Mohon tunggu...
Ferdy Ferix
Ferdy Ferix Mohon Tunggu... -

Asli keturunan Negeri Saparua

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Destinasi Wisata Negeri Saparua

26 Oktober 2015   14:22 Diperbarui: 4 April 2017   17:48 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini merupakan artikel pertama saya, setelah sebelumnya saya dan beberapa orang teman hanya menuliskan artikel-artikel kami di facebook. Tujuan penulisan artikel ini adalah ingin memperkenalkan Saparua, kota kelahiran yang menjadi tempat penuh kenangan kami. Tapi apakah pembaca sekalian mengetahui kota kecil kami ini??? Mungkin sebagian orang hanya mengetahui Pulau Saparua, pulau kecil yang ada di Kepulauan Maluku, pulau cengkeh dan pala, pulau rempah-rempah yang menjadi incaran bangsa penjajah di masa lalu, Ada sedikit kebingungan yang terjadi karena nama kota kecil kami juga juga dipakai menjadi nama pulau kami, konon pemberian nama ini berawal dari cerita rakyat tentang para leluhur yang menyeberangi lautan menuju pulau saparua dengan menggunakan dua buah gosepa (gosepa : rakit dari batang-batang bambu yang diikat menjadi satu sehingga membentuk seperti sampan). Saparua berasal dari kata “Sampano” yang artinya sampan/perahu dan kata “Rua” yang artinya dua, jadi kata “Saparua” berarti “Dua Sampan”. Saparua, Ya itulah nama kota kecil dan nama pulau kami.

 

 

Untuk mencapai pulau tersebut, hal pertama yang harus kita lakukan setelah kita tiba di Kota Ambon adalah menuju ke pelabuhan penyeberangan di desa Tulehu, di Pelabuhan Tulehu disediakan transportasi untuk menuju Pulau Saparua. Ada 2 jenis transportasi yang disediakan yaitu kapal/ferry penyeberangan dengan lama perjalanan kurang lebih 1 jam, orang-orang biasa menyebutnya kapal cepat. Harga tiketnya pun relatif murah yaitu Rp. 75.000,- untuk kelas ekonomi (duduk bebas tanpa ada nomor kursi) dan Rp.100.000,- untuk kelas VIP (kursi terbatas). Kapal cepat ini hanya membawa penumpang 2x pada pukul 06.00 pagi dan 10.00 siang setiap harinya, kecuali hari Minggu. Transportasi yang kedua adalah speed boat dengan lama perjalanan sekitar 45 menit, jika menggunakan speed boat kita harus merogoh kocek lebih dalam lagi yaitu berkisar Rp. 500.000,- biasanya speed boat ini disewa oleh beberapa orang (bayar patungan) agar lebih murah, dan biasanya speed boat ini digunakan jika sudah ketinggalan kapal cepat/ferry. Jam operasi speed boat ini bebas, artinya kapan saja kita bisa menggunakan speed boat untuk menyebrang ke Pulau Saparua.

Setelah kita menaiki transportasi penyeberangan tersebut, kita akan tiba di Pelabuhan Haria (Pulau Saparua). Dari sini kita bisa menaiki oto penumpang (angkutan umum) atau ojek menuju ke kota Saparua. Sepanjang perjalanan menuju Kota Saparua kita akan disuguhkan dengan pemandangan dan panorama alam yang masih alami. Walaupun matahari terasa sangat menyengat, tapi udara di pulau ini terasa sangat bersih. Sekarang saya akan mencoba menjabarkan beberapa hal tentang Kota Saparua. Here we gooo...

 

Kota Saparua terletak di pulau saparua yang masuk dalam gugusan pulau-pulau lease (Saparua, Haruku dan Nusalaut). Letak Kota Saparua membujur dari utara ke selatan dan melintang dari timur ke barat. 

Batas-batas wilayah Kota Saparua, yaitu :

  1. Sebelah Utara, berbatasan dengan Negeri Tuhaha dan Dusun Pia (Sirisori Amalatu)
  2. Sebelah Barat, berbatasan dengan Negeri Tiouw
  3. Sebelah Timur, berbatasan dengan Negeri Sirisori Amalatu
  4. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Lautan Teluk Saparua

 

Ada banyak destinasi wisata yang bisa ditawarkan untuk pengunjung/turis, baik turis lokal maupun turis asing. Jika kita berbicara tentang destinasi wisata pulau saparua, fokus utama turis lokal/asing hanya tertuju kepada situs memorial peninggalan Belanda (VOC) berupa benteng-benteng pertahanan dan juga spot diving/lokasi menyelam. Kota Saparua memiliki sejumlah spot/lokasi untuk wisata sejarah, rekreasi dan kuliner tradisional, antara lain :

  1. SITUS SEJARAH DAN BUDAYA

Benteng Duurstede, peninggalan bersejarah pemerintah Kolonial Belanda yang berlokasi di atas batu karang/batu kota,  di tepi pantai Teluk Saparua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun