Semesta raya terkonversi dalam langgam bahasa dan ragam rasa menjadi pengetahuan, ilmu dan kesadaran. Dengan pengetahuan; mengetahui, dengan ilmu; mengerti dan dengan kesadaran; memaknai.Â
Pengetahuan merupakan bagian esensial eksistensi manusia. Pengetahuan bagian dari common sense dengan referensi dan asumsi. Pengetahuan diperoleh melalui treatment trial and error dan repetisi. Pengetahuan tak lain persepsi subyektif terhadap obyek realitas dan domain entitas dengan kesadaran tertentu.Â
Akumulasi pengetahuan dan kesadaran yang sistematis, logis dan empiris disebut Ilmu. Ilmu menjawab "intellectual curiosity" manusia. Ilmu dasar berkreasi, berinovasi serta berimprovisasi. Ilmu mendiferensiasi dari genus lainnya sebagai hayawan nathiq.
Pengetahuan dan ilmu mengaktifkan fikiran dan akal dalam kesadaran inderawi dan non inderawi. Dua jalur yang kelihatan berbeda secara diametral tetapi bermuara pada domain yang sama; kesejatian eksistensi dan esensi.Â
Tela'ah orisinalitas eksistensi dan esensi, telah menjadi "centre of gravity" bagi analisis filsafat tinggi. Bagi kaum "peripatetik," eksistensi dan esensi di-approach intelektual semata. Hal yang sama dipakai oleh penganut "illumination" dengan kompliment penyucian jiwa.Â
Bagaimana sesuatu mengada "being" dan menjadi "becoming" kerap didekati dengan interpolasi peripatetik dan ektrapolasi iluminasi. Theorema, silogisma, aksioma, postulat, dalil, dan lainnya merupakan algoritma ekspresi bagi logika. Demikian; intuisi, inspirasi dan "khatir" elemen pengetahuan untuk hati.
Intelektual ilmuan dan intelegensia cendikiawan terkait erat dengan mindset yang bersifat universal. Integrasi "bashar" dan "basyirah" menuntun manusia menjadi "ulul albab" menggapai kebenaran sejati. Wallahu'alam
Pasee, 26 Rabiul akhir 1445
#NGz #NGzLine #NGzLens
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H