Mohon tunggu...
Negara Baru
Negara Baru Mohon Tunggu... Freelancer - Tentang Saya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi Sudut Pandang Baru Negara Kita

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kenapa Sih Negara Terus Ambigu Soal Mudik?

4 Mei 2020   19:39 Diperbarui: 5 Mei 2020   14:37 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Lagi-lagi esuk dele sore tempe. Dalam pepatah Jawa, kalimat itu mengacu pada karakter manusia yang tidak memiliki pendirian atau inkonsisten. Namun begitulah yang kini menjadi cerminan Pemerintah RI. Dalam hal ini terkait pelarangan mudik.

Telah kita ketahui bersama, pada 21 April lalu Presiden Jokowi akhirnya setuju untuk memberlakukan larangan mudik demi memutus rantai penyebaran Covid-19. Akan tetapi, pelarangan mudik oleh istana saat itu justru membuat masyarakat bingung. Sebab Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan yang unik demi menjawab pertanyaan media mengenai alasan baru dikeluarkannya larangan mudik meski sudah ada 900 ribu orang 'curi start' mudik sebelumnya. Pria asli Solo itu mengatakan bahwa mereka yang curi start itu pulang kampung dan bukan mudik.

Sumber : Tempo [Najwa Shihab Jelaskan Soal Pulang Kampung vs Mudik Jokowi]

Pernyataan dari Jokowi mendapat reaksi dari berbagai pihak, sebab pernyataannnya dapat menjadi bumerang yang membingungkan masyarakat. Buktinya dapat terlihat saat ada pemudik yang tertahan di Pelabuhan Merak. Salah satu pemudik itu mengetahui bahwa pemerintah telah melarang mudik, namun ia mengaku bahwa apa yang dilakukannya sebagai 'pulang kampung'.

Sumber : Republika ['Saya Nggak Mudik, Hanya Pulang Kampung']

Meskipun begitu, larangan mudik akhirnya berjalan dan tertuang melalui Permenhub Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Musim Mudik Idul Fitri 1441 H dalam rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19. Mereka yang membandel dan tetap mudik atau pulang kampung dengan tegas diminta untuk balik arah, tak tanggung-tanggung, jumlahnya sudah mencapai 23 ribu kendaraan. Sehingga tren mudik pun berangsur-angsur menurun. Artinya, potensi penyebaran virus corona ke daerah lainnya juga akan ikut menurun.

Tapi mengapa, setelah lebih dari 1 minggu aturan larangan mudik berjalan, istana, dan Kemenhub malah mewacanakan untuk memberikan pelonggaran?

Pada 1 Mei 2020 Jubir Kemehub Adita Irawati mengatakan, kendati larangan mudik masih berlaku, namun pemerintah kemungkinan akan memperbolehkan perjalanan mendesak demi keberlangsungan aktivitas ekonomi. Oleh karena itu, Kemenhub akan Menyusun aturan turunan dari Permenhub Nomor 25 Tahun 2020 berupa Surat Edaran Dirjen.

Lewat aturan turunan itu, Kemenhub akan menyediakan transportasi penumpang secara terbatas yang tetap memenuhi protokol kesehatan. Surat edaran Dirjen nantinya akan mengatur kegiatan transportasi baik darat, laut, maupun udara bagi masyarakat yang akan berpergian dengan kebutuhan yang penting dan mendesak.

Usut punya usut, ternyata rencana pelonggaran aturan mudik ini datang dari istana sendiri. Saat rapat terbata, Presiden Jokowi meminta agar Kemenhub mengkaji kembali kebijakan penutupan penerbangan penumpang dalam negeri. Jokowi beralasan bahwa ada laporan di daerah tentang distribusi bahan pokok yang terhambat karena pembatasan transportasi udara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun