Mohon tunggu...
Negara Baru
Negara Baru Mohon Tunggu... Freelancer - Tentang Saya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi Sudut Pandang Baru Negara Kita

Selanjutnya

Tutup

Money

Haji 2020 Batal, 126 Ribu Jemaah Lunas Bisa Rush

7 April 2020   13:38 Diperbarui: 7 April 2020   21:15 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka mari kita anggap tiap jemaah harus membayar USD 1000 per orangnya untuk naik haji yang berarti jemaah membayar sebesar Rp 15 juta. Hedging adalah nilai haji per orang untuk harga Dollar yang diproyeksikan pada bulan Juli 2020 setelah penandatanganan kontrak Bulan April 2020. Dari kontrak hedging valas ini saja penyedia jasa haji telah mendapatkan laba per jemaah sebesar Rp 1 juta. Apabila kita asumsikan ada 1 juta jemaah haji Indonesia untuk tahun 2020, maka penyedia jasa haji mendapatkan Rp 1 Triliun.

Namun tentunya penyedia jasa haji menginginkan keuntungan tidak hanya dari hedging valas. Asumsikan dari Rp 14 Triliun yang disetor jemaah, yang benar-benar digunakan untuk ke Arab Saudi sebesar Rp 10 Triliun, maka penyedia jasa haji akan mendapatkan laba sebesar Rp 5 Triliun. Lantas uang Rp 5 Triliun itu digunakan untuk apa? Apabila tiba-tiba Arab Saudi membatalkan Haji di tahun 2020, mampukah para penyedia jasa haji mengembalikan dana jemaah? Pada kasus First Travel saja sudah kelabakan.

Sehingga ketika dilakukan rush dana haji, maka Indonesia bisa saja collapse tak lama sesudah itu, yakni pada Agustus 2020. Siapa yang mau membayar dana Rp 5 Triliun? Negara? Negara saja sedang kocar kacir keuangannya akibat proyeksi resesi global dan pandemi corona. Padahal ini masih dengan asumsi uang yang dibayarkan jemaah sebesar Rp 15 juta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun