Mohon tunggu...
Guinea Utami
Guinea Utami Mohon Tunggu... Psikolog - From amateur Try to be good author

22yo. Psychology Student

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kondisi Kesejahteraan Psikologis Wanita Berperan Ganda

15 Juni 2021   10:13 Diperbarui: 15 Juni 2021   12:26 1823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alaminya ibu memiliki peran sebagai penjaga dan pendidik anak untuk menjadi generasi yang cerdas. Selain itu, ibu juga bertugas untuk mengurus suami serta segala kebutuhan rumah tangga. 

Lalu, bagaimana pula apabila ibu merangkap tanggung jawab dua peran sekaligus sebagai ibu rumah tangga dan wanita karier? Ya, fenomena ini sudah banyak terjadi pada kaum wanita yang sudah berumah tangga namun tetap memilih untuk bekerja di luar demi menghidupi kebutuhan ekonomi keluarga atau sekedar menyalurkan minat pada profesi. 

Karir sendiri merupakan profesi yang ditekuni secara serius untuk mencapai status setinggi-tingginya dalam organisasi dan untuk penghidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, tidak semua wanita yang bekerja diluar rumah disebut sebagai wanita karir.

Dua peran ini tentulah tidak mudah dijalani dikarenakan harus membagi waktu antara mengurus pekerjaan di kantor dan urusan rumah tangga ditambah lagi dalam pengasuhan anak. Tidak jarang juga ditemui banyak konflik dalam mengatur waktu dan terkadang wanita memilih untuk resign dari pekerjaanya. 

Para wanita atau ibu yang menjalani dua peran ini biasa dijuluki sebagai supermom, karena harus mengemban tanggung jawab yang lebih besar daripada ibu yang hanya sebagai full-time housewife. 

Problema ini tentulah sangat menarik untuk dipandang terutama dalam ilmu psikologi terutama bagaimana gambaran kesejahteraan psikologis ibu yang mengalami peran ganda.

Source: Bernas.id
Source: Bernas.id

Konsep kesejahteraan psikologis ini pertama kali dicetuskan oleh Neugarten pada tahun 1961. Ryff (1989) menyatakan bahwa kesejahteraan psikologis merupakan keadaan seseorang dimana bebas dari tekanan ataupun beban mental, memiliki pandangan positif dan tujuan hidupnya, mampu berhubungan baik dengan orang lain dan mengatur tindakan sesuai dengan tujuan hidup yang sudah ditetapkannya. 

Maka dapat disimpulkan bahwa, kesejahteraan psikologis menggambarkan keadaan mental yang sehat serta mempengaruhi aspek-aspek lain dalam kehidupan seseorang. Sebagai seorang ibu yang menjalani dua peran, sejahtera secara psikologis akan mempengaruhi keyakinan ibu dalam mengasuh dan mendidik sehingga dapat meningkatkan perkembangan positif dari anak-anaknya serta dapat menjalani pekerjaan dalam karirnya dengan baik .

Source: HaloDoc
Source: HaloDoc
Menurut penelitian kuantitatif  yang dilakukan pada 60.799 wanita menunjukkan bahwa ibu yang tidak bekerja atau full-time housewife lebih banyak mengalami emosi negatif dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Hal ini ditunjukkan dengan persentase ibu yang tidak bekerja mengalami 41% kecemasan, sementara ibu yang bekerja hanya 34%. 

Stress juga terjadi dengan persentase 50% pada ibu yang tidak bekerja, sementara 48% untuk ibu yang bekerja. Kemarahan ditemukan pada 19% ibu rumah tangga namun hanya 14% pada ibu yang bekerja. Hasil dari penelitian ini menambah fakta baru bahwa ibu yang tidak bekerja memiliki kecendrungan depresi yang lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang bekerja.

Penulis kemudian tertarik juga untuk melakukan penelitian secara kualitatif dengan studi kasus fenomenologi kepada tiga orang narasumber. Tiga orang narasumber tersebut diwawancarai dan dilakukan observasi untuk mengambil data. Hasil menunjukkan bahwa narasumber 1 (ES) yaitu wanita berusia 48 tahun yang bekerja sebagai juru masak di sebuah hotel serta memiliki tiga orang anak memiliki kesejahteraan psikologis yang lebih positif karena dapat menerima dirinya, memiliki hubungan positif dengan orang lain, otonomi yang baik dalam mengambil keputusan, mampu menguasai lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup yang terarah, mampu bertumbuh secara personal. Sementara itu kedua narasumber lain juga menunjukkan hal yang serupa.

Pada narasumber 2 (NIR) menunjukkan kesejahteraan psikologi yang lebih positif karena mampu untuk menerima dirinya menjadi ibu rumah tangga sekaligus wanita karir. NIR berpendapat bahwa menjadi wanita karir dan ibu rumah tangga tidak menghambatnya untuk terus berhubungan dengan orang lain sehingga NIR memiliki hubungan yang baik dengan orang lain. 

NIR juga mempunyai tujuan hidup yang diinginkannya serta berusaha agar tujuan tersebut terwujud. NIR memandang hidup secara positif dan selalu bisa mengambil hikmah dari perjalan hidup yang telah ia jalani. 

Narasumber 3 (EA) menunjukkan hasil kesejahteraan psikologis yang juga sangat positif. Hal ini ditunjukkan dari EA mampu menerima dirinya, memiliki hubungan positif dengan orang lain, otonomi yang baik dalam pengambilan keputusan, mampu bertumbuh secara personal, serta mampu menguasai lingkungan dan memiliki tujuan hidup yang terarah.

Dapat disimpulkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan bahwa wanita yang memiliki peran ganda menunjukkan kesejahteraan psikologis yang baik dan lebih positif. Hal ini mendukung penelitian terdahulu bahwa wanita yang berperan ganda lebih banyak mendapatkan emosi yang positif karena mampu membangun relasi dengan duni luar sehingga dapat melakukan coping stress yang baik meskipun harus mengemban tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan ibu rumah tangga atau full-time housewife. Hal ini dikarenakan ibu rumah tangga atau full-time housewife cenderung sulit mengungkapkan kebahagiaan, lebih sedikit menunjukkan emosi positif dan sulit untuk coping stress karena tidak banyak memiliki relasi dengan dunia luar.

Kembali lagi pada pilihan Anda, menjadi full-time housewife atau menjalani dua peran yaitu ibu rumah tangga sekaligus wanita karir adalah hal yang sama-sama mulia dijalankan oleh wanita asal mampu mengatur tugas dengan baik. Apabila Anda memilih untuk menjalani dua peran itu maka sangat diperlukan komitmen yang kuat. 

Dalam pengasuhan tak sedikit pula wanita karir yang memilih untuk membayar pengasuh dalam mengurus anak dan mungkin dampak negatifnya adalah kurang adanya hubungan yang dekat antara anak dengan Anda. Oleh karena itu, sesibuknya Anda dalam pekerjaan tetaplah untuk meluangkan waktu untuk keluarga terutama dalam mendidik dan mengasuh anak agar semakin erat ikatan. 

Selain manajemen waktu, manajemen stress juga sangat diperlukan untuk tetap menjaga kesejahteraan psikologis yang baik. Selalulah tetap berpikir positif dan jangan pernah membawa masalah Anda di kantor ke rumah, begitupun sebaliknya.

Writer: Guinea Utami, Syifa Salsabila, dan Raysha Agustina

Referensi:

Junaidi, H. (2017). Ibu Rumah Tangga: Streotype Perempuan Pengangguran. An Nisa’a, 12(1), 77-88.

Djamaluddin, A. (2018). Wanita Karier dan Pembinaan Generasi Muda. AL-MAIYYAH: Media Transformasi Gender dalam Paradigma Sosial Keagamaan, 11(1), 111-131.

Astuti, A. W. W. (2013). Peran Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).

Muamar, A. (2019). WANITA KARIR DALAM PRESPEKTIF PSIKOLOGIS DAN SOSIOLOGIS KELUARGA SERTA HUKUM ISLAM. Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak, 1(1), 21-37.\

Meriko, C., & Hadiwirawan, O. (2019). KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PEREMPUAN YANG BERPERAN GANDA. Seurune Jurnal Psikologi Unsyiah, 2(1), 68-99.

Hanurawan, F. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu Psikologi. Surabaya. KPKM Universitas Airlangga.

Apsaryanthi. Ni Luh Komang & Lestari Made Diah. Perbedaan Tingkat Psychological Well-Being Pada Ibu Rumah Tangga Dengan Ibu Bekerja Di Kabupaten Gianyar. Jurnsl Psikologi Udayana. 4 (1),110-118.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun