Bahkan jamuan tersebut diberi istilah oleh Megawati sebagai politik nasi goreng. Kedua pertemuan tersebut dapat terjadi berkat peran dari Kepala BIN Budi Gunawan (BG). Sebagai informasi, BG lewat BIN (Badan Intelijen Negara) telah memantau penyebaran radikalisme di Indonesia.
Sehingga muncullah pertanyaan di benak kita semua. Apakah yang terjadi dengan syarat rekonsiliasi dari Prabowo yakni memulangkan Rizieq Shihab? Mengapa Presiden Jokowi menyatakan akan melarang FPI? Bukankah salah satu syarat rekonsiliasi adalah demi kepentingan Rizieq dan FPI?
Ada dua kemungkinan yang bisa kita simpulkan di sini. Pertama, apakah ini cara dari Jokowi dan BG sebagai syarat mendekatnya Prabowo dan Gerindra ke pemerintahan?Â
Apabila Prabowo ingin membangun bangsa bersama-sama dengan Jokowi, maka ia harus menerima pembubaran dari FPI karena mereka sangat berbahaya demi persatuan merah-putih Indonesia.
Kemungkinan yang kedua, apakah pelarangan FPI oleh Jokowi merupakan manuver dari Prabowo untuk cerai dari Blok Islam kanan? Prabowo yang didukung oleh massa Blok Islam Kanan di Pilpres 2019 tentu saja tidak bisa serta merta menyatakan bahwa ia tak suka kehadiran ormas yang membahayakan bangsa tersebut. Oleh karena itu, bisa jadi ia sendiri yang meminta ke Jokowi agar ormas FPI dilarang.
Kita semua pun dibuat bertanya-tanya yang manakah penyebab dilarangnya organisasi Islam Kanan FPI? Mari kita tunggu saja kelanjutan dari kisah Ormas pro khilafah ini.
Sumber:
1. Tirto [Jokowi: FPI Akan Dilarang Jika Membahayakan Negara]
2. CNN Indonesia [Sekjen Gerindra Akui Pemulangan Rizieq Syarat Rekonsiliasi]
3. Tribunnews [Pramono Anung Sebut Jokowi dan Prabowo Tak Bahas Rizieq Shihab Sama Sekali]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H