Mohon tunggu...
Negara Baru
Negara Baru Mohon Tunggu... Freelancer - Tentang Saya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi Sudut Pandang Baru Negara Kita

Selanjutnya

Tutup

Politik

China Provokasi Turunkan Jokowi?

26 Juni 2020   13:39 Diperbarui: 27 Juni 2020   19:07 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
demo. netralnews.com

Bisa jadi sikap Indonesia yang menjaga jarak dari China ini tidak disukai oleh Pemerintah China. Sehingga mereka berusaha mengganggu stabilitas politik dengan memanfaatkan ketidaksukaan Blok Islam 212 terhadap pemerintahan Jokowi.

Pemerintahan Jokowi memang memiliki hubungan yang erat dengan Pemerintahan Xi Jinping. Namun hubungan yang sangat erat menyebabkan suatu negara menjadi dependen. Kemungkinan besar, pemerintahan saat ini tidak ingin hal itu terjadi. Sebab akan sangat merugikan Indonesia dalam perpolitikan global jangka panjang terutama di era perang dagang antara China -- AS.

Jaga jarak Indonesia dengan China mengingatkan penulis pada kenetralan Turki saat Perang Dunia II. Turki yang baru saja menjadi republik pasca kekalahan di PD I memilih tidak berpihak pada blok manapun yang terlibat PD II. Padahal ia memiliki kedekatan dengan Jerman dan di Blok Sekutu ada Uni Soviet / Rusia yang menjadi musuh kebuyutannya sedari dulu termasuk di PD I. Presiden Turki Ismet Inonu tetap memilih netral meski banyak tekanan dari Axis maupun Sekutu untuk berpihak ke salah satu kubu. Kesabarannya tidak berpihak pada siapapun menyebabkannya tidak diganggu negara dari kedua pihak. Turki hanya menyatakan perang kepada Jerman jelang berakhirnya masa perang. Pernyataan perang yang hanya bersifat diplomatis tersebut justru menyebabkannya menjadi salah satu dari 51 negara pertama yang menjadi anggota PBB.

Sikap netral dan manuver politik Presiden Ismet Inonu menyebabkan mereka berada pada posisi yang jauh lebih baik ketimbang saat kekalahannya di PD I.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun