Emas Hutan Menangis: Mari Selamatkan Lutung Jawa!
Oleh: Ainina Neihayatus Shofiyya, Mahasiswi Biologi UINSA
Indonesia dengan kekayaan alamnya yang luar biasa, memiliki keanekaragaman hayati yang tak tertandingi di dunia. Satwa endemik yang menjadi ciri khas Nusantara merupakan aset berharga yang harus kita jaga kelestariannya. Planet Bumi,rumah bagi jutaan spesies, termasuk manusia, sedang menghadapi ancaman terbesar dalam sejarah. Perubahan iklim yang semakin ekstrem, deforestasi yang meluas, polusi yang mendominasi lingkungan, dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan telah mendorong alam kita ke titik kritis. Alarm telah berbunyi, dan kode merah telah dikumandangkan. Istilah "kode merah" dikaitkan dengan situasi darurat yang membutuhkan tindakan segera. Dalam konteks lingkungan, kode merah mengindikasikan bahwa ekosistem kita sedang mengalami kerusakan parah dan jika tidak segera ditangani, akan berdampak buruk bagi seluruh kehidupan. Indikator yang menunjukkan kondisi darurat yaitu kehilangan keanekaragaman hayati. Banyak spesies hewan terancam punah akibat hilangnya habitat, perburuan liar, dan perubahan iklim.
Menurut Prof. Satyawan Pudyatmoko, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yaitu salah satu narasumber dalam acara forum bumi yang diselenggarakan Yayasan KEHATI dan National Geographic Indonesia, hilangnya keanekaragaman hayati dapat mengancam kesehatan manusia dan jasa ekosistem. Saat ini, sekitar 1 juta spesies tumbuhan dan hewan menghadapi ancaman kepunahan (IPBES, 2019). Sekitar 50-75% dari populasi global berpotensi terdampak kondisi iklim yang mengancam jiwa (IPCC, 2022). Selain itu polusi udara juga dinobatkan sebagai penyebab penyakit dan kematian dini terbesar di dunia dan menyebabkan hingga 4,2 juta kematian setiap tahun (UNFCCC, 2019).
Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) merupakan primata Indonesia yang populasinya yang terus mengalami penurunan karena terjadinya konversi lahan, penebangan liar, serta perburuan liar di kawasan lindung. Oleh karena itu, status Lutung Jawa saat ini telah dikategorikan sebagai hewan vulnerable (terancam punah) oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan Apendiks II oleh CITES. Salah satu tempat yang menjadi habitat penting Lutung Jawa adalah Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi, Jawa Timur. Kawasan ini menjadi lokasi strategis dalam pelestarian Lutung Jawa dan habitatnya. Taman Nasional Alas Purwo, sebuah permata di ujung timur Pulau Jawa, menyimpan kekayaan alam yang luar biasa. Primata cantik dengan bulu keemasan yang memukau ini telah lama menghiasi pepohonan di kawasan konservasi ini. Emas hutan ini bergelantung riang di antara dedaunan, menari sejenak bebas tanpa cela sebagai mutiara nusantara simbol keindahan alam semesta. Mahkota di kepalanya melintas angkasa berkilau di bawah sinar mentari. Mata bulat bening, menatap penuh ceria. Melayang lincah, dari dahan ke dahan mencari buah-buahan sebagai santapan. Suara merdunya, menggema di hutan menambah keindahan alam yang mempesona. Keanggunannya, sungguh memukau hati. Namun sayangnya keberadaan Lutung Jawa saat ini terancam oleh berbagai faktor, sehingga upaya pelestariannya menjadi sangat mendesak.
Perambahan hutan, perburuan liar, dan perubahan iklim menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup Lutung Jawa. Dulu, mudah sekali menemukan rombongan Lutung Jawa melompat dari pohon ke pohon, namun kini jumlah mereka semakin sedikit. Ancaman terhadap Lutung Jawa masih terus berlanjut. Perburuan liar untuk diambil bulunya yang indah dan dagingnya yang dianggap memiliki khasiat obat masih menjadi masalah serius. Selain itu, perambahan hutan untuk dijadikan lahan pertanian juga semakin mengancam habitat mereka. Beberapa ancaman terhadap Lutung Jawa antara lain:
1. Perubahan Habitat
Deforestasi dan alih fungsi lahan menyebabkan hilangnya hutan primer yang menjadi habitat utama Lutung Jawa. Hal ini dapat mengurangi sumber makanan alami seperti daun muda, buah, dan bunga yang menjadi makanan utama mereka.
2. Perburuan Liar
Lutung Jawa sering menjadi sasaran perburuan liar untuk diperdagangkan sebagai hewan peliharaan. Selain itu, ada mitos yang mengaitkan bagian tubuh lutung dengan pengobatan tradisional, yang semakin memperburuk kondisi populasi mereka.
3. Fragmentasi Hutan
Fragmentasi hutan menyebabkan populasi Lutung terisolasi, sehingga mengurangi peluang reproduksi dan meningkatkan risiko kepunahan lokal.
Beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai upaya pelestarian Lutung Jawa di Taman Nasional Alas Purwo di antaranya:
1. Konservasi Habitat
Taman Nasional Alas Purwo memiliki luas sekitar 43.420 hektar dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Upaya pelestarian meliputi reboisasi area yang terdegradasi, patroli rutin untuk mencegah deforestasi, serta pelibatan masyarakat lokal dalam menjaga hutan.
2. Pengawasan dan Penegakan Hukum
Petugas taman nasional bekerja sama dengan pihak berwajib untuk mengawasi aktivitas ilegal seperti perburuan dan pembalakan liar. Penegakan hukum yang tegas menjadi salah satu langkah preventif.
3. Program Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat
Kesadaran masyarakat sekitar mengenai pentingnya menjaga kelestarian Lutung Jawa terus ditingkatkan melalui kampanye, workshop, dan edukasi. Program ini melibatkan masyarakat lokal sebagai bagian dari solusi konservasi.
4. Penelitian dan Pemantauan Populasi
Penelitian intensif mengenai perilaku, populasi, dan distribusi Lutung Jawa dilakukan oleh peneliti dan lembaga konservasi. Data yang dikumpulkan digunakan untuk merancang strategi pelestarian yang lebih efektif.
5. Pengembangan Ekowisata
Taman Nasional Alas Purwo menawarkan potensi besar dalam pengembangan ekowisata. Program ini dapat memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat sekitar sekaligus mendorong pelestarian satwa liar. Wisatawan dapat menikmati keindahan hutan tropis sambil belajar tentang pentingnya melestarikan satwa endemik seperti Lutung Jawa.
Lutung Jawa merupakan bagian penting dari ekosistem hutan Jawa dan salah satu kekayaan alam Indonesia yang harus kita jaga bersama. Keberadaannya membantu menjaga keseimbangan alam, terutama dalam penyebaran biji tanaman. Upaya pelestarian di Taman Nasional Alas Purwo menunjukkan harapan baru bagi kelangsungan hidup spesies ini. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga konservasi, dan masyarakat lokal menjadi kunci keberhasilan dalam melindungi Lutung Jawa dari ambang kepunahan. Dengan upaya yang terus-menerus dan kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat, kita dapat memastikan bahwa primata emas ini tetap menghiasi hutan-hutan di Taman Nasional Alas Purwo untuk generasi mendatang. Dengan langkah yang tepat dan komitmen yang kuat, Lutung Jawa masih memiliki peluang untuk bertahan dan berkembang di habitat alaminya.
Upaya pelestarian ini tidak hanya menyelamatkan spesies, tetapi juga menjaga warisan alam untuk generasi mendatang. Rheza Maulana, S.T., M.Si. sebagai narasumber dalam acara Forum Bumi yang diselenggarakan Yayasan KEHATI dan National Geographic Indonesia mengatakan bahwa, menjaga keanekaragaman hayati adalah tanggung jawab bersama. Flora dan Fauna yang beranekaragam adalah kesatuan komponen alam dengan peran ekologis. Menyayangi mereka adalah dengan cara membiarkan mereka menjalankan perannya di alam. Olek karena itu, mari kita bersama-sama menjaga kelestarian Lutung Jawa dan alam Indonesia agar anak cucu kita nanti masih bisa menyaksikan keindahan primata emas ini melompat dari pohon ke pohon di hutan. Ingatlah, setiap tindakan kecil kita memiliki dampak yang besar.
"Melindungi Lutung Jawa berarti melindungi masa depan keanekaragaman hayati Indonesia. Salam Lestari, Salam Konservasi!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H