Mohon tunggu...
Negara Baru
Negara Baru Mohon Tunggu... Freelancer - Tentang Saya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi Sudut Pandang Baru Negara Kita

Selanjutnya

Tutup

Politik

Di Persimpangan Jalan, Dilema RI Sambut New Normal

28 Mei 2020   19:48 Diperbarui: 30 Mei 2020   00:10 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
New Normal. gesuri.id

Sumber : Detik [Antara Bill Gates, Vaksin Virus Corona, dan Implan Microchip]

Kabar Bill Gates akan menggunakan micro chip dibenarkan oleh mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. Melalui pengacaranya Achmad Cholidin pada 22 April lalu, Siti Fadilah Supari mempertanyakan pernyataan Bill Gates yang telah menyiapkan vaksinasi corona sebanyak 7 miliar penduduk bumi. Bahkan uji coba telah pula ia lakukan. Padahal pembuatan vaksin memerlukan waktu yang tidak sebentar. Jika Bill Gates telah memiliki vaksin bukankah ini pertanda bahwa ia telah memiliki virus corona sebelum pandemi terjadi.

Ibu Siti Fadilah juga mempertanyakan strain negara mana yang Bill pergunakan untuk membuat vaksin. Padahal menurut para ahli di dunia, virus corona selalu bermutasi hingga kini. Terakhir, mengenai vaksin yang dilengkapi dengan microchip yang konon katanya digunakan untuk memantau orang yang memperoleh vaksin. Siti Fadilah mengingatkan bahwa kita tidak tahu efek dari microchip itu bagi tubuh. Lalu apakah microchip itu memang hanya dipergunakan sebagai penanda? Oleh karena itu, mantan menkes ini mengingatkan agar kita wajib waspada, sebab Bill Gates memiliki proyek ambisius yakni depopulasi dalam rangka mengatur populasi dunia.

Sumber : Liputan 6 [Cek Fakta: Eks Menkes Siti Fadilah Supari Sarankan RI Tidak Pakai Vaksin COVID-19 Bill Gates?]

Oleh karena itu, tidak semua teori konspirasi tentang Bill Gates dapat dikategorikan sebagai hoax. Semua masih berada di ranah abu-abu sampai ditemukan bukti selanjutnya.

Lantas apa kaitannya dengan penanganan Covid-19 di Indonesia?

Saat ini Indonesia tengah berada dalam masa transisi menyambut 'new normal'. Namun WHO mengingatkan kepada RI yang berencana melakukan pelonggaran. Perwakilan WHO untuk Indonesia N. Paranietharan pada 21 Mei lalu mengingatkan pemerintah harus memperkuat keandalan data jika ingin melonggarkan PSBB. Ia mengingatkan bahwa negara-negara di dunia termasuk Indonesia tengah berhadapan dengan kondisi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurutnya, penerapan protokol yang ketat dan deteksi virus menjadi syarat mutlak kehidupan normal yang baru.

Di sisi lain, salah satu alasan pemerintah mendorong New Normal di tengah pandemi adalah untuk menekan angka korban PHK. New normal juga diharapkan dapat menggerakkan kegiatan perekonomian yang laju pertumbuhannya terpuruk di Kuartal I 2020, yakni hanya 2,97 %.

Sementara demi menyambut new normal, WHO telah memberikan beberapa syarat. Secara garis besar, pemerintah suatu negara harus bisa mengendalikan penyebaran virus sebelum menerapkan new normal. Akan tetapi, kenyataannya, angka penularan virus corona di daerah yang dipersiapkan untuk menyambut new normal yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Gorontalo, masih tinggi. Berdasarkan data persebaran kasus corona Gugus Tugas Covid-19, keempat provinsi itu masih menunjukkan penambahan kasus positif yang cukup signifikan dalam dua pekan terakhir.

Sumber : CNBC Indonesia [Ini Peringatan WHO Buat RI yang Berencana Longgarkan PSBB]

Sumber : CNN indonesia [Kasus Corona Meningkat di 4 Provinsi Persiapan New Normal]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun