Mohon tunggu...
Dwi Setyo Harjanto
Dwi Setyo Harjanto Mohon Tunggu... Lainnya - Segala sesuatu berubah, kalau ngga mau ketinggalan maka kejarlah

Relawan Gerakan Kemanusiaan dan Solidaritas Bagi Sesama)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bagong Bayar Pajak

22 September 2021   17:01 Diperbarui: 22 September 2021   17:03 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber dari tribunnews.com

"Baik." Bagong segera menempelkan KAW elektronik miliknya, dan seketika itu juga terdengar bunyik "tiiiittt" pada mesin. Tak lama kemudian muncul data-data Bagong di layar yang kira-kira sebesar kertas A4. Di layar itu terdapat nama, NIK, alamat, dan jenis kendaraan apa saja yang Bagong miliki.

"Nah.. Pak Bagong tinggal pilih mau pajak kendaraan yang mana, nih?" Mas Anabrang menunjuk daftar kendaraan yang saya miliki yag muncul di layar mesin itu.

"Sepeda motor yang ini mas" Kata Bagong sambil menunjuk di layar

"Baik. Silakan Pak Bagong pencet saja, nanti akan kertas bukti pendaftaran Bapak."

Dan benar saja, ketika Bagong menekan layar touch screen untuk memilih kendaraan yang akan Bagong bayar pajaknya, keluar kertas sebesar kertas struk ATM, namun agak besar sedikit. Di atas kertas itu tercantum nama dan jenis kendaraan yang akan Bagong bayar pajaknya.

"Sekarang Pak Bagong silakan menuju loket 1 di sebelah sana, nanti Bapak akan diberikan map plastik untuk menaruh KAW dan SBP Bapak. Yang asli ya Pak, karena sudah tidak memerlukan foto copy." Mas Anabrang tersenyum lagi sambil mengacungkan jempolnya.

"Asyiiaapppp, Mas" baru di moment ini kami berdua tertawa hampir berbarengan.

Proses selanjutnya Bagong lakukan sendiri. Karena ternyata sangat mudah dan nyaman. SBP dan KAW asli ia masukkan di map plastik dan kemudian ia serahkan di loket 1. Kemudian Bagong diminta menunggu di loket 4 yang merupakan loket pembayaran. Loket ini sejatinya adalah loket bank milik pemerintah Kota Praja yang memang selama ini menjadi tujuan pembayaran pajak kendaraan bermotor.

Bagong sudah menunggu kira-kira 40 menit ketika akhirnya nama ia dipanggil melalui pengeras suara. Bagong bergegas menuju loket 4 dan melakukan pembayaran.

"lima menit lagi, berkas Bapak sudah bisa diambil di loket pengambilan ya Pak" Mbak-mbak manis bersanggul anggun di loket 4 memberikan informasi selanjutnya. Ternyata kekagetan Bagong yang tadi masih berlanjut. Biasanya, pada sistem yang lama, Bagong dan warga negara Kota Praja masih harus menunggu hingga Pkl. 13.00 untuk bisa mengambil berkas asli dan tanda sudah pajak kendaraan. Lha ini... hanya butuh waktu 5 menit dari pembayaran di loket 4. Wowww..... Tidak ada kertas sama sekali. KAW elektronik pun jadi jelas fungsinya sesuai namanya. Tinggal tempel di reader sudah otomatis terdaftar dalam antrian. Tinggal memilih kendaraan mana yang akan dibayarkan pajaknya.

******

Bagong terbangun oleh alarm smartphone di samping tempat tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun