Mohon tunggu...
ilwan Nehe
ilwan Nehe Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Kita adalah rasa yang sama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Isu Primordialisme Vs Djarot

6 Januari 2018   22:00 Diperbarui: 6 Januari 2018   23:08 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Ilwan Nehe

Belakangan ini, memang Pilkada serentak di Tahun Politik ini tidak kalah penting dengan kompetisi DKI Jakarta beberapa waktu yang lalu. Bahkan, Pilkada serentak ini menjadi basis kekuatan untuk kompetisi Pilpres 2019.

Tahun yang baru langsung di isi dengan berita-berita politik mencerminkan pesta demokrasi Tahun ini menjadi pertarungan yang sangat massif. Bagi penguasa mempertahankan keadaan kekuasaanya dengan  merebut kekuasaan di daerah-daerah pemilih, dan bagi yang oposisi mati-matian untuk harus menang karena amunisi untuk kompetisi berikutnya.

Kompetisi ini, perhatian publik memang tertuju dengan pertarungan di Jawa, karena Jawa merupakan basis yang kuat, karena daerah jawa merupakan basis elektoral yang banyak dan daerah jawa menjadi tolak ukur kemenangan pemilihan presiden.

Sedikit perhatian publik mengikuti pilkada di sumut karena tidak ada hal yang menarik untuk  bisa di ikuti, belum lagi melihat bakal calon yang background dari TNI yang ngotot pensiun dini untuk bertarung di Pilkada sumut.  

Kunjungan Djarot di daerah sumut beberapa minggu yang lalu, masyarakat menyambut baik kehadirannya. Djarot di kenal baik setelah menjadi Wakil Ahok di Dki Jakarta, bahkan sempat menjadi gubernur Jakarta dengan masa periode paling terpendek.

Akhirnya, Mantan walikota blitar ini bertarung di Pilkada sumut. Pilkada sumut tidak kelah penting dengan daerah-daerah yang lain setelah Pria kelahiran 6 Juli 1962 ini ikut serta . Djarot di kenal dengan kesantunanya, integiritasnya dan rekam jejak yang baiknya.

Birokrasi Sumatera utara terkenal dengan rawan korupsi. Membersihkan birokrasi mulai dari hulu ke hilir membutuhkan sosok pemimpin untuk menyelesaikan persoalan gelapnya birokrasi di tanah sumatera utara. Bagi saya, sosok Djarot yang berkompeten untuk itu.

Berintegritas tinggi, rekam jejak yang baik bukan berarti pertarungan jargon PDIP ini akan mulus. Dan saya rasa mereka sudah tahu tentang hal itu.

Suami dari Heppy Farida ini, akan di jegal dengan isu-isu yang telah di bangun sedemikian rupa oleh rivalnya untuk menjegalnya di pilkada sumut. Manejemen isu siap di eksekusi oleh lawan politiknya.

Sahabat Ahok yang berdarah jawa ini, di jegal dengan manajemen isu tentang hubungan primordialisme. Isu kesukuan akan menjadi pertarungan Djarot untuk menyelesaikan persoalan itu.

Kenapa isu primordialisme ? Kenapa bukan isu Agama ?

Sumut bukan Jakarta, disana FPI mati kutuk. Jadi, kurang relevan isu agama di tarik sebagai manejemen isu rivalnya karena Bakal Calon Mayoritas Muslim, dan daerah sumatera memperoleh elektoral non muslim yang kuat.

Amunisi paling mempan adalah menjual isu primordialisme. Ah, tidak usah pilih Djarot dia hasil produk dari jawa, pilih saja produk sumatera utara anak daerah yang terbaik.

Isu ini akan terus di sampaikan, apa-lagi melihat putra terbaik  sumut (Terbaik dalam pendidikan militer) ikut serta dalam meraih sumut 1.

Sebnarnya  kita sudah selesai dengan persoalan itu, indonesia mencintai keberagaman. Lihat saja, Nasi padang sudah berada di tanah papua, babi panggang karo sudah ada di tanah jawa, warung tegal sudah berada di sumatera. Jadi, tidak masalah seorang putera jawa mempin di tanah sumatera.

Lantas, masihkah menjual isu primordialisme ? Bagi saya kalian adalah pengkhianat bangsa ini.

Mari menyelesaikan persoalan ini, menolak kelompok-kelompok opurtunis mengacaukan pesta demokrasi pilkada serentak.  Jadikan Pilkada serentak 2018 sebuah kesuksesan demokrasi indonesia menjadi lebih baik.  

Tidak kupandang kau suku mana, selagi kau memberikan pembaharuan untuk indonesia jadilah pemimpin di tanah kelahiranku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun