Joseph L. Badaracco, seorang profesor di Harvard Business School menggunakan novel untuk mengajar mahasiswanya. Beliau antara lain menggunakan novel “The Secret Sharer” untuk menolong mahasiswanya memahami permasalahan kepemimpinan, pengambilan keputusan dan penilaian moral.
Dalam hampir semua novel, ada seseorang yang mengambil inisiatif dan menjadi pemimpin. Mereka mungkin bukan pemimpin yang heroik. Biasanya jenis kepemimpinan yang tidak terlihat, seseorang yang berada di belakang layar. Dari kisah yang kita baca kita dapat mempelajari apakah tokoh tersebut mengambil keputusan dengan benar. Apakah mereka memiliki konsep diri yang tepat? Apakah ada solusi yang lebih baik? Apa alasan di balik apa yang mereka lakukan?
“Literatur menolong para mahasiswa untuk mendapat pandangan yang lebih realitis daripada banyak buku bisnis ketika berbicara tentang hal-hal yang diperlukan dalam kepemimpinan,” lanjut profesor Joseph L. Badaracco.
Melihat manfaat yang luar biasa dari membaca novel, saya kembali semangat dan tidak lagi menganggap novel sebagai bacaan yang memboroskan waktu. Kini saya sudah menyelesaikan Negeri 5 Menara, dan sedang membaca The Da Vinci Code, karya Dan Brown, sebuah novel yang memicu kontroversi sepuluh tahun lalu. Saya sudah lama membaca buku-buku lain yang menanggapi novel ini, sementara novelnya sendiri belum pernah saya baca. Tidak ketinggalan, novel-novel Pramoedya Ananta Toer, Gabriel García Márquez, dan Stephen King sudah saya catat dalam daftar bacaan selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H