Autis Spectrum Disorder
Apasih yang dimaksud dengan Autis Spectrum Disorder (ASD)? Seorang psikiater dari Swiss bernama Eugene Beleuler (1908-1911) pertama kali menggunakan istilah autism saat mengamati ciri-ciri khusus yang terdapat pada penderita skizofrenia dewasa. Berasal dari kata “autos” yang memiliki arti sendiri, sebutan tersebut menggambarkan ciri individu yang menarik diri dari lingkungan sekitar sehingga terlihat seperti hidup dalam dunianya sendiri.
Autism merupakan gangguan pada perkembangan saraf yang bersifat turunan atau genetik dan heterogen dengan dasar ciri kognitif serta sering kali terjadi bersama dengan kondisi lainnya (Lord et al, 2020).
Untuk dapat ditetapkan sebagai ASD, perlu dilakukan diagnosis oleh profesional. Berdasarkan standar DSM-V (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition), anak dengan spketrum autis ditandai dengan gangguan komunikasi dan interaksi sosial, perilaku berulang, dan minat terbatas. Pada umumnya, anak dengan spektrum autis sering mengacuhkan suara, penglihatan, maupun kejadian yang melibatkan sang anak. Lalu bagaimanakah perkembangan sosial emosional pada anak spectrum autis?
Teori Kepribadian Erik Erikson
Erik Erikson adalah psikolog dan juga anak didik dari Sigmund Freud yang seorang psikoanalitik. Erikson mengemukakan istilah psikososial dalam kaitannya dengan perkembangan manusia. Ia mendefinisikan psikososial sebagai perkembangan yang memiliki kaitan dengan emosi, motivasi dan perkembangan pribadi manusia dari lahir hingga meninggal. Individu dibentuk oleh pengaruh sosial yang berinteraksi dengan suatu organisme sehingga menjadikan individu matang baik dalam hal fisik maupun psikologis.
Perlakuan dan bimbingan orang tua terhadap anak akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosialnya dalam aspek kehidupan dan juga norma masyarakat yang berlaku. Proses bimbingan dari orang tua tersebut dikenal sebagai kegiatan sosialisasi. Sosialisasi merupakan proses bimbingan belajar anak pada perkembangan kepribadian sosial agar dapat menjadi bagian dari masyarakat yang mampu bertanggung jawab.
Menurut Erikson, suasana dalam keluarga berpengaruh terhadap perkebangan kepribadian anak. Anak yang tumbuh dalam suasan keluarga yang baik dan sehat aka melahirkan anak dengan kepribadian baik yang percaya dengan lingkungan sosialnya. Hal ini merupakan dasar dari perkembangan kepribadian yang stabil, percaya diri, sehat, dan mampu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.
Perkembangan Keterampilan Sosial Emosional pada Anak Spektrum Autis
Keterampilan sosial adalah keterampilan yang memiliki kaitan dengan hubungan atau interaksi individu dengan kehidupan bermasyarakatnya. Keterampilan sosial adalah suatu usaha dalam berinteraksi baik berupa bertingkah laku maupun komunikasi dengan orang lain dan lingkungan sekitar.
Namun, anak dengan spektrum autis kurang dalam hal menunjukkan ketertarikan berinteraksi sosial. Anak spektrum autis memiliki kekurangan dalam mempertahankan kontak mata dan kerap tidak menunjukkan perubahan ekspresi wajah.