiap pemuda akan diasah dan dikembangkan hingga menghasilkan kereatifitas edukatif untuk menunjang perkembangan dan kemajuan bangsa. Karakter pemuda yang memiliki akuntabilitas terhadap tanah air, akan mampu mendobrak kebohongan-kebohongan yang sejak lama tertimbun, memberantas segala ketidak adilan yang menghiasi fenomena bangsa ini. Semua akan terbuka gamblang bila mana karakter kejujuran sudah tertanam sejak dini.

Mencerdaskan anak bangsa adalah perjuangan tanpa pamrih, namun alangkah teganya bila mana seseorang yang sudah memberikan ilmu pengetahuan sebagai langkah mendobrak kebodohan akan disia-siakan tanpa upah yang seimbang, sedangkan dibalik layar mereka istri yang selalu menanti kehadirannya dengan segenggam kasih sayang menadahkan tangannya untuk membeli kebutuhan sehari-hari yang belum tercukupi, anak-anak mereka merengek meminta uang jajan, biaya pendidikan anak mereka juga harus diperhatikan. Semua ini adalah tanggung jawab kita bersama, agar terciptanya keselarasan yang seimbang dan setimpal.

Siapa yang tidak terketuk hatinya bilamana melihat fenomena kehidupan rakyat negri ini, mereka yang harus memperjuangkan hidupnya hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, mereka yang hidup di belantaran-belantaran sungai, kolong jembatan, bahkan mereka yang rela hidup dalam tumpukan-tumpukan gelombang sampah. Karna itulah yang bias mereka lakukan, mengais rizki melalui belas kasihan orang lain, bahkan ada yang rela mempertaruhkan hargadiri dengan seperak rupiah. Semua mereka lakukan demi menyambung kehidupannya, agar bisa menatap mentari esokan yang lebih baik.

Selain itu, banyak anak bangsa yang merantau ke negri lain, mengadu nasib untuk merubah kedudukan hidupnya, membantu kelangsungan hidup keluarganya di tanah air. Namun tidak sedikit fenomena yang kita lihat diantara mereka, mereka disiksa, di perlakukan yang tidak sewajarnya, bahkan diantara mereka direbut kehormatannya. Seyogyanya pemerintah negri ini berlaku tegas terhadap perlakuan yang tidak adil dilakukan oleh bangsa lain, seolah-olah harga diri negri ini diinjak-injak dengan perlakuan yang tidak senonoh. Bahkan dewasa ini melihat nasib tenaga kerja wanita Indonesia yang dipulangkan dari Negara lain, adalah bukti ketidak seriusan perlakuan bangsa lain terhadap tenaga kerja Indonesia.

Dibalik fenomena itu semua, mata para penguasa negri ini yang berpura-pura tertutup, mengalihkan pandangan pada persoalan lain, membuat setrategi konflik baru agar Aib yang mereka tutup-tutupi tidak digubris kembali. Semua ini adalah bentuk kezoliman yang harus diberantas, dan membutuhkan satria-satria muda untuk menegakkan keadilan negri ini. Negri yang memiliki kekayaan alam yang melimpah, sumberdaya manusia yang memupuni, menjelma tongkat batu menjadi tanaman. Tidak selayaknya kehidupan penduduknya dibawah garis kemiskinan dengan tingkat pengangguran tertinggi. Lantas kemanakah hasil bumi negri ini yang melimpah, kemanakah anggaran pemberantasan kehidupan rakyat miskin di negri ini, dimanakah solusi penanggulangan tingkat pengangguran bangsa ini?...

Dilain sisi, pergaulan para pemuda yang sudah di kontaminasi dengan doktrin-doktrin budaya asing, penampilan yang tidak selayaknya ditampilkan di muka umum, pergaulan yang sudah melampaui batas, bahkan yang terbaru ini, penyucian otak para pemuda yang mengakibatkan dampak negative yang berkepanjangan, belum ada yang bertindak dan memerangi itu semua. Seandainya hal ini dibiarkan dan berlarut-larut berkepanjangan akan menambah banyak korban jiwa yang akan terjerumus kedalam lembah kehancuran.

Melalui pendidikan pemuda yang dibangun dengan kualitas tinggi, mentalitas kuat, dan kejujuran yang melekat. Mampu memberikan warna baru dalam merubah perkembangan bangsa ini. Bukan hanya dalam bidang pedidikan saja, namun di bidang lainnya juga seperti social, budaya, ekonomi dan politik menimbulkan perubahan kearah yang lebih baik.

Teringat ungkapan bung karno "Berikan aku 1.000 orang tua maka akan kucabut semeru hingga keakarnya, berikan aku 10 pemuda, maka akan kugoncangkan dunia". Begitu pentingnya kedudukan pemuda dalam mengisi dinamika estafeta perjalanan negri ini, pemuda yang memiliki semangat menggelegar untuk membangun bangsa ini lebih baik, pemuda yang memiliki idialisme tinggi tuk mengungkap tabir dibalik dusta dan kebohongan, pemuda yang memiliki kejujuran untuk menggantikan kusi-kursi penguasa rakus, pemuda yang mampu menegakkan keadilan ditengah kezoliman yang sudah berakar. Semua akan bisa dirubah dengan keyakinan yang tulus, permohonan do'a kudus dan usaha gigih terus-menerus. Dengan harapan kebersamaan tuk membagun bangsa dapat dijalin dengan harmonis, keadilan yang berdiri tegak tak mampu tergoyangkan dengan serangan badai manusia dusta, dan kesejahtraan rakyat jelata mampu dibuktikan dengan mata. .

Curriculum Vitae

Nama              : Neila Farah

NIM               : 17130079

Alamat            : Gresik

Nomor Hp       : 082338423473

Email               : Nielafarah@gmail.com

Fakultas           : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan            : Pendidikan IPS

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama   : Neila Farah

NIM    : 17130079

Alamat : Gresik

Dengan ini menyatakan bahwa karya esai ilmiah saya dengan judul

" Pendidikan Karakter Pemuda Indonesia "

Adalah merupakan hasil karya sendiri yang belum pernah dipublikasikan baik secara keseluruhan maupun sebagian yang dipublikasikan secara umum. Karya esai ini sepenuhnya merupakan karya intelektual saya dan seluruh sumber yang menjadi rujukan dalam karya ini telah saya sebutkan sesuai kaidah akademikyang berlaku umum, termasuk para pihak yang memberi kontribusi, kecuali yang menyangkut ekspresi kalimat dalam penulisan.

Demikian pernyataan ini saya buat secara benar dan bertanggung jawab.

                                                            Malang, 15 September 2017Neila Farah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun