Mohon tunggu...
Negara Kertagama
Negara Kertagama Mohon Tunggu... -

Tukang Mebel

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pak Jokowi Awas BBM Jadi Jebakan Badman

10 Oktober 2014   01:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:40 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah skor 5-0 yang terjadi hari hari ini saya dan mungkin sebagian besar rakyat Indonesia mulai was was dengan perkembangan politik terkini. Kami berharap sebagai rakyat setelah pilpres terjadi kestabilan kok sepertinya susah. Dan sepertinya ada mereka yang pernah berprestasi menumbangkan presiden terlihat bernafsu sekali ingin mengulang prestasinya itu. Dalam beberapa kesempatan malah mengungkapkan secara gamblang keinginan mengulang prestasinya dan aktor aktor nya sebagaian hampir sama. Sebenarnya saya pribadi tidak terlalu pusing dengan siapapun yang menang tetapi kalau terjadi ketidak stabilan yang dipelihara tentunya tidak baik.

Oleh karena itu kami mohon kepada bapak Jokowi dan teamnya, serta mereka yang bisa memberi masukan secara langsung kepada pak Jokowi dan team agar bersabar dulu dan menahan diri menghadapi kekalapan ini.

Khusus untuk masalah BBM mohon super super hati hati karena masalah ini akan menjadi santapan yang empuk. Bapak tidak naikkan pasti ditagih tagih dan digertak anggaran tidak cukup. Jika dinaikkan ibarat bapak memberi bensin kepada koalisi kalap. Saat ini koalisi pendukung masih sangat lemah sedangkan pembuktian kerja pak Jokowi masih ditunggu rakyat. Jika menaikkan BBM dalam waktu dekat ini maka koalisi kalap akan girang sekali.

Alternatif Naikkan Pajak Mobil.

Saya yakin dari team pasti banyak solusi baik untuk tidak menaikkan bbm, saya usulkan untuk menaikkan pajak mobil tahunan jadi bukan hanya mobil baru saja. Dengan jumlah mobil aktif hampir 13-14 juta unit ditambah +/- 40 juta motor seandainya pajak mobil dinaikkan 2 juta dan motor 500 ribu pertahun untuk alokasi menutup subsidi bbm.

Kenaikkan ini berbeda dengan kenaikkan harga bbm secara langsung dan langsung berefek kesemua orang, jika kenaikkan pajak itu sesuai masa yang berlaku stnk maka tidak terkena efek serentak juga. Jadi efeknya tidak sebesar kenaikkan bbm secara langsung.

Jadi disini ada dua hal yang dicapai yaitu

"Tidak menaikkan BBM sekaligus menurunkan subsidi BBM"

Untuk angkutan umum dan barang pajak kendaraan bila perlu dikurangi atau dinolkan untuk kendaraan umum yang memenuhi standar kenyaman misalkan angkutan umum yang berAC dan beremisi rendah boleh bebas pajak.

ENERGI ALTERNATIF.

untuk hal tersebut supaya langsung diterjemahkan dengan bebas pajak bagi mobil dan motor hybrid atau listrik.

CEK PERBATASAN DAN PENYELUNDUPAN BBM

Saya masih yakin banyak kebocoran terhadap subsidi saat ini ditandai dengan banyaknya aparat yang berebut jatah terhadap bbm subsidi ini. Untuk pabrik sebaiknya harga listrik jangan ditinggikan jadi pabrik akan membeli listrik penuh ke pln.Jikakapasitas listrik tidak cukup ini yang menyebabkan kekacauan penyaluran.

Teknis pengawasan kami percaya memang sulit karena ada disparitas yang sangat besar yang bisa dimainkan, cuma disini lah saya percaya jika diawasi ketat maka subsidi bisa diatur.

Untuk awal ini kemungkinan bapak Jokowi perlu untuk segera menambah hutang karena seperti halnya perusahaan cash on handnya sudah dihabiskan sebisa bisanya. Jadi sementara idealisme dan fleksibilitas terhadap situasi mohon jadi pertimbangan.

Semoga dengan berlalunya waktu bisa mendinginkan saudara saudara yang sedang kalap. Sering sering aja pak diajak makan siang sambil diajak minum air kendi supaya kalapnya sembuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun