Baileu Pisarana Hatusiri Amalatu dan batu meja/batu pengalasan (Altar Persembahan) yang mencirikan Kota Saparua sebagai sebuah Negeri Adat.
- NEGERI LAMA SAPARUA ( Hena/Amano )
Dari ketinggian gunung, bekas kota saparua mula-mula, di tengah-tengah perkebunan cengkeh kita bisa melihat pemandangan eksotik, hamparan lautan yang luas, benteng belanda yang berdiri kokoh di atas batu karang di tepi pantai, dan sebagian dari Pulau Saparua. (Mohon maaf, tidak diijinkan untuk mengambil foto karena kawasan ini dianggap keramat oleh masyarakat setempat).
- GUNUNG SANIRI
Berbatasan langsung dengan Negeri Tuhaha dan Negeri Sirisori Amalatu. Gunung yang menjadi tempat berkumpul dan bermusyawarah Kapitan Pattimura alias Thomas Matulessy dan kawan-kawan dalam “PERANG PATTIMURA” sebelum menyerang Benteng Belanda pada 15 mei 1817 di pusat Kota Saparua.
- OBOR PATTIMURA ( Pattimura Day )
Setiap setahun sekali pada tanggal 14 mei diadakan perayaan seremonial Obor Pattimura, dimulai dengan pengambilan/pembuatan api di gunung saniri oleh masyarakat Negeri Tuhaha. Kemudian api obor diarak menuju Baileo Negeri Saparua dan diterima oleh Upu Ama Latu Pisarana/Raja Negeri Saparua. Selanjutnya diberikan kepada Pimpinan Kecamatan Saparua/Camat untuk membakar obor induk dekat Benteng Duurstede, yang diartikan sebagai simbol kemenangan perang. Obor Pattimura kemudian diarak melewati negeri-negeri hingga tiba di Kota Ambon pada tanggal 15 mei untuk selanjutnya diadakan UPACARA PERINGATAN HARI PATTIMURA.