Mohon tunggu...
Nechin Rilus
Nechin Rilus Mohon Tunggu... Relawan - Aktivitis Kebenaran

Simple Life

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Lepas Kecanduan Konsumsi Gula dan Garam

31 Juli 2024   06:04 Diperbarui: 31 Juli 2024   06:39 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecanduan terhadap gula dan garam dapat terlihat melalui sejumlah tanda yang mencolok. Memahami tanda-tanda ini sangat penting untuk mengetahui apakah seseorang telah terjebak dalam pola konsumsi yang tidak sehat. Sebagian besar orang mungkin tidak menyadari bahwa kebiasaan makan yang mereka miliki dapat menandakan adanya kecanduan.

Tanda awal yang sering muncul adalah keinginan yang kuat untuk mengonsumsi makanan manis atau sangat asin, bahkan ketika tubuh tidak membutuhkan asupan tersebut. Pengonsumsian gula dan garam yang berlebihan sering kali membuat seseorang merasa tidak puas, sehingga mereka terus mencari makanan dengan rasa yang sama.

Selain itu, perubahan suasana hati juga dapat menjadi indikator. Ketika seseorang tidak mendapatkan asupan gula atau garam yang diinginkan, ia mungkin merasa gelisah, cemas, atau bahkan marah. Dalam kondisi ini, makanan manis atau asin sering kali dijadikan sebagai pelarian untuk meningkatkan mood dan meredakan stres.

Penting untuk mengenali dan menanggapi tanda-tanda ini agar bisa mengambil langkah untuk memperbaiki pola makan yang lebih sehat.

3.1 Gejala Fisik dan Mental

Kecanduan gula dan garam sering kali menampakkan gejala fisik dan mental yang dapat mengganggu keseimbangan hidup seseorang. Secara fisik, seseorang mungkin mengalami peningkatan berat badan akibat konsumsi gula dan garam berlebih, yang dapat berkontribusi pada penyakit jantung, diabetes, dan hipertensi. Selain itu, gejala lain seperti rasa lelah, ketidaknyamanan pencernaan, dan kulit yang buruk juga dapat muncul sebagai respons tubuh terhadap kelebihan asupan zat-zat berbahaya ini.

Dari segi mental, kecanduan gula dan garam dapat memicu perubahan suasana hati, seperti kecemasan atau depresi. Sering kali, konsumen mengalami candu yang sama terhadap makanan tertentu yang kaya akan gula dan garam, yang mengakibatkan keinginan yang kuat untuk mengonsumsinya secara berulang, meskipun mereka tahu akan dampak negatif yang ditimbulkan. Kecanduan ini dapat mengganggu kualitas hidup dan mengurangi kemampuan individu untuk berinteraksi sosial dengan baik.

3.2 Perilaku Konsumsi yang Mencolok

Kecanduan gula dan garam sering kali ditandai dengan perilaku yang mencolok dalam pola konsumsi sehari-hari. Individu yang mengalami kecanduan ini sering kali merasa sulit untuk menahan diri dari makanan yang tinggi kandungan gula atau garam, bahkan ketika mereka tahu bahwa konsumsi berlebihan dapat berdampak negatif bagi kesehatan.

Salah satu perilaku yang umum adalah keinginan kuat untuk terus-menerus mencari makanan manis atau asin, sering kali sebagai cara untuk meredakan stres atau meningkatkan suasana hati. Ini bisa terlihat dalam kebiasaan ngemil, di mana seseorang mungkin memilih makanan ringan manis, seperti permen atau kue, di antara waktu makan.

Selain itu, kesulitan dalam menolak makanan yang mengandung gula dan garam meskipun kenyang juga merupakan tanda perilaku konsumsi yang mencolok. Misalnya, seseorang mungkin tetap melanjutkan konsumsi camilan berkalori tinggi sambil menonton televisi, bahkan setelah mengonsumsi makanan utama. Perilaku ini menunjukkan betapa kuatnya daya tarik dari gula dan garam, yang sering kali sulit diatasi tanpa kesadaran dan usaha yang sadar untuk mengubah kebiasaan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun