Pemberlakuan lockdowon disebabkan kedua daerah tersebut memiliki penyebaran Covid-19 terparah di AS. Bahkan Kasus Virus Covid-19 di New York mencapai 15.168 kasus, 114 di antaranya telah merenggut nyawa.
Efek dari lockdowon tersebut yakni pegawai pemerintah maupun swasta yang tidak esensial harus bekerja dari rumah masing-masing. Semua kegiatan di luar ruangan, dilarang. Bisnis-bisnis yang tidak esensial harus tutup. Apabila tetap dibuka, maka siap-siap mendapatkan denda dari pemerintah.
Uniknya, Presiden AS yang juga pengusaha swasta mendukung lockdown yang diambil kedua negara bagian tersebut.
Sumber : Liputan 6 [Gubernur New York Perintahkan Lockdown Akibat Corona COVID-19]
Kita bisa duga, pemerintah kedua negara bagian menerapkan lockdown karena masih banyak pihak swasta yang membandel, menyebabkan terjadinya keramaian, hingga akhirnya penyebaran Covid-19 tak terbendung.
Apakah Indonesia, khususnya Jakarta harus mengambil kebijakan yang serupa? Tentu apabila pihak swasta tak juga menggubris imbauan social distancing, maka penyebaran Covid-19 di Jakarta akan terus meningkat drastis.Â
Ketika sudah sangat parah, maka mau tak mau pemerintah akan menerapkan lockdown. Apakah harus dipecut terlebih dahulu biar paham? Atau memang sebenarnya tak ada sifat humanis dari pihak-pihak swasta ini. AS sebagai negara yang sangat kapitalis saja pada akhirnya memberlakukan lockdown di beberapa negara bagiannya demi kemaslahatan rakyat.
Di tengah wabah corona seperti ini kita bisa lihat perbedaan antara pihak yang berideologi kapitalis murni dengan pihak kapitalis yang humanis.
Pihak swasta di Indonesia yang tetap memaksa karyawannya bekerja di kantor, tetap membuka gerai-gerai restorannya, tetap membuka kafe-kafe dan mall, bahkan memotong atau tidak menggaji karyawan yang mengikuti ajakan social distancing saat kondis pandemi seperti ini, adalah kapitalis murni. Kalian hanya mementingkan uang dan keuntungan, tak ingin merugi, dan menganggap pekerja sebagai sapi perah yang dapat dikuras sampai mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H