Mohon tunggu...
Necholas David
Necholas David Mohon Tunggu... Editor - Editor

"Nico", tinggal di Malang. Berpikir untuk Menulis; Menulis untuk Berpikir.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bola Lampu Pijar, 135 Tahun Penemuan yang Mengubah Dunia

22 Oktober 2014   15:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:08 4241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Saya bukan gagal 10.000 kali. Saya tidak gagal satu kali pun. Saya berhasil membuktikan bahwa ada 10.000 cara yang keliru. Ketika saya telah mengetahui cara-cara yang keliru, akhirnya saya akan menemukan sebuah cara yang benar.”

Dengan begitu banyaknya paten yang dihasilkan oleh Thomas Alva Edison (2332 paten dalam berbagai penemuan), saya percaya dia tidak bicara secara harafiah melakukan 10.000 kali kegagalan dalam usaha menemukan bola lampu pijar. Bahkan, saya tidak yakin dia menghitung dengan persis berapa kali dia mencoba. Yang jelas, dia melakukannya dengan usaha yang keras dan terus-menerus hingga akhirnya berhasil.

Usaha dan ketekunan Thomas Alva Edison tidak sia-sia. Kini seluruh dunia dapat menikmati “siang yang lebih panjang” berkat penemuannya, meskipun kini bola lampu pijar mulai digantikan oleh lampu hemat energi, dan dalam perkembangan terakhir muncul lampu LED.

Kita patut bersyukur zaman ini kita memiliki sumber cahaya buatan yang membuat hidup lebih mudah dan nyaman. Dunia yang terang benderang saat ini dapat membuat kita terlena dan melupakan arti pentingnya penemuan ini. Mungkin kita baru menyadarinya ketika listrik padam. Mungkin kita juga patut bersyukur bahwa kondisi listrik di Indonesia yang umumnya masih byar-pet justru membuat kita makin menghargai karya Thomas Alva Edison ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun